Jessy tersenyum ke arah Sammuel palsu yang kini meringis menahan perih akibat luka tusukan diperutnya.Dia memang sengaja menggunakan pisau yang tumpul sehingga menimbulkan luka yang tajam dan tek beraturan sehingga rasa sakit yang diderita lebih terasa dari pada menggunakan pisau yang lancip.
Sammuel yang tergeletak tak berdaya,apalagi ditambah minuman yang dicampur dengan obat pelumpuh syaraf.Sehingga dia hanya mampu menatap tubuh Jeesy yang hanya menggunakan B*A dan celana da*am saja.
Sebenarnya Jeesy ingin membalas perbuatan Sammuel dengan menggantung miliknya didepan pintu kamar.Namun dia urung melakukannya,dia merasa tak tega saat membayangkan mereka melakukan itu pada kakaknya.
Jeesy kemudian mengeluarkan pistolnya kearah milik Sammuel kemudian menembaknya.
"Dooarrrr"
Benda berharga milik Sammuel pecah berhamburan dan darahnya mengenai wajah dan pakaian Jessy yang tergeletak dilantai.Sementara pria yang ditembaknya sudah tidak berdaya didepannya.
Jessy segera memunguti pakaiannya yang tercecer dilantai serta barang lainnya yang terkena cipratan darah milik Sammuel.Kemudian dia memasukannya kedalam mesin cuci,dia juga membersihkan noda darah yang berceceran dilantai kemudian mengepelnya.
Setelah semuanya dirasa sudah bersih Jessy segera ke kamar mandi dan membersihkan dirinya sambil menunggu pakaiannya di cuci.
Ceklek
Tiba tiba pintu kamar terbuka,Jessy yang tengah duduk sambil menikmati secangkir kopi kaget saat menyadari Jonathan telah berdiri di depan pintu.
"Jonathan ngapain kamu kesini?"tanya Jeesy dengan wajah gugup.
"Tadi aku mendengar suara tembakan,aku takut terjadi apa apa denganmu." sahut Jonathan sambil berjalan kearah kamar.Namun dia sangat kaget melihat sepupunya terbaring di kamar dalam keadaan mengenaskan.Sebenarnya dia mengikuti Jeesy saat keluar dari mansionnya,bahkan dia juga melihat saat Jessy mencium Sammuel.Namun dia hanya melihat dari kejauhan kemudian dia mendekati saat Jessy menutup tirai kamarnya.
"Ka kamu,aku tidak menyangka kamu bisa melakukan semua ini.Kamu benar benar hebat Jeesy." ucap Jonathan sambil menepuk pundak Jessy.
"Kamu tidak marah." ucap Jessy yang menyangka Jonathan akan marah dan melaporkan dirinya ke polisi.
"Untuk apa aku marah,sebenarnya akhir akhir ini aku curiga terhadapnya.Dia bahkan tidak mengenaliku,dia bukan Sam yang aku kenal apalagi gambar tato ditubuhnya.Seingatku dia mempunyai tato di lengannya dengan tulisan Natalie." ucap Jonathan sambil memandangi Jessy yang hanya mengenakan pakaian dalam saja.
"Maaf pakaianku kena noda darah." ucap Jessy yang merasa tidak enak karena cowok dihadapannya menatapnya tajam.
"Ya tidak papa,pakai saja ini." ucap Jonathan memakaikan jaketnya ke tubuh Jessy.
"Terimakasih,tolong bantu aku membereskan kekacauan ini dan ini aku kembalikan padamu." ucap Jeesy kemudian dia berjalan kekamar dan mengembalikan permatanya pada Jonathan
Dia juga meminta Jonathan merusak semua cctv yang terpasang di mansion Sammuel.Setelah membereskan semua kekacauan yang diciptakannya dia juga mencabut pisau yang menancap di perut Sammuel kemudian mencucinya.
Sebelum pergi Jessy menutupi tubuh Sammuel yang sudah kaku dengan selimut.Kemudian dia meminta Jonathan pergi dari situ dan memintanya mengenakan topi dan masker.Namun saat keluar di depan gerbang dua buah anak buah Sammuel sudah berdiri di sana dan menatap tajam kearah Jessy.
"Mana bos kami?" tanya salah seorang bodyguard dengan tatapan tajam kearah Jessy.
"Dia sedang istirahat dikamarnya." ucap Jeesy santai sambil melihat ke arah kedua anak buah itu yang kini masuk ke dalam mansion.
"Di mana mobilmu Jo,ayo cepat kita harus segera pergi dari sini."ucap Jessy kemudian melepaskan sepatu hak tingginya dan menentengnya.Kemudian mereka berdua berlari kearah mobil Jonathan.
Karena jarak mobil Jonathan cukup jauh sehingga memakan waktu cukup lama.Saat mereka baru memasuki mobil sebuah motor anak buah Sammuel berada di belakang.
Jonathan segera melakukan motornya dengan cepat,namun motor di belakangnya semaki dekat dan menembakinya.Kemudian Jeesy meminta Jonathan untuk membuka bagian atas mobilnya.Setelah itu Jeesy berdiri dan berbalik sambil melemparkan sepatunya kearah motor yang ada di belakangnya.
"Buuum"
Motor itu meledak dan hancur berkeping keping.Namun dibelakang masih ada dua orang lagi yang naik motor berboncengan mengejarnya.
"Doaarrr"
'Doaarrr"
Mobil Jonathan terkena tembakan di bagian spion kemudian terkena lagi di bagian ban sehingga mobilnya oleng.Sebelum mobil itu hilang tak terkendali Jeesy melemparkan sepatunya kembali kearah motor yang ada di depannya kemudian motor itu meledak.
"Buummm"
Suara ledakan menggema kembali,namun sayang sekali masih ada motor yang mengejarnya dibelakang.Kejar kejaran pun terjadi,Jessy juga menembaki kearah anak buah Sammuel yang bertambah banyak.Jessy terus menembakinya menggunakan pistol cadangannya,hingga mereka tergeletak berjatuhan dengan motornya.namun sayang pelurunya habis sehingga dia terpaksa kembali duduk.
"Doaarrr"
"Doaarrr"
Tepat mengenai kedua ban mobil,sehingga mobil itu oleng dan menabrak pembatas.
"Ayo turun." ucap Jonathan yang menarik Jeesy dari samping pintu mobil.Mereka berdua lalu turun secara perlahan,namun sayang sekali Jeesy yang berada di depan terpleset dan jatuh menduduki paha Jonathan yang berada di belakangnya dan saat dia menoleh kedepan seorang pria tengah menodongkan pistol kearahnya.
"Menyerahkan." ucap seorang anak buah Sammuel yang masih tersisa sambil menodongkan senjata tepat diwajah Jessy.
"Doaarrr"
"Doaarrr"
"Brukkk"
Tubuh pria dihadapan Jeesy ambruk ke tanah,kemudian tampak pria yang bertabrakan dengan Jessy di sekolah dibelakang anak buah Sammuel yang tertembak.Dia memegang pistol tangannya, kemudian memasukan kedalam saku jasnya.
"Masih sempat sempatnya kalian bermesraan saat genting seperti ini,dengan pakaian seperti itu dasar nenjijikan" ucapnya sinis sambil melihat kearah Jeesy yang hanya mengenakan jaket dan pakaian seksi saat menggoda Sammuel.Pakaianan seksi dan tembus pandang yang memperlihatkan segitiga miliknya.
"Hey tunggu,kamu cowok yang di sekolah waktu itu kan.Namaku Jessy dan ini temanku Jonathan,aku mengucapkan terima kasih padamu ku arena sudah menolong kami berdua."ucap Jessy sambil menyodorkan tangannya.
"Tidak perlu berkenalan itu tidak penting,,tapi tunggu dulu dimana kamu mendapatkan cincin itu?" tanyanya sambil memperhatikan sebuah cincin di jari manis Jeesy.
Cincin pemberian Sammuel saat pertama jadian,memang agak kebesaran di jari Jeesy.Namun dia menggunakan kain yang si selipkan ke ujung jarinya hingga pas di tangan.Dia mengambilnya sewaktu kembali ke mansionnya.
"Oh ini tentu saja ini punyaku.Sudahlah Jonathan ayo kita pergi."sahut Jessy dingin,dia kesal karena tadi pria yang berada di depannya begitu acuh dan terkesan sombong.
Jonathan hanya mengikuti Jessy yang menggandeng lengannya,kemudian dia menelfon seseorang untuk menjemputnya.Akhirnya mereka berdua tiba di mansion Jonathan.
Dia membersihkan diri kemudian berganti pakaian,setelah itu dia mendekati Jessy yang tengah menyandarkan diri di sofa.
"Kamu masih ingat kan dengan janjimu,saat meminjam permataku." ucap Jonathan sambil memainkan alis matanya keatas.
"Oh itu,ya aku masih ingat katakan saja kamu minta bayaran berapa?"tanya Jeesy sambil melirik kearahnya kemudian kembali memainkan ponselnya.
"Aku tidak meminta uang,tapi aku meminta kamu untuk ,,," ucapnya terhenti dan tampak ragu sambil melihat Jessy yang kini menatapnya tajam.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya Bestiee!!
cukup satu like dan comment sudah cukup.Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Putra Al - Bantani
nyicil kak bacanya, 🌹 dikirim
2023-10-17
1