Suasana makan malam di kediaman Dirgantara berjalan dengan damai seperti biasa. Namun yang membedakannya adalah, setelah makan malam, Tuan Daffa mengajak seluruh anggota keluarganya menuju ruang keluarga, dan berbincang. Terlihat Tuan Daffa, Nyonya Sekar, Aliya, Afifa, dan Bara telah duduk di tempat masing masing
"Ayah sengaja mengumpulkan kalian semua di sini karena ayah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting" suara Tuan Daffa mulai terdengar serius
"Ayah ingin membicarakan apa?" tanya Afifa
Tuan Daffa melirik anggota keluarganya satu persatu, lalu pandangannya jatuh pada Aliya, sang putri pertama yang tengah fokus bermain ponsel "Ayah ingin menyampaikan bahwa Ayah akan menjodohkan salah satu diantara kalian dengan anak dari rekan bisnis Ayah"
"Sudah pasti bukan aku 'kan Yah? Karena kalaupun Ayah berniat menjodohkanku, maka aku akan menolak dengan keras, karena aku tidak mungkin meninggalkan kekasihku hanya untuk menerima wanita lain" ujar Bara waspada
Tuan Daffa menatap putra bungsunya cukup lama. Membuat Bara yang di tatap meneguk ludahnya kasar. Jujur ia takut jika apa yang ia takutkan terjadi. Ia takut jika Ayahnya akan menukar lebahagiaannya dengan perjodohan demi keuntungan perusahaan. Walaupun itu tidak mungkin, mengingat Ayahnya yang selalu membebaskan mereka semua dengan berbagai pilihan. Namun apa salahnya waspada bukan
"Siapa yang akan Ayah jodohkan?" kembali suara Afifa yang terdengar, sedangkan Aliya hanya menyimak interaksi antara Ayah dan dua saudaranya itu
"Aliya" ucap Tuan Daffa
"What?" Aliya berjingkat kaget saat mendengar namanya di sebut. Ia melirik Bunda dan dua saudaranya bergantian, kemudian tatapannya berlabuh pada sang Ayah "Yah, Ayah pasti bercanda 'kan? Ayah tidak mungkin menjodohkanku 'Kan?" tanya Aliya takut
"Kenapa Ayah harus bercanda?" tanya Tuan Daffa
"Karena Ayah ingin mencairkan suasana, iya 'kan?"
"Sayangnya tidak, Sayang. Ayah serius" tegas Tuan Daffa
"Tapi kenpa Ayah, Aliya masih muda, belum saatnya untuk menikah" ucap Aliya
"Di umurmu yang sudah dua puluh lima tahun, skandal yang kau buat sudah banyak sekali. Ayah hanya mengantisipasi skandal skandal lain yang mungkin akan kau lakukan lagi. Kau tahu, Ayah sudah cukup bosan melihat orang orang itu yang selalu datang ke rumah kita" tunjuk Tuan Daffa pada para awak media yang masih setia berdiri di luar gerbang rumahnya
"Tapi tidak dengan menikah Yah, masih banyak cara lain. Atau begini saja, Aliya akan tinggal di apartemen saja, agar rumah ini tidak lagi di datangi wartawan, Ayah bisa hidup tenang dan damai di rumah ini. Bagaimana?" tawar Aliya
"Keputusan Ayah sudah bulat Sayang, dan itu tidak bisa di ganggu gugat" Tuan Daffa bangkit dari duduknya, dan memilih pergi dari sana
Aliya menatap sang Bunda dengan mata berkaca kaca. Ini adalah cara terakhir yang bisa ia lakukan untuk membatalkan perjodohan yang Ayahnya rencanakan. Ia akan mendekati bundanya dengan air mata buaya, dan meminta sang Bunda untuk membujuk Ayahnya agar membatalkan perjodohan untuknya. Secara perlahan, Aliya mulai berpindah duduk di samping sang bunda.
"Bun... Aliya belum ingin menikah" rengek Aliya, bahkan air mata buaya sudah mulai membasahi kedua pipinya
"Tapi kau harus menikah sayang, ini sudah keputusan Ayahmu" Ibu tiga anak itu mengelus pucuk kepala putrinya dengan begitu sayang. Ia lantas mengambil ujung hijab yang ia kenakan untuk menghapus air mata di pipi sang putri "Sudahlah, ini adalah jalan terbaik untukmu. Ayah tidak mungkin sembarangan dalam memilih laki laki yang akan mendampingi putrinya. Jadi kau terima saja ya Sayang"
"Tapi Bun..."
"Bunda..."
Bunda Sekar yang mendengar panggilan suaminya, dengan segera melepas rengkuhan Aliya. Ia tersenyum lembut sembari menggenggam tangan Aliya, sebelum akhirnya ia pergi dan menemui suaminya. Sedangkan Afifa dan Bara menyemburkan tawa mereka begitu saja saat melihat sang bunda pergi
"Kak, Kak, air mata palsumu itu tidak berguna ternyata" ledek bara
"Diam anak kecil"
Aliya segera pergi menuju kamarnya. Meninggalkan Afifa dan Bara yang masih tampak tertawa senang. Afifa menghapus sudut matanya yang sedikit basah oleh air mata, karena terlalu puas tertawa. Setelah itu, ia ikut masuk ke kamarnya, meninggalkan Bara yang kini berada di ruang keluarga seorang diri
"Huh, nasib si bontot" keluh bara, ia ikut bangkit dan menuju kamarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Ely
Aliya. Afifa dan si bontot bara. Gokil /Kiss//Kiss/
2025-01-19
2