Aliya sudah siap dengan penampilannya. Ia turun dari lantai atas menuju ruang keluarga, dimana Alex sudah menunggunya bersama Ayah dan Bundanya "Hai..." sapa Aliya
"Hai..." Alex bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan Aliya
"Bagaimana, semua sudah siap?" tanya Tuan Daffa pada putrinya
"Sudah Yah, Mami Nic sudah menyiapkan semuanya, hanya tinggal berangkat" jawab Aliya
"Baiklah, kalian hati hati di jalan"
Tuan Daffa dan Nyonya Sekar mengantar kepergian Aliya hingga ke pintu utama. Terlihat Alex yang membukakan pintu mobil, lalu mempersilahkan Aliya untuk masuk, terlihat sekali jika laki laki itu begitu amat berusaha memperlakukan Aliya dengan baik. Begitu Aliya masuk, ia melirik kedua orang tua Aliya, seolah berpamitan
"Om percayakan Aliya padamu, jangan kecewakan Om" teriak Tuan Daffa
"Pasti Om, kami pamit. Assalamualaikum"
"Wa'alaikum Salam" jawab Tuan Daffa "Hati hati Mang..." peringat Tuan Daffa pada Mang Cecep
"Pasti Tuan"
Mobil yang membawa Aliya dan Alex mulai melaju membelah jalanan Ibukota menuju hotel yang akan mereka kunjungi. Ya, kali ini Aliya akan mengisi acara di sebuah hotel ternama. Dalam rangka acara pernikahan putri dari salah satu pejabat negara
"Tidurlah jika lelah, aku akan membangunkanmu saat kita sudah sampai nanti" ucap Alex, ia membenarkan letak bantalan kepala yang melekat di leher Aliya agar wanita itu nyaman, ia juga membuat kursi yang di duduki Aliya menjadi sedikit rebah, sehingga membuat Aliya benar benar merasa nyaman
"Kau tidak tidur juga?" tanya Aliya
"Aku tidak mengantuk"
"Baiklah"
Aliya mulai memejamkan matanya. Beberapa saat kemudian, Alex bisa mendengar napas teratur dari Aliya, menandakan jika wanita itu telah terlelap. Alex memajukan tubuhnya kearah Aliya, ia memperhatikan setiap titik wajah Aliya, dan membandingkannya dengan wajah Afifa. Wajah mereka benar benar mirip, tidak ada satu tahi lalat 'pun yang mungkin menjadi pembeda. Wajah mereka persis bagai pinang di belah dua. Alex kembali menegakkan tubuhnya saat sudut matanya melihat Mang Cecep yang beberapa kali melihat kearah belakang
"Saya tidak akan macam macam Mang, tadi saya hanya ingin meneliti wajahnya saja, karena wajah Aliya dan Afifa sangat mirip" ucap Alex menerangkan
"Maaf Tuan" ujar Mang Cecep tak enak hati
"Tidak apa apa Mang. Oh iya, Mamang cudah lama bekerja di keluarga Dirgantara?" tanya Alex
"Lama Tuan, sejak Non Aliya dan Afifa bayi. Tadinya Mamang adalah supir pribadinya Nyonya, tapi sekarang sering pindah pindah. Kadang jadi supir Tuan Besar, kadang juga jadi supir Non Aliya"
"Afifa?"
"Non Afifa tidak pernah mau kalau harus diantar kemana mana Tuan, Non Afifa pasti akan menolak dengan berbagai cara. Non Afifa memang yang paling lain daripada saudara saudaranya"
"Oh..."
Alex tidak lagi melanjutkan pembicaraan kepada Mang Cecep. Ia hanya memandang jalan jalan yang mereka lalui, sesekali juga tampak memainkan ponsel. Hingga akhirnya mereka tiba di hotel yang di tuju
"Al..." panggil Alex membangunkan "Al bangun, kita sudah sampai"
Aliya membuka sebelah matanya untuk menyesuaikan pencahayaan yang begitu terang menerpa wajahnya "Sudah sampai?"
"Sudah, ayo turun" ajak Alex
Aliya mengangguk, dan turun dari mobil. Begitu turun dari mobil, terlihat seorang wanita yang tidak lagi muda berjalan mendekatinya. Terlihat juga beberapa pria berseragam hitam yang mengikuti langkah wanita tersebut
"Al, kau sudah tiba. Ayo kita masuk, selagi para wartawan tidak melihatmu" ajak wanita itu yang ternyata adalah Mami Nic, manager Aliya
Mami Nic segera menuntun jalan, diikuti oleh Alex dan Aliya. Sedangkan di sisi kiri dan kanan, para Bodyguard mengelilingi mereka, mengantisipasi jika terjadi hal yang tidak di inginkan. Apalagi, saat ini terlihat pula para wartawan yang berjalan mendekat setelah menyadari kehadiran Aliya dan team-nya
"Mba Aliya mohon minta waktunya sebentar Mba"
"Apa benar berita yang tersebar kemarin, bahwa anda adalah simpanan dari seorang pengusaha?"
"Tolong bantu kami Mba Aliya, apa benar Mba memiliki hubungan khusus dengan pengusaha itu?"
"Lalu bagaimana dengan kabar perjodohan anda, apakah anda akan memilih pengusaha itu, atau laki laki yang di jodohkan dengan anda?"
"Mba... mba..."
Terdengar pertanyaan demi pertanyaan terus diajukan oleh para wartawan. Namun Aliya seolah menulikan pendengarannya, ia segera mengikuti langkah Mami Nic yang membawanya menuju kamar hotel yang di sediakan khusus oleh pemilik acara. Begitu tiba di dalam kamar, barulah Aliya bisa bernapas lega, karena wartawan tidak lagi mengikutinya
"Kau langsung bersiap Al, satu jam lagi acaranya akan di mulai, dan kau menjadi penampil perdana"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments