Lucas duduk tenang di dalam mobil. Wajahnya yang tenang itu membuat semua orang segan untuk mengajaknya ditambah dengan wajahnya yang tampan, semakin membuat orang enggan untuk mengusik kediaman bak seperti pahatan patung orang tampan yang sempurna.
Kakek yang duduk di sampingnya berkali-kali meliriknya lewat spion depan mobil.
"Kalau ada yang ingin Kakek katakan, katakan saja. Jangan hanya mencuri pandang seperti itu. Aku jadi bingung harus memasang tampang seperti apalagi,"ucap Lucas sedikit bercanda
"Dasar anak tidak sopan. Bersyukur lah kamu terlahir tampan karena keturunan Kakek mu ini. Tapi, Kakek sedikit menyesal menurunkan ketampananku padamu jika wajah tampan mu itu tidak bisa membawakan satu pun cucu menantu yang cantik di hadapan ku,"
Lucas menghela nafas dan menutup mulut rapat-rapat.
"Nah mulai lagi kan bungkam nya. Sebenarnya ada masalah apa sampai Kamu benar-benar menghindar dari topik pernikahan? Kakek tidak mau tahu, di perayaan donatur panti asuhan ini Kamu harus dapat menggaet satu anak wanita cantik dari pergaulan kelas sosialita ini. Kalau tidak Kakek tidak akan menyerah untuk merancang kencan buta ribuan kali untukmu,"
"Kakek,,,"
Lucas menatap Kakek dengan wajah memelas namun usahanya sia-sia saja karena Kakek sudah melipat kedua tangannya di dada dengan memonyongkan bibirnya seperti anak kecil yang sedang ngambek. Lucas mengalihkan pandangannya ke kaca jendela mobil. Dia melihat pemandangan luar dengan tatapan datar. Tiba-tiba saja dia melihat sekelebat sosok wanita yang pernah dia temui. Wanita yang setiap malam hadir dalam mimpinya. Wanita yang kini tengah berusaha mengisi hatinya yang paling dalam. Dia mengusap-usap matanya, untuk memastikan apakah penglihatan nya tidak salah. Saat dia membuka mata kembali sosok wanita itu telah hilang. Dia pun menghela nafas dengan kasar.
"Ternyata aku bisa mengalami delusi juga,"gumamnya lirih
"Apa?"tanya Kakek mendengar gumaman Lucas yang hampir tidak terdengar
"Bu-bukan apa-apa Kakek. Kakek sebentar lagi kita akan turun,"
"Iya, Aku tahu. Rapikan jas dan dandanan mu, jangan sampai hari ini tidak menarik perhatian satu wanita pun,"
Lucas tersenyum tipis. Dia tahu kalau Kakek bukanlah Kakek kandungnya, Namun Kakek selalu menganggap nya anak kandungnya, keturunannya, dan cucu kesayangannya. Maka dari itu dia tidak ingin membuat Kakek kecewa lebih dari ini.
Beberapa menit kemudian Lucas dan Kakek turun dengan elegannya. Edward lari tergopoh-gopoh untuk menyambut kedatangan kedua majikannya tersebut. Semua mata tertuju pada mereka, begitupun Maria dan Felysia yang tengah sibuk melayani para tamu undangan.
Bibi Maria sangat terkejut begitu melihat siapa yang datang. Dia melihat Edward sangat antusias menyambut tamu tersebut. Felysia memandangi sosok Lucas dengan lekat. Samar-samar Felysia mengingat sosok laki-laki dengan tubuh sempurna seperti Lucas. Sosok laki-laki yang oernah terlibat hubungan satu malam dengannya. Perlahan dia mengusap perutnya yang menegang dan mengatur nafas supaya tidak pingsan di acara penting tersebut.
Edward yang sudah selesai menyambut Lucas dan Kakek berjalan menghampiri Maria. Dia tersenyum lebar,"lihatlah yang disana, mereka adalah donatur terbesar panti asuhan ini. Direktur Permana dan cucunya Lucas,"ucap Edward dengan bangganya
Maria membuka mata dan mulutnya lebar-lebar. Dia tidak percaya mendengar kata Lucas dan Permana keluar dari mulut Edward.
"Apa?kenapa Kamu terlihat sangat terkejut?"tanya Edward bingung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments