"Lex..." tegur Tuan Alan
Teguran sang Papa membuat Alex tersadar, dan dengan segera menyambut uluran tangan Aliya "Alex" jawab Alex menyebutkan namanya
Aliya kembali duduk di samping Afifa dan sang Bunda. Setelah semua orang duduk, obrolan hangat kembali terdengar. Sesekali terdengar tawa ringan dari mereka saat salah satu diantaranya memberi lelucon.
"Jadi, Jeng Sekar memiliki dua orang putri cantik. Tapi kenapa aku tidak mengetahui ini sebelumnya. Padahal, kita sudah lama kenal lo Jeng" ucap Nyonya Rengganis
"Iya Jeng, kebetulan yang sering terlihat di televisi memang Aliya, karena Jeng Rengganis tahu sendiri kalau Aliya itu seorang entertainer. Sedangkan Afifa, dia justru sibuk di perusahaan keluarga kami" jawab Bunda Sekar
"Oh, aku pikir Aliya dan Afifa itu adalah satu orang yang sama. Tadinya aku pikir, Aliya ini hebat sekali, karena dia bisa menyalurkan hobinya di dunia entertainment, sekaligus dia juga bisa memimpin perusahaan" ujar Nyonya Rengganis
"Tidak Jeng, setiap anak 'kan memiliki kelebihan dan kekurangan masing masing. aku dan suami juga tidak pernah mengekang mereka dengan keinginan mereka selama itu baik" terang Bunda Sekar
"Bagus itu, aku dan suami juga sama. Kami tidak mau mengekang keinginan anak, biarkan saja mereka memilih jalan hidup mereka sendiri. Tapi kalau perihal jodoh, aku sendiri kurang rela jika Alex harus mencari wanitanya sendiri tanpa campur tangan dariku. Apalagi 'kan sekarng banyak wanita yang mencari laki laki kaya hanya untuk menguras hartanya"
Alex sedari tadi hanya menjadi pendengar yang baik atas percakapan Mama-nya dengan Bunda Sekar. Dari percakapan itu, ia mulai bisa menyimpulkan semuanya. Ternyata, Afifa memiliki kembaran, dan wajah keduanya bagai pinang di belah dua. Hanya yang membedakan adalah dari segi pakaian, jika Afifa terlihat sangat senang mengenakan celana serta kulot simpel, maka Aliya terlihat lebih nyaman menggunakan dress
"Jadi, Tuan Daffa, bagaimana, apakah kita jadi berbesanan?" ujar Tuan Alan
"Bagaimana Al, kau setuju?" bukannya menjawab pertanyaan Tuan Alan, Tuan Daffa justru balik bertanya pada putrinya
Sedangkan Aliya yang menjadi pusat perhatian, tampak memilin jari jemarinya dengan ragu. Jika ditanya keinginan, Aliya ingin sekali mengatakan tidak. Namun melihat Bunda Sekar dan Mama Rengganis yang tampaknya sangat berharap, membuat Aliya ragu untuk mengatakan yang sebenarnya. Apalagi jika ia melihat wajah Alex, entah mengapa sejak pertama ia memandang wajah Alex tadi, ada debaran di dadanya yang ia sendiri tidak mengerti apa itu
"Tidak masalah Tuan, jangan buru buru. Kami juga masih bisa untuk menunggu" ujar Tuan Alan saat melihat Aliya yang tampak ragu
"Al, katakan jika kau setuju, setidaknya usaha keluarga Wijaya untuk mengunjungi rumah kita tidak akan berakhir sia sia" bisik Afifa
Aliya melirik kembarannya, ia memelaskan wajah tanda bahwa ia sebenarnya ingin menolak. Namun bukannya wajah iba yang Afifa tunjukan, justru Afifa berbalik memelototi dirinya. Melihat itu, ia segera mengalihkan tatapannya dari sang kembaran
"Katakan sekarang juga" bisik Afifa
"Sudah tidak apa apa. Bunda mengerti jika kau membutuhkan waktu untuk menerima perjodohan ini" ucap Bunda Sekar pada putrinya
"Tapi... tapi aku bersedia Bun, aku menerima Alex untuk menjadi calon suamiku" jawab Aliya
"Oh Sayang, benarkah?" Nyonya Rengganis tampak sangat heboh mendengar jawaban Aliya. Ia bahkan sudah bergelayut manja pada lengan suaminya untuk menyalurkan rasa bahagia yang kini ia rasakan
"Iya Tante, Aliya bersedia" ucap Aliya sekali lagi
"Terima kasih Sayang" Nyonya Rengganis memeluk Aliya dengan begitu erat. Memiliki anak tunggal membuat Nyonya Rengganis merasa kesepian, dan jika Aliya mau menjadi istri dari putranya, itu artinya dirinya tidak akan sendiri lagi saat suami dan putranya berada di perusahaan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Roy
dah jadi temen masak di dapur buat bunda, bagus thor. Teruskan👆
2023-10-09
3