Suasana panti asuhan sudah mulai kondusif. Hari ini adalah hari dimana akan datang seorang dermawan yang selalu memberi bantuan terbesar di panti asuhan. Bibi Maria sedang sibuk mengurus dokumen dengan Felysia.
"Sebenarnya apa sih yang dikkerjakan si Richard sampai semua dokumen terbengkalai,"Bibi Maria menggerutu tiada henti sejak pagi.
"Sudahlah, Bibi jangan memaki orang yang sudah tiada,"Felysia berusaha menenangkan Bibi Maria
"Biar saja! Biar juga dia menderita sebanyak mungkin di neraka sana! sebanyak dia menyusahkanmu, menyusahkanku dan menyusahkan semua anak-anak yang ada di panti ini. Lihat saja kelakuan buruknya setelah meninggal? Sudah berapa banyak dia menjual anak-anak panti dengan dalih adopsi padahal dia memakai uang itu sendiri untuk judi ilegal! Aku rasa hukuman dia mati hangus terbakar kurang kejam untuknya!"
"Bibi,,,"Felysia mencoba menghentikan gerutuan Bibi Maria.
Richard meninggal 3 bulan yang lalu. Waktu itu cuaca sangat panas dan Richard berkata akan pergi ke kota, entah apa yang dia cari. Namun, beberapa hari kemudian pihak panti asuhan mendapat kabar dari kepolisian penemuan mayat hangus terbakar dengan identitas Richard. Anehnya di kasus ini yang terbakar hanya Richard tas dan identitas terletak di samping mayat di rumah kosong.
Si Pelaku memang sengaja membiarkan identitas itu tidak terbakar dan pergi meninggalkan mayat Richard tanpa meninggalkan jejak sekalipun. Pihak kepolisian yang menyelidiki kasus ini masih sering keluar masuk panti asuhan mencari bukti.
Bibi Maria yang bersikap sangat tenang dihadapan polisi usai di interogasi mendadak lemas tak berdaya lalu meminum air putih sebanyak mungkin untuk menenangkan diri, setelah itu tersenyum dan tertawa senang.
Felysia dapat memaklumi sikap Bibi Maria yang aneh itu, karena dia pun merasakan hal yang sama dengan Bibi. Perasaan lepas dari kekangan kekejaman kekuasaan Richard dalam panti asuhan ini.
Kabar kematian Richard tersebar ke seluruh penjuru kota, namun tidak ada satupun yang datang melayat. Usai upacara pemakaman nya, banyak para dermawan datang berbondong-bondong menyumbang untuk panti asuhan kami.
Selama ini mereka menahan diri untuk menyumbang karena mereka tahu kalau uang itu tidak digunakan untuk anak panti melainkan untuk kesenangan Richard. Banyak juga para penderma meminta penguasa baru yang bijak untuk mengelola Panti Asuhan.
"Kamu mengapa melamun? makanlah ini? aku lihat akhir-akhir ini kamu jarang makan, wajahmu semakin pucat dan badanmu semakin kurus, tapi badanmu kelihatan agak besar,"Bibi Maria menyodorkan buah apel ke Felysia
Felysia hanya tersenyum tipis. Dia tidak berani menceritakan kondisinya saat ini. Dia terlambat haid 2 bulan ini. Bulan pertama tidak haid dia berpikir positif mungkin karena stress tekanan dari Richard, namun memasuki bulan kedua dan ketiga dia tidak haid dan nafsu makan yang tidak beraturan ini dia jadi semakin yakin kalau dia hamil.
"Aku akan ke pasar kota untuk membeli sesuatu sekalian belanja untuk persiapan menyambut tamu penting, Bibi. Adakah yang Bibi ingin titip beli?" tanya Felysia menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sedang kalut. Hari ini dia berencana membeli testpack yang hanya di jual di pasar kota.
"Hemt, Bibi tidak butuh apa-apa yang penting kamu pulang dengan selamat. Aku tidak ingin kehilangan pemimpin panti asuhan yang bijak dan cantik ini,"
"Bibi, sudah Felysia bilang, Felysia tidak mau jadi pimpinan panti. Bibi yang lebih berhak menduduki jabatan itu,"
"Tidak, Bibi lebih nyaman jadi penasihat yang selalu ada disampingmu,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments