Bertengkar dengan Lily

"Kamu siapa?"tanya Jeesy yang kaget saa mengetahui didepannya ada seorang pria asing.

"Aku ini kakek buyutmu."Sahutnya sambil memeluk Jeesy erat dan mengusap rambutnya.

"Kakek buyut." gumam Jessy lirih dia tidak menyangka orang yang tampak menakutkan adalah kakeknya.

Lalu kakek buyutnya yang ternyata bernama Edwar menyuruhnya mengganti pakaian dan menunggunya dimeja makan untuk makan malam.Berbeda dengan Roberto yang terkesan cuek dan dingin terhadap Jessy,Edwar terlihat begitu menyayangi Jessy.Dia bahkan mengambilkan nasi dan lauk untuk cucunya.

"Jimy,Marvin,Lily kalian harus bersikap baik terhadap Jessy.Dia itu saudara kalian juga,kalian harus saling menjaga.Kakek mau ke kamar dulu,mau istirahat.Jessy kakek tinggal dulu ya,makan yang banyak biar tidak sakit." ucap Edwar sambil mencium kening Jessy kemudian kembali kekamarnya.

Sementara ketiga saudaranya merasa kesal melihat Edwar lebih menyayangi Jessy,hingga akhirnya ketiganya menyudahi makannya dan kembali ke kamar masing masing.Padahak makanan yang ada di piring mereka masih banyak.

Jessy kemudian berpura pura mengambil lauk dan menggenggam tangan ayahnya sambil memejamkan matanya,namun dia tidak bisa melihat apapun.Lalu dia mencoba untuk kedua kalinya namun hasilnya tetap sama,bahkan saat dia mbukak matanya dia mendapati ayahnya menatap tajam kearahnya.

"Apa yang bisa kamu lihat dalam diri Daddy?Kamu tidak akan bisa melihat apapun aku itu tau segalanya tentangmu.Sebaikbya kamu tidur ini sudah malam,besok Daddy akan memasukan ke sekolah baru." ucap Roberto dingin.

"Tunggu ada yang ingin aku tanyakan.Apa hubungan Daddy dengan geng Bloods,atau jangan jangan kamu terlibat dalam kasus kematian kak Joseph?" tanya Jessy yang menatap tajam kearah ayahnya dan memperhatikan tangannya yang diperban.

"Aku tidak ada hubungannya dengan itu,kamu masih kecil sebaiknya fokus belajar.Tidak perlu mengurusi urusan orang dewasa,mengenai kakakmu itu biar menjadi urusanku."sahut Roberto kemudian meninggalkan Jessy.

Karena begitu penasaran dan tidak bisa tidur,maka Jessy memutuskan keluar dan mendekati ruangan yang selau di gembok.

"Mumpung mereka tidur sebaiknya aku masuk saja kedalam." gumam Jessy saat telah berhasil membuka gembok.

Di dalam ruangan itu terdapat banyak pedang senjata Laras panjang.Bahkan terdapat beberapa baju Samurai lengkap dengan pedangnya.Namun didinding terdapat beberapa foto yang asing menurutnya,ada dua orang wanita yang sangat dia kenali yaitu mummy kandungnya dan mommy Stevani.

Tanpa sengaja tangganya menyentuh sebuah tembok dan menekan lubang di tembok itu.Tiba tiba sebuah dinding bergeser terbuka,nampak sebuah anak tangga menuju bawah.Jessy berfikir itu ruangan bawah tanah dan dia akan memasukinya.

"Bughhhh"

Tiba tiba seseorang memukulnya dari belakang,kemudian dia tidak ingat apapun lagi.Dia terbangun dan mendapati dirinya berada dikamarnya.Dia sangat yakin kejadian semalam bukanlah mimpi,dia hendak bertanya pada ayahnya namun dia urung mengingat ayahnya yang begitu jutek terhadap dirinya.

Setelah selesai sarapan dia diantarkan ayahnya kesekolah.Dia duduk dibelakang kemudi dengan Lily,sementara ayahnya duduk di depan dengan Marvin.

"Ingat ya disana jangan mengaku ngaku sebagai saudaraku.Aku tidak sudi mempunyai saudara tiri sepertimu.Aku yakin kamu pasti hanya anak pungut Daddy."bisik Lily ditelinga Jessy.Namu Jessy hanya tersenyum menyeringai kearahnya.

"Nah kalian bertiga yang akur Daddy berangkat kerja dulu." ucap Roberto meninggalkan mereka bertiga.

Setelah guru melakukan perkenalan dengan murid yang lainnya,kini Jessy duduk di kursinya.Namun kali ini dia sekelas dengan Lily,bahkan mereka hanya berjarak dua bangku saja darinya.

Hay teman teman aku kenalin yah,dia ini anak pembantu dirumahku." ucap Lily kemudian berjalan kearah Jessy yang tampak sibuk dengan ponselnya dan mengabaikan ucapan Lily.

"Eh Lo budeg ya." teriak Lily sambil menarik kerah Jessy.

"Brakkk"

Jessy yang sudah kesal melihat tingkah Lily mendorongnya kebelakang hingga dia mengenai kursi dan kursinya patah.Dia juga mencekik leher Lily dan menekan tubuhnya ke tembok kemudian membanting tubuhnya ketanah hingga Lily meringis kesakitan.

"Awas ya akan aku adukan sama Daddy.' ucapnya sambil memegangi kakinya yang terkilir.Kemudian di si Lily mengambil pisau dari saku celananya dan melemparkannya kearah Jessy dan menancap di tangan kirinya.

Jessy menghampiri Lily yang masih tergeletak dilantai kemudian memukul wajah Lily berulang kali hingga dia tidak sadarkan diri.Srmentara temannya tidak ada yang membantu,mereka takut dengan Roberto yang merupakan orang terkaya dan terpandang yang disegani.

Hingga akhirnya guru datang dan membawa mereka berdua ke UKS dan mengobati lukanya.Dan akhirnya hari ini mereka berdua dipulangkan lebih awal dari sekolah.

"Kalian berdua itu saudara,kenapa malah bertengkar bikin malu saja." ucap Roberto saat mereka sampai dirumah. Tangan Jessy hanya diperban sementara Lily harus menggunakan kursi roda dan neck support penyangga dilehernya karena mengalami patah tulang.

"Daddy ini semu karena anak pungut itu,dia yang mulai." ucapnya dengan pelan dan terbata sambil menahan tada sakit.Sebenarnua luka dilehernya tidak begitu parah,namun dokter menyarankan menggunakan neck support supaya lehernya tidak banyak bergerak.

"Diam,kalian berdua sama saja sudah bikin nama baik Daddy rusak.Dan ingat jangan pernah panggil dia anak pungut." teriak Roberto.

"Hiks hiks..Tapi Dadd,aku kecewa dengan Daddy." ucap Lily sambil menangis karena baru kali ini dia melihat Roberto memarahinya.

"Mana tanganmu,yang sakit?" tanya Roberto kemudian mendekati Jessy dan menekan keras tepat ditengah jarinya.

"Tidak papa,sebaiknya kamu istirahat dikamar nanti juga sembuh." ujar Roberto sambil tersenyum.Senyum yang kali ini baru Jessy lihat selama tinggal di mansionnya.

"Ihh Daddy kenapa tiba tiba jadi baik sih sama anak itu." gumam Lily kemudian mendorong kursi rodanya kearah kamarnya.

Dalam beberapa hari ini Lily tidak masuk sekolah sementara Jessy tetap masuk sekolah.Yang kebih mengejutkan lagi ternyata cowok yang membantunya waktu kejar kejaran dengan anak buah Sam satu ruangan denganya.

Saat sedang di dalam mobil dia merasa ada yang membuntutinya,bahkan mobil itu membuntuti sampai depan mansion.Katena takut menimbulkan kekacauan di mansionnya Jessy menyuruh supirnya untuk masuk terlebih dulu.Dia mengambil pedang yang berada di bagasi mobil ayahnya dan menyelipkan di punggung.

"Jadi kamu bersembunyi disini rupanya." ucap seorang pria yang menggunakan kacamata.Jessy meyakini kalau tiga orang pria didepannya adalah anggota Bloods.

Tiga orang pria itu langsung memukuli Jessy,namun kini kemampuan Jessy lebih cekatan karena sering berlatih berbeda dengan sebelumnya.Di membunuh tiga orang pria itu dan kemudian memenggal kepala dan menaruh tubuh mereka di mobil.Setelah itu Jessy membawa mobil itu dan memarkirkan di tempat ayahnya bertemu geng Bloods kemudian meninggalkannya disana dengan pintu depan yang sengaja dibiarkan terbuka.Setelah itu dia memesan taksi dan menuju mansion ayahnya.

Namun saat sampai mansion dia begitu kaget saat melihat seorang pria yang sangat dia kenali tengah mengobrol berduan dengan Lily.Bahkan Lily menyuapinya dengan eskrim dan mengelap mulutnya.

"Hai Jessy kenalkan ini cowok aku,namanya Jonathan." ucap Lily yang melihat Jessy berada di depannya dan memandangnya sinis.

Jessy yang masih mengenakan baju yang terciprat darah bahkan wajahnya juga ikut terciprat hanya diam dan jalan lurus kedepan hingga menabrak ayahnya yang tengah menelpon seseorang.

"Brukkk."

Ponsel ayahnya terjatuh dan terinjak oleh sepatunya sehingga retak.Roberto kaget dan menatap putrinya dengan tatapan tajam.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!