Chapter 19

Anggrek Café. Sebuah tempat yang menjadi pilihan Shaquille untuk membawa Allura sejenak menikmati waktu berdua sementara menunggu mobil perempuan itu diperbaiki pihak bengkel. Shaquille mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk yang tepat. Ya, Shaquille adalah tipekal orang yang tidak suka duduk di sembarang tempat meski lokasi yang ia tuju memang sudah terlihat nyaman. Apalagi di ruang tertutup seperti ini. Shaquille lebih suka memilih tempat di pojok atau di dekat jendela. Dengan begitu, ia tak hanya bisa menikmati suasana yang itu-itu saja atau monoton. Akan tetapi, ia bisa menikmati juga suasana luar yang bebas. Dan Shaquille sangat menyukai suasana seperti itu.

“Mau duduk di dekat jendela?” tanya Shaquille ketika melihat ada satu tempat kosong yang tersisa di sudut café dan tepat sekali di dekat jendela. Shaquille tak melepas pandangan dari tempat itu untuk memastikan tidak ada orang yang akan menempatinya. Jika ada, dengan sangat terpaksa ia harus mencari tempat lain dan satu-satunya pilihan adalah berada di tengah-tengah.

“Boleh,” jawab Allura seraya tersenyum. Ia juga ikut melempar tatapan ke arah mana pandangan Shaquille. “Aku lebih suka duduk di dekat jendela, karena sudah terbiasa. Setiap kali makan di luar, Papa selalu memilih tempat di dekat jendela,” terang Allura seraya tertawa kecil mengingat kebiasaan sang ayah.

“Oh, ya?” Shaquille terdengar antusias mendengar cerita Allura.

Allura menganggukkan kepala. “Iya. Padahal, Mama sama adikku tidak suka. Tapi, Papa selalu keukeuh. Katanya, biar bisa nikmatin suasana luar. Apalagi kalau hujan,” tutur Allura.

Dalam beberapa saat Shaquille terdiam. Namun, setelah itu ia tersenyum tipis. Rupanya masih ada manusia lain yang menyukai hal yang sama dengannya.

“Kenapa?” tanya Allura yang melihat senyum tipis laki-laki itu. Ia menatap curiga Shaquille.

“Nggak apa-apa. Cuma, ya, nggak habis pikir saja kalau ada yang sama kayak aku,” jawab Shaquille dan tertawa kecil. “Aku juga seorang pluviophile, btw,” sambung Shaquille. Kali ini dengan membawa sepasang tungkainya untuk melangkah ke sudut café. Begitu sampai, Shaquille langsung menarik kursi dan mempersilakan Allura untuk duduk.

Allura tersenyum tipis. Perlakuan Shaquille yang terbilang sederhana itu sukses membuat Allura terpesona. Memang bukan kali ini saja Allura diperlakukan istimewa oleh laki-laki. Ya, Arga bahkan memperlakukannya bak seorang ratu. Namun, entah kenapa rasanya begitu berbeda diperlakukan seperti ini oleh Shaquille. “Thank you.”

“Mau pesan apa?” tanya Shaquille.

“Avocado milk shake,” jawab Allura cepat.

Shaquille tertegun sejenak. Lalu, ia menelan saliva dengan sedikit kesusahan. Bukan heran atau bingung. Hanya saja, Shaquille seketika merasa jijik mendengar apa yang disebutkan oleh Allura. Ya, tidak heran jika memang Shaquille merespons demikian. Shaquille adalah salah satu orang yang membenci alpukat. Entah dalam bentuk apa pun juga.

Allura tersadar akan ekspresi yang ditunjukkan Shaquille. Lantas, perempuan itu mengerutkan kening. “Kenapa?” tanya Allura seraya menatap sepasang bola mata yang sangat mirip dengan milik ayahnya itu.

Shaquille tersenyum kaku. Sepertinya ia sudah keterlaluan, karena memberikan respons seperti itu. Namun, yang terlihat dari Shaquille adalah respons yang sangat spontan. “Nggak apa-apa,” jawab Shaquille dan membuat pesanan untuk dirinya sendiri.

“Kamu kelihatan jijik. Kamu nggak suka alpukat?” tanya Allura mencoba menerka. Ia tak hanya sekali melihat respons seperti yang ditunjukkan Shaquille. Namun, setiap kali ia pergi bersama sang ayah dan memesan sesuatu yang berbau buah berwarna hijau itu.

Malu-malu Shaquille menganggukkan kepala. Lalu, jawaban itu justru membuat Allura terdiam. Entah hanya kebetulan lagi yang terjadi. Kenapa banyak hal yang sama antara Shaquille dengan ayahnya? Bahkan, Shaquille juga sangat menyukai hujan. Begitu juga dengan ayah Allura. Lantas, apakah sebenarnya kecurigaan Kailan itu memang benar? Ah, tidak! Di dunia ini banyak orang yang menyukai hujan, tidak suka buah alpukat, bahkan memiliki kelopak mata yang sama. Apa yang Allura temukan dalam diri Shaquille adalah kesamaan yang hanya kebetulan saja dengan Arga. Tidak ada hal lain selain kebetulan.

Shaquille menjentikkan jarinya di depan wajah Allura yang terpaku sampai perempuan itu tersentak. Hal itu sukses membuat Shaquille terkekeh. Allura terlalu lucu di mata Shaquille. “Bisa-bisanya ngelamun di tempat ramai seperti ini,” ujar Shaquille seraya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan tingkah Allura.

Perempuan berambut sebahu itu hanya bisa tersenyum tipis. Otaknya masih belum bisa diajak menikmati suasana yang ia hadapi saat ini. Terlalu sibuk pusat control tubuhnya itu memikirkan kesamaan yang terus saja bermunculan. Astaga!

“Kenapa? Lagi ada masalah?” tanya Shaquille yang melihat perubahan Allura yang begitu tiba-tiba. Ia melihat begitu jelas perbedaan perempuan itu dari sebelumnya.

Allura menggelengkan kepala. “Nggak kok,” jawab Allura.

Hening. Pesanan keduanya datang. Lalu, mulai mencoba mencicipi hidangan masing-masing.

“Kenapa kamu menyukai hujan?”

“Karena dari hujan aku belajar untuk nggak boleh menyalahkan takdir,” jawab Shaquille dengan senyum manisnya.

“Maksudmu?”

“Kamu tahu ‘kan kalau hujan itu jatuh berkali-kali. Tapi, hujan nggak pernah nyalahin takdir,” tukas Shaquille lagi.

“Papaku juga sama seperti kamu,” balas Allura dengan cepat. “Kalau aku tanya kenapa dia menyukai hujan. Dia pasti akan menjawab dengan jawaban yang sama seperti yang kamu bilang,” sambung Allura seraya membayangkan jawaban yang sering diberikan oleh Arga. Sampai akhirnya Allura menyadari bahwa Shaquille dan Arga memang memiliki kesamaan.

“Oh, iya?”

Allura mengangguk pelan. “Papaku juga nggak suka alpukat, karena aromanya. Apak amu juga sama?” tanya Allura seakan mengulik lebih lama tentang Shaquille.

Dengan cepat Shaquille menganggukkan kepala. “Aromanya membuat aku mual.”

“Kenapa bisa sama seperti ini, Shaquille? Sebenarnya, ada apa di balik semua ini?” Allura bertanya-tanya dalam hati. Entah kenapa Allura takut dengan isi kepalanya sendiri. Lalu, detik selanjutnya Allura menggelengkan kepala. Mengenyahkan semua pikiran yang tak seharusnya ada. Ia tidak boleh berpikiran negative pada ayahnya sendiri. Tidak mungkin Arga memiliki wanita lain selain Yoanna. Apalagi sampai memiliki anak dari wanita itu. Tidak mungkin.

“Kamu kenapa sih kok aneh banget?”

Allura menghela napas panjang dan mencoba bersikap biasa saja. “Nggak apa-apa kok.”

“Kamu pasti mikirin tentang kesamaanku sama papamu, ya?” Shaquille mencoba menebak isi kepala Allura.

Allura tidak menjawab. Ia lebih memilih menyeruput minumannya.

“Di dunia bukan cuma aku sama papamu saja yang memiliki kesamaan. Banyak kok,” sambung Shaquille.

“Iya,” balas Allura singkat.

“Jangan terlalu overthinking tentang sesuatu. Yang kamu pikirkan belum tentu sesuai dengan kenyataannya.”

Allura hanya bisa mengulum senyumnya. Ucapan Shaquille terdengar bijak. Dan Allura menyukai itu.

“Yang nyata saja belum tentu benar. Apalagi yang hanya masih sebatas isi kepala.” Shaquille tertawa kecil. “Jangan sampai menjebak diri pada hal negative hanya karena diperbudak isi kepala saja.”

Allura menganggukkan kepala. Ia membenarkan ucapan Shaquille. Ia tidak boleh kalah oleh isi kepalanya sendiri.

“Belajar untuk positive thinking pada Tuhan dan takdir-Nya. Jangan mencoba untuk mendahului.”

Ah, Shaquille. Laki-laki itu terlalu bijak menyikapi sesuatu. Allura saja sampai terpesona dengan gaya bahasanya. Benar-benar tidak pernah Allura pikirkan jika sosok Shaquille seperti ini. Pertemuan pertama dan keduanya membuat Allura berpikir bahwa Shaquille hanyalah sosok dingin dan cuek serta irit bicara. Nyatanya, tidak begitu. Shaquille adalah sosok yang asyik diajak berbincang. Shaquille juga sosok yang patut dijadikan panutan. Ah, Shaquille terlihat sempurna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!