Bab 16

Malam ini, tepat satu minggu setelah acara perkenalan antara Aliya dan Alex. Itu artinya, malam ini adalah malam pertunangan untuk mereka berdua. Acara pertunangan antara Aliya dan Alex di adakan di kediaman Dirgantara, terlihat para keluarga dari masing masing pihak sudah hadir, dan saling berbincang, seolah mereka sudah benar benar siap menjalin hubungan kekeluargaan satu sama lain

Alex dan Aliya sudah ikut bergabung dengan keluarga mereka. Keduanya tampak berbincang bincang santai, dan saling memperkenalkan diri satu sama lain kepada keluarga masing masing. Hingga tanpa sengaja, pandang mata Alex tertuju pada Afifa yang tengah menatap dirinya. Alex menganggukkan kepalanya sedikit, dan menunjukkan senyum ramah pada Afifa, pada wanita yang pernah ia cintai, dan akan menjadi Adik Iparnya itu

Sedangkan di sisi lain, Bram yang baru turun dari mobilnya, menghela napas sebentar. Sebelum akhirnya ia memberanikan diri untuk masuk kedalam kediaman Dirgantara. Sebab, menurut informasi dari Tante Rengganis, acara pertunangan Alex akan di lakukan jam delapan malam, dan itu berarti hanya tinggal beberapa menit lagi

Bram melangkah memasuki rumah keluarga Dirgantara. Sudah banyak orang di sini, terlihat juga beberapa sepupunya sudah ikut hadir. Ya, Tante Rengganis memang mengundang banyak keluarga untuk menyaksikan acara pertunangan putra tunggalnya itu. Jadilah sekarang, rumah keluarga Dirgantara di penuhi oleh para kerabat mereka

"Aw... maaf"

Bram membalik tubuhnya saat mendengar suara yang sangat ia kenali di belakang punggungnya. Ternyata benar, seseorang yang barusaja memekik karena menabrak punggungnya itu adalah Afifa, calon tunangan dari Kakak sepupunya.

"Afifa?" sapa Bram

"Bram? Kau benar benar datang ternyata. Aku pikir kau tidak akan datang. Sedari tadi aku mengamati keluarga Wijaya, berharap melihat keberadaanmu, tapi aku tidak melihat kau diantara mereka" ujar Afifa, ia bahkan sudah melupakan rasa sakit di dahinya karena membentur punggung tegap Bram

"Tentu saja aku datang, bagaimana mungkin aku tidak datang di acara pertunangan sepupuku dengan sahabatku sendiri. Itu konyol Fa" ucap Bram

Afifa melirik sekitar mereka. Beberapa orang tampak berbincang, dan tidak ada yang melihat kearah dirinya dan Bram. Tanpa mengucap sepatah kata 'pun, Afifa segera menarik Bram untuk mengikutinya menuju halaman samping rumah

"Hei, apa yang kau lakukan? Bagaimana jika ada yang melihatmu membawaku kemari, apa yang akan orang pikirkan nantinya" ucap Bram

"Bram diamlah" sentak Afifa "Dengarkan aku, aku dan Alex tidak akan bertunangan, kau dengar? Karena yang akan bertunangan dengan Alex adalah Aliya, saudara kembarku. Jadi stop kesalahpahamanmu"

"What? Kau memiliki saudara kembar? Tapi bagaimana bisa? Aku bahkan tidak tahu hal ini sebelumnya. Maksudku, bukankah kau dan Alex sudah dekat sejak dulu, lalu kenapa kembaranmu yang bertunangan dengan Alex, setahuku kau dan Alex saling mencintai, jadi aku rasa ini sedikit aneh" ucap Bram

Afifa meletakkan jari telunjuknya di depan wajah Bram dengan mata melotot. Kata kata yang Bram ucapkan tadi akan sangat bahaya jika sampai terdengar oleh orang lain. Apalagi jika orang itu...

"Aliya?"

Tubuh Afifa membeku saat ia mendapati keberadaan Aliya tidak jauh darinya. Sama halnya dengan Afifa, Bram juga ikut membeku saat melihat wajah Aliya. Ternyata benar apa yang Afifa katakan bahwa wanita itu terlahir kembar. Bahkan, Bram tidak akan bisa membedakan yang mana yang Afifa jika bukan karena posisi keduanya saat ini