Sejak pagi para pelayan rumah besar itu sibuk menyiapkan sarapan. Rumah yang hanya ditinggali satu orang Tuan Muda itu memiliki beberapa pelayan yang kompeten dan setia. Rata-rata mereka sudah puluhan tahun menjadi pelayan Tuan Besar sebelum menjadi pelayan Tuan Muda.
Lucas menatap kosong di jendela, dia memijat-mijat pelupuk mata yang sudah sedikit pegal karena banyaknya dokumen yang harus dia cek dan tanda tangan.
Sudah tiga bulan lamanya sejak kejadian malam itu. Dia sudah berusaha melupakan kejadian itu namun bayangan akan kecantikan gadis itu tidak bisa hilang begitu saja dari ingatannya.
Edward masuk dengan membawakan troli berisikan sarapan pagi,"sarapannya, Tuan Muda,"
"Iya, terimakasih Pak Edward. Tolong biarkan saja disana. Nanti akan aku makan,"
"Maaf, Tuan. Hari ini saya harus memastikan Anda makan, karena Tuan Besar memberi perintah untuk menunggu Anda makan sampai habis,"
"Pak Edward, tolong laporkan saja kalau saya sudah menghabiskan makanan ini,"
Edward menggelengkan kepala.
Lucas diam, dia melihat semua makanan yang disajikan. Makanan yang terlihat lezat dan bergizi. Lucas tahu kalau untuk saat ini membujuk Pak Edward adalah hal yang sia-sia.
Pak Edward meletakkan makanan ke meja dan menata nya dengan rapi. Lucas mendekati meja makan dan tiba-tiba rasa mual itu muncul kembali. Dia menahan mulutnya supaya tidak muntah di depan makanan.
"Ada apa Tuan?wajah Anda terlihat pucat?Anda mual?"
Lucas tidak bisa menjawab, dia menahan mulutnya dengan kedua tangannya dan berlari menuju westafel dekat meja makan. Dia memuntahkan semuanya namun tidak ada yang keluar, hanya cairan kuning pahit yang keluar.
"Apa Tuan Muda sedang tidak enak badan?sejak kapan Tuan merasa sakit seperti ini?aku akan panggilkan dokter pribadi sekarang juga,"
Edward sangat panik begitu melihat Lucas muntah-muntah cairan kuning. Dia menelepon dokter pribadi dan menyuruhnya untuk segera datang.
Lucas menyeka mulutnya yang sudah dia bersihkan dengan handuk lembut yang telah disediakan di dekat westafel. Dia berusaha duduk dan mencoba menghadap makanan yang menggugah selera itu. Namun kembali rasa mual menghampiri nya. Lucas bergegas berdiri dan kembali muntah di westafel.
Edward yang melihat fenomena itu sangat terkejut dan tidak habis pikir. Dia pun bingung sendiri apa yang tengah terjadi dengan Tuan Muda nya itu. Dia ikut menepuk-nepuk pundak bagian belakang Lucas supaya muntah-muntah nya keluar semua, tapi lagi-lagi yang keluar hanya cairan kuning saja.
Lucas pun terduduk lemas di lantai sambil memegangi perutnya,"Pak Edward lihat sendirikan reaksiku didepan makanan? sekarang Saya boleh kembali ke kamar?"
Pak Edward melihat Lucas yang terlihat pucat pasi dengan wajah kasihan. Dia mengangguk dan membantu Lucas berdiri laku berjalan ke tempat tidurnya.
"Anda harus istirahat, sebentar lagi dokter pribadi akan tiba,"
Lucas mengangguk dan memejamkan matanya sambil menahan sakit.
Pak Edward melihat kesusahan Lucas dengan penuh tanya. Berkali-kali dia menyeka keringat di wajah Lucas. Lucas hanya diam membiarkannya karena dia sudah merasa tidak ada tenaga walaupun untuk menyeka keringat.
"Kemarin Anda makan sesuatu yang termasuk pantangan untuk Anda makan?"
Lucas menggelengkan kepala
"Tuan Muda pemakan segalanya, beliau termasuk tipikal orang yang tidak pilih-pilih makanan,"jawab Edward menjelaskan pada Dokter yang sudah berusia cukup tua
"Sudah berapa lama Anda mengalami hal seperti ini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
anggita
like👍 aja smoga sukses novelnya
2023-10-27
1