Rasa ingin tau

Namun sebelum dirinya benar benar kehilangan penglihatannya,dia melihat Roberto berjalan kearahnya dan membopong tubuhnya.Jessy menyobek sedikit baju tidurnya dan memasukan dalam sakunya.

Saat terbangun dia mendapati dirinya berada dikamarnya dengan masih mengenakan pakaian tidurnya.Yang lebih mengejutkan lagi luka ditubuhnya hilang tanpa jejak.

Setelah berganti pakaian dia segera turun lantai bawah dan sarapan pagi dengan ketiga saudaranya.Mereka tampak asik dengan aktivitasnya masing masing.Jimi merupakan kakak tertua,umurnya setahun lebih muda dar Joseph.Sedangkan Marvin dan Lily umurnya sepantaran dengannya.

Setelah sarapan dia menuju ke kamar ibunya,disana tampak sang ayah sedang mengusap pelan rambut ibunya dan mencium keningnya yang tengah tertidur.Setelah sarapan dan meminum obat Stevani pasti akan tertidur pulas beberapa jam.

Jessy yang berada di pintu terharu dan sedih melihat ibunya.walaupun dia bukan ibu kandungnya tapi dia merasa begitu menyayanginya.Terlebih lagi dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.

"Maafkan aku honey,terpaksa dulu aku meninggalkanmu.Dunia ini begitu kejam,aku tidak ingin putri kita tau kalau ayahnya bukanlah manusia biasa.Seandainya kamu juga tau kalau sebenarnya sebelum menikah denganmu aku sudah mempunyai seorang anak perempuan dari wanita lain.Apa kamu mau menerima aku kembali.Bahkan sampai saat ini aku tidak bisa melacak keberadaanya." gumam Roberto lirih namun Jessy yang dari luar bisa mendengarkannya.

Dulu Roberto pernah menikahi seorang wanita tetapi dia tiba tiba pergi dengan membawa putrinya yang saat itu berusia dua bulan.Hingga kini dia masih mencari keberadaan istri pertamanya,namun sampai saat ini dia belum menemukannya.

"Daddy boleh aku masuk,ada yang ingin aku bicarakan " ucap Jessy yang sebenarnya sudah dari tadi berdiri di pintu.

"Sebaiknya kita ke kamar Deddy saja." ucap Roberto kemudian menyelimuti istrinya yang masih terlelap.Kemudian mengajak Jessy ke kamarnya.

Di dalam kamar Roberto terdapat foto Stevani dan Roberto beserta bayi kecil ditengah mereka.Namun Jessy kaget saat melihat sebuah foto Roberto dengan seorang wanita yang tidak asing baginya.Foto itu mirip dengan ibunya,dia masih mengingatnya dengan jelas wanita yang sudah melahirkannya.

"Dadd,siapa wanita yang ada di foto itu?"tanya Jessy sambil menunjuk kearah foto yang terpajang di dinding.

"Sudahlah,kamu tidak perlu ikut campur urusan orang dewasa." sahut Roberto dingin.

"Tapi Dadd aku ingin menanyakan soal semalam!!" ucap Jessy yang begitu penasaran dengan kejadian semalam.

"Lupakan kejadian semalam,itu hanya sebuah mimpi.Siapkan dirimu,nanti Daddy akan mengajarkanmu pedang.Hari ini aku ada perlu sebentar dengan seseorang." ucap Roberto yang masih saja bersikap dingin.Sebenarnya dia sangat merindukan putrinya,namun dia berusaha bersikap cuek dan berusaha mengabaikannya.Di tidak mau putrinya tinggal bersamanya,mengingat dia mempunyai banyak musuh .Dia takut nyawa putrinya terancam jika tinggal bersamanya.

Akhirnya Jessy keluar dari kamar ayahnya dengan rasa penasaran,dia sangat yakin jika foto wanita yang dia lihat adalah ibu kandungnya. Kemudian terlintas ide dikepalanya untuk mengikuti mobil ayahnya.

Mobil ayahnya berhenti tepat disebuah pemukiman padat penduduk.Dia kemudian turun dari mobil ayahnya dan mengikutinya dari belakang.Tampak ayahnya tengah mengobrol dengan seseorang pria yang pernah dia jumpai di mansion Sammuel palsu.

Dia sangat yakin sekali jika ayahnya ada hubungan dengan geng Bloods,geng yang sudah menghabisi nyawa Joseph.Namun sayang sekali Jessy tidak bisa mendengar pembicaraan mereka berdua karena keduanya masuk kedalam rumah yang dijaga beberapa orang di depan.

Kemudian dia kembali pulang ke mansion ayahnya,saat dia hendak membuka sebuah ruangan yang dikunci dengan gembok besar tiba tiba Marvin berteriak dari kejauhan.

"Jangan dibuka,nanti Daddy marah besar."teriak Marvin sambil berlari kearahnya.

"Memangnya kenapa?" tanyanya yang begitu penasaran dengan isi ruangan tersebut.

"Sudah jangan banyak tanya,aku saja yang tinggal bersama Daddy tidak berani membukanya.Kakau Daddy marah bisa hancur semua bangunan ini dibuatnya." ucap Marvin sambil menggandeng lengan Jessy dan memintanya menjauh dari tempat itu.

"Apakah kamu pernah melihat Daddy dengan kemampuan magic nya?" tanya Jessy yang begitu ingin mengetahui kejadian semalam.Mungkin Marvin mengetahui sesuatu tentang ayahnya.

"Kamu itu aneh,Daddy itu tidak punya kemampuan magic apapun.Setahuku dia paling jago dengan pedangnya."sahut Marvin dengan bangganya.

"Apa,,,jago.Seingatku semalam saat Daddy menyuruhku pergi,dia dengan sengaja membuang pedangnya.Bahkan dia sengaja membiarkan musuhnya melukainya tanpa melakukan perlawanan apapun." gumam Jessy dalam hati.

Karena kesal dengan penjelasan Marvin yang sama sekali tidak dapat puas baginya dia pergi meninggalkannya dengan mengambil kunci mobil yang ada di tangan Marvin.

Kemudian dia pergi ke Kanal tempat dia kecelakaan dan dia menaiki bangunan kosong itu seorang diri.

"Hey siapapun yang diatas,kembalikan aku ke tubuh asliku." teriak Jessy dari atas gedung.

Jeduaarrrr

Tiba tiba sebuah kilat menyambar dirinya,kemudian dia pingsan.Saat dia tersadar dia berada di ruangan serba putih dengan seorang pria bersayap yang berjalan kearahnya.

"Siapa kamu,kenapa aku berada ditempat inu apakah aku sudah mati?Kenapa pakaianmu seperti itu?"tanya Jessy dengan tatapan tajam.

"Perkenalkan,namaku Firdaus aku adakah seorang peri.Aku adalah peri yang menukar jiwamu waktu itu." ucap Firdaus yang berperawakan tinggi dan membawa sebuah tongkat kecil di tangan kanannya.

"Terserah siapapun namamu,tolong kembalikan tubuhku seperti semula.Aku tidak ingin berada di dalam tubuh gadis ini." ucap Jessy yang menatap tajam kearahnya.

"Maaf untuk saat ini aku tidak bisa,salah satu diantara kalian akan musnah.Aku hanya menjalankan tugasku sampai waktunya tiba." ucap Firdaus.

"Apa maksud kamu!!" ucap Jessy.

"Kalian memiliki darah yang sama dan saling terhubung satu sama lain.Sudah terima saja nasibmu sampai waktunya tiba." ucap Firdaus sambil mengepakkan sayapnya kemudian terbang keatas dan menampakan Kilauan cahaya yang sangat menyilaukan mata.

Kemudian Jessy tersadar dari pingsannya dan masih berada diatas gedung.Dia segera turun dan berencana kerumah sakit tempat dia dirawat.

Saat sampai sana dia bertanya pada dokter yang dulu merawatnya.Menurut dokter sudah dua bulan Natalie menghilang dari rumah sakit.Pihak rumah sakit sudah berusaha mencarinya namun tubuh Natalie hilang entah kemana,bahkan beberapa anggota kepolisian juga sudah dikerahkan untuk mencarinya.Namun sama sekali belum membuahkan hasil.

Kemudian dia kembali ke mansion ayahnya,yang kini tengah menunggunya di ruang pelatihan pedang.

"Kamu kemana saja,cepat ganti pakaianmu kita akan berlatih pedang." ucap Roberto sambil melemparkan pakaian kearah Jessy.

Tanpa bertanya Jessy segera mengganti pakainya dengan pakaian yang diberikan ayahnya.

"Tunggu,sebelum berlatih aku ingin bertanya.Apa mungkin aku bukan anak kandung Daddy,lihatlah kenapa tinggi ku hanya sebahu Daddy?"tanya Jessy yang sebenarnya kesal karena perlakuan nya berbeda dengan Lily.Roberto memang sangat memanjakan Lily berbeda ketika dengan dirinya dia terkesan dingin dan cuek.

"Prang"

"Sudah jangan banyak tanya,ayo serang Daddy.Jika ingin tinggal disini maka harus menuruti semua perintahku." ucap Roberto yang melemparkan pedang kearahnya.

"Baiklah jika itu maumu,aku akan melawanmu."ucap Jessy kemudian mengambil pedangnya dan mulai melawan ayahnya.

"Traaang"

"Traaang"

Suara pedang terdengar dari pertarungan mereka berdua,Jessy yang sudah lama tidak menggunakan pedang kini sudah mulai mengimbangi ayahnya.Kemudian dia dengan sengaja melukai punggung ayahnya dan menyabetkan pedangnya ketangan ayahnya hingga satu tangan ayahnya terputus.

"Sudah,cukup sampai disini dulu."ucap Roberto yang menyadari pergelangan tangannya terputus.Dia segera mengambilnya dan berlari kekamarnya dengan mengambil potongan tangannya.

"Tunggu Dadd."teriak Jessy sambil mengejar ayahnya ke kamar.Dia sengaja melukai tangan ayahnya berharap kejadian semalam terulang lagi.

Dengan cekatan dia mengambil jepit rambut di kepalanya dan berusaha memasukan kedalam lubang kunci.Namun tiba tiba sebuah sentuhan seseorang di pundaknya mengagetkan dirinya.

"Apa yang kamu lakukan nak." ucap seseorang pria tua dengan wajah menakutkan dengan rambut putihnya terurai kedepan tepat berdiri dibelakang Jessy.

To be continued...

Jangan lupa like coment dan dukungannya ya Bestiee...

Terpopuler

Comments

Putra Al - Bantani

Putra Al - Bantani

hadir thor

2023-10-17

1

Adri Bae

Adri Bae

semangattThoor

2023-10-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!