Bab 12

Maria membawa Edward ke sebuah ruangan tersembunyi di sudut panti asuhan. Tempat itu merupakan tempat rahasia mereka selalu bertemu.

"Apa yang Kamu lakukan Maria. Ini masih siang, matahari belum tenggelam. Kita masih tidak boleh melakukan hal yang enak-enak disini,"Edward berbicara dengan tersipu malu

Maria langsung mencubit lengan Edward dengan gemas,"apa yang Kamu pikirkan!dasar mesum!"

Edward terkekeh melihat reaksi lucu Maria,"kenapa, Sayang? kenapa Kamu mengajakku kesini? Kamu tahu sendiri'kan aku baru saja menerima tamu penting, yaitu donatur terbesar panti asuhan ini,"

"Iya aku tahu, tapi apa Kamu benar-benar tidak tahu tentang Tuan Muda dan Felysia,"

Edward mengerutkan kening dan dagu bagian bawah. Dia tampak berpikir keras namun tidak menemukan jawabannya.

"Maksud mu apa? mana mungkin Tuan Muda ada hubungan dengan Felysia. Tuan Muda yang sejak remaja sekolah di luar negeri sedang Felysia selalu berada di sekitar panti asuhan. Mana mungkin mereka jadi terhubung? jangan aneh-aneh, Maria,"

"Bukan aku yang aneh, tapi ini kebetulan. Tunggu dulu apa ini takdir yang sudah digariskan untuk mereka?"

"Apa maksudmu Maria? Aku sama sekali tidak mengerti. Tolong jelaskan padaku,"

"Kamu ingat siapa yang Kamu suruh menjemput Tuan Muda saat pulang dari luar negeri karena Kamu sedang kewalahan mengerjakan tugas dari Tuan Besar?"

"Ingatlah, Si Richard. Memang kenapa dengan Richard? apa dia buat ulah sebelum aku habisi?"

"Kamu tahu apa yang di alami Tuan Muda? kamu tahu kenapa Tuan Muda tidak pulang ke rumah justru ke hotel?"

"Sudahlah Maria, kasih tahu langsung saja jawabannya. Jangan sepenggal-sepenggal, Aku jadi bingung mengingat-ingat kejadian yang sudah lama ingin aku lupakan,"

"Sudah jangan bawel jawab saja dulu pertanyaanku,"

"Dasar cewek! selalu saja tidak mau mengalah,"

"Sudah, jawab saja,"

"Seingat ku, Tuan Muda tidak pulang karena dijebak Richard untuk tidur di hotel,"

"Menurutmu Richard hanya menidurkan Tuan Muda di kamar hotel hanya untuk tidur?"

"Tidak mungkinlah! Aku tahu betul siapa Richard. Dia pasti menyiapkan anak gadis untuk memberi penghiburan pada Tuan Muda sebelum pada akhirnya di peras,"

"Apa Kamu tahu siapa cewek itu?"

Edward menggelengkan kepalanya dan sedikit ragu untuk bertanya,"bukan Kamu kan?"

Maria melayangkan pukulan gemas pada kekasihnya itu. Edward meringis menampilkan senyum menggoda.

"Aku sedang bicara serius Edward,,,sedang tidak ingin bercanda,"Maria berkata setengah berteriak tapi dia tahan karena takut terdengar dari luar

"Oh Okay, ehem ehem. Silakan lanjut kan pembicaraannya, aku akan berusaha bersikap serius,"Edward membenahi jas nya dan mengelus-elus tenggorokannya yang tidak gatal sambil berdehem mengeluarkan suara nge bass nya.

"Malam itu yang bersama Tuan Muda. adalah Felysia,"ungkap Maria lirih

"Sudah aku duga pasti Felysia...,"lidah Edward tiba-tiba terhenti untuk melanjutkan kata-kata selanjutnya,"apa maksud mu, Maria. Tidak, tidak coba ulangi sekali lagi, aku rasa aku salah dengar,"

Maria menggelengkan kepalanya dan menatap tajam ke arah Edward. Edward memutar bola matanya seakan tidak percaya,"tidak, itu tidak mungkin. Putriku,,, Richard jahannam!harusnya aku lebih menyiksa sebelum aku bunuh dengan kedua tanganku!"teriak Edward geram tapi tetap bisa mengontrol nada tinggi nya, jadi yang terlihat hanya urat-urat di sekitar lehernya yang menegang.

Maria memegangi lengan Edward sekuat tenaga, takut Edward melakukan hal yang tidak diinginkan dan kalap mata.

"Kenapa kamu baru memberitahu hal penting ini sekarang?"Edward bertanya dengan suara penuh kegeraman

"Aku tidak tahu kalau laki-laki yang di jebak Richard adalah Tuan Muda,"

"Ceritakan padaku detailnya bagaimana?"

"Waktu itu aku sedang bersiap untuk menemani Felysia belanja, tiba-tiba Richard memanggilnya ke ruang kerja. Saat ini aku penasaran dan mencuri dengar pembicaraan mereka. Richard mengancam Felysia dengan keamanan anak-anak panti jika dia tidak menuruti perintahnya,"

"Dasar laki-laki biadab!lalu apakah Felysia tahu laki-laki yang bersamanya malam itu Tuan Muda?"

Maria menggelengkan kepalanya,"Richard menyuruhnya untuk tutup mata sampai akhir dan menyuruhnya untuk tidak bertanya atau berkata apapun,"

"Kurang ajar! biarpun Felysia bukan anak kandungku, tapi dia sudah aku anggap anakku. Aku akan pergi sekarang dan memberitahukan langsung pada Tuan Muda yang tidak tahu apa-apa,"

Edward berdiri dan bergegas menemui Lucas, namun Maria dengan cepat meraih lengannya,"apa yang akan Kamu perbuat?pikirkan dulu secara matang, jangan asal ambil tindakan. Pikirkan akibat yang akan diterima Felysia juga,"

Edward mengepalkan genggaman kedua tangannya dan mengetatkan urat lehernya yang sudah menegang,"katakan apa yang harus kita lakukan untuk membantu Felysia,"ucapnya dengan emosi yang tertahan

"Untuk saat ini yang bisa kita lakukan hanyalah dukungan mental untuk Felysia,"

"Kamu tahu,Maria, Tuan Besar tengah mengincar nyawa seorang gadis yang malam itu bersama Tuan Muda,"

"Kalau begitu kita harus melindungi Felysia dari Tuan Besar. Jadi, kita lebih tidak boleh mengungkapkan kebenaran yang terjadi pada keluarga itu,"

Edward terduduk lemas dan menggebrak meja dengan keras. Maria hanya bisa mengusap-usap pundaknya dan memeluk pria bertubuh kekar itu dari belakang.

***

Felysia menata meja para tamu undangan serapi mungkin. Saat dia hendak berbalik tidak sengaja dia menabrak seorang laki-laki salah satu dari tamu undangan.

"Ma-maaf,"

"Ti-tidak apa-apa,"ucap laki-laki dengan menahan mulutnya dengan tangan

Felysia melihat laki-laki itu sedang dalam kesulitan,"apa ada yang bisa saya bantu?"

Laki-laki itu tidak menjawab, dia semakin menggembungkan mulutnya dan memegangi perutnya yang mulai mual.

Felysia mengamati situasi yang tengah dihadapi laki-laki itu. Felysia kemudian menarik lengan laki-laki itu,"mari aku antar ke kamar mandi,"

Laki-laki itu menarik kembali lengannya yang di pegang Felysia. Dia enggan mengikuti ajakan Felysia.

"Apa anda mau muntah di depan orang banyak?baiklah kalau itu mau Anda. Saya tidak akan memaksa,"Felysia melepaskan lengan laki-laki itu

Laki-laki itu bingung dan dengan cepat meraih lengan Felysia. Dia memberi isyarat anggukan kepala, berharap Felysia berbaik hati mengantarnya ke kamar mandi, karena dia sudah tidak tahan lagi.

Felysia tersenyum melihat matanya yang sudah berkaca-kaca meminta tolong. Dia pun mengantar kan laki-laki itu ke kamar mandi yang disediakan untuk tamu undangan.

Kamar mandi itu terletak di dekat taman yang selama ini dia rawat. Sementara laki-laki itu masuk ke kamar mandi, Felysia melihat-lihat bunga-bunga yang sudah bermekaran di taman. Felysia mengambil daun-daun yang keringa dari rantingnya. Dia juga menyemprotkan air di bunga yang terlihat kusam dan layu.

"Nampaknya Kamu sangat menyukai bunga,"kata laki-laki setelah keluar dari kamar mandi.

Mendengar suara laki-laki yang pernah dia dengar di suatu tempat, Felysia langsung berbalik ke arah sumber suara. Ternyata suara itu milik laki-laki yang dia antar ke kamar mandi,"Anda sudah selesai,"

"Bunga-bunga di taman ini sangat indah, pasti yang merawatnya orang yang penuh kasih,"Laki-laki itu berjalan mendekati Felysia

Felysia sedikit bergeser,"kalau Anda sudah selesai, Anda boleh bergabung kembali dengan para tamu undangan disana Tuan,"

Laki-laki itu melihat Felysia yang sedikit gemetar. Selama ini Felysia takut bertemu dengan orang laki-laki, kecuali Edward. Laki-laki yang dia kenal hanya Richard dan laki-laki malam itu. Jadi, semua pemikirannya tentang laki-laki adalah pemikiran yang negatif.

"Tenang saja Nona, aku tidak akan melakukan macam-macam di tempat terbuka,"kata laki-laki itu, tapi saat ini mereka berada di ruang yang tidak terlalu terbuka bahkan bisa dilihat sedikit tertutup karena hanya taman berbentuk labirin yang terlihat,"maksud saya, bukan seperti itu,"

Felysia tetap diam di tempat, laki-laki itu menghela nafas.

"Aku hanya ingin memisahkan diri saja di acara tersebut. Jujur saja, akhir-akhir ini aku terkena penyakit aneh,"

Kata-kata itu semakin membuat Felysia ilfiil dengan laki-laki yang baru saja dia temui itu. Wajahnya memang tampan tapi perilaku nya sangat aneh.

"Aku tahu kamu pasti menganggapku aneh, tapi aku berkata dengan jujur. Akhir-akhir ini tidak tahu kenapa aku sensitif terhadap bau. Mu-mungkin ini aneh aku bisa langsung bercerita pada wanita yang baru saja aku temui, tapi entah kenapa aku ingin menceritakan ini padamu. Apa karena aku tidak ingin kamu salah pahami atau karena apa aku tidak tahu,"

Felysia melihat mata laki-laki itu dengan tajam. Dia menelusuri kebenaran perkataan laki-laki itu lewat sorot matanya. Setelah menilai ketulusan dari ucapan laki-laki itu akhirnya Felysia mengendurkan pertahanan nya dan berjalan ke arah dapur.

Laki-laki itu diam di tempat. Dia tidak berani mengikuti Felysia. Dia duduk di taman sambil menikmati pemandangan taman yang penuh dengan bunga mawar.

Felysia keluar dari sebuah ruangan dengan membawa sekaranjang buah pir. Dia berjalan ke arah laki-laki itu dan memberikan buah pir padanya.

"Aku tidak tahu penyakit apa yang kamu miliki karena aku bukanlah seorang dokter. Aku hanya bisa memberikan buah ini, karena kata orang buah pir dapat membantu menghilangkan mual terhadap makanan,"

Laki-laki itu tersentuh dengan apa yang dilakukan Felysia. Dia mengulurkan tangannya dan berniat memperkenalkan diri.

"Felysia..."panggil Bibi Maria dengan wajah was-was sedikit terkejut

"Bibi Maria,"gumam Felysia. Felysia menundukkan kepalanya dan pamit dari hadapan laki-laki itu. Felysia pergi meninggalkan laki-laki itu dan berlari menghampiri Bibi Maria.

"Felysia, nama yang cantik. Aku telah menemukan mu, wanita malam itu, wanita cantikku,"gumam Laki-laki itu dengan tersenyum manis.

"Apa yang Tuan Lucas lakukan disini?"tanya Edward memasang wajah profesional menyembunyikan kekhawatirannya tentang identitas Felysia.

"Apa Edward tahu siapa wanita itu,"

"Apa Tuan Lucas tertarik dengan wanita yang sudah tua?usia wanita itu hampir sama seperti ku,"

"Bukan wanita yang memanggil, tapi gadis berparas rupawan tadi. Apa Edward tahu orang seperti apa dia?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!