Lucas membuka matanya yang terasa berat karena masih terpengaruh minuman yang dia minum semalam. Dia memegangi kepalanya dan mencoba untuk mengambil posisi duduk. Saat dia merasa tidak berpakaian, seketika dia buka selimut dan melihat dadanya yang penuh dengan bekas goresan kuku dan bibir.
Lucas kemudian melihat ke samping kasurnya yang sudah kosong. Dia memegangi kepala sekali lagi dan hendak membuka selimut untuk beranjak dari kasur. Awalnya dia tidak terlalu memperhatikan kasur yang sudah berantakan, tapi begitu dia menarik selimut, betapa terkejutnya dia melihat bercak darah di kasur tersebut.
"Berarti wanita semalam masih perawan,"gumamnya
"Selamat pagi, apakah Tuan sudah bangun?"tanya seseorang dibalik pintu usai mengetuk pintu beberapa kali
"Iya, ada apa?"
"Maaf Tuan, saya di minta Tuan Besar untuk menjemput Tuan Muda dari Bandara, tapi karena kemarin saya ada urusan mendesak saya meminta teman saya untuk mengantar Anda ke Hotel ini,"
"Apakah temanmu seorang wanita?"
"Bukan Tuan, temanku seumuran denganku,"
Lucas sedikit berpikir dan bergegas menutupi bercak darah yang ada di kasur itu dengan selimut. Lucas mengambil celana dan baju yang masih tergeletak di lantai. Dia mengenakan pakaiannya itu dengan gerak cepat.
"Masuklah," perintah Lucas usai memastikan bahwa pakaian yang di kenakan itu sudah rapi.
Pintu terbuka dengan perlahan, muncul sesosok paruh baya masuk ke kamar VVIP tersebut.
"Saya Edward, sekretaris Anda selama tinggal di daerah ini. Apakah ada sesuatu yang Anda butuhkan saat ini?*
"Hemt, apakah Kamu yang memberikan pelayanan wanita malam untukku di Hotel ini?"
Pria itu terkejut, melihat itu Lucas tahu kalau pria itu tidak tahu apa-apa.
"Lupakan! maaf, pikiran ku sedang kacau saat ini, jadi bicara sedikit melantur,"
"Tidak apa-apa Tuan, mungkin saat ini Anda masih mengalami gejala habis turun dari pesawat,"
"Mungkin,"jawab Lucas lirih
"Maaf, Tuan, Anda berkata apa? maaf saya benar-benar kurang mendengar apa yang Anda kan tadi?
Lucas menghela napas dan berkata,"tolong bacakan jadwalku hari ini,"
Lucas mengalihkan topik dan masih memikirkan tentang wanita yang tidue bersamanya semalam.
"Semua jadwal sudah selesai saya bacakan, tidak lupa saya juga kirim jadwal Anda melalui email,"
Lucas mengangguk, tangannya mengarah ke tablet yang dia taruh diatas nakas.
Edward yang paham langsung mengambil tablet itu dan memberikannya pada Lucas.
Lucas menscroll-scrol layar kotak bercahaya itu dengan wajah serius,"terimakasih, aku sudah membaca garis besarnya jadwalku hari ini. Aku akan mempersiapkan diri. Kita akan bertemu 15 menit lagi di lobi Hotel."
"Baik, Tuan,"
Edward kemudian membungkukkan badan lalu pergi meninggalkan Lucas sendiri.
Lucas menghela nafas panjang. Dia bergegas menuju kamar mandi dan melihat kembali jejak yang ditinggalkan wanita itu di tubuhnya. Tubuhnya memanas merambat ke wajahnya mengenang adegan panas yang dia lakukan bersama wanita. Itu kali pertama dia melakukan hubungan orang dewasa.
"Selama ini aku tidak pernah tertarik dengan yang namanya wanita, apa ini karena minuman yang aku minum usai turun dari pesawat?"gumamnya
Dia teringat saat turun dari pesawat, pria paruh baya datang menjemputnya dengan membawa spanduk bernamakan dia. Pekerjaan yang harus dia lakukan selama seminggu membuat tubuhnya kelelahan dan ingin segera merasakan kasur. Tanpa memastikan siapa yang menjemput dia ikut dan menerima air minum yang ditawarkan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments