"Sudah lupakan perkataanku yang tadi." Ucap Angel sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak bisa, Aku paling tidak suka bermain teka - teki." Ucap Abertosa yang masih penasaran dengan kalimat selanjutnya.
Angel menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menatap wajah tampan Abertosa.
"Wajah Tuan Aberto dan tuan Abertosa sangat mirip dan tidak semua orang bisa membedakannya." Ucap Angel mengalihkan pembicaraan agar tidak membahas yang tadi.
"Memang wajah kami mirip dan tidak semua orang bisa membedakannya dan jangan bilang kamu bisa membedakannya?" Tanya Abertosa.
"Tentu saja bisa." Jawab Angel dengan nada santai.
"Apa bedanya?" Tanya Abertosa penasaran
"Dari sifatnya beda, kalau Tuan Muda Aberto orangnya dingin, datar dan arah matanya tidak pernah lepas menatap wajah istrinya sedangkan Tuan Muda Abertosa...." Ucap Angel menggantungkan kalimatnya.
"Aku kenapa?" Tanya Abertosa penasaran.
"Apakah Tuan ... (menjeda kalimatnya) ... Tidak marah jika Aku berkata jujur?" Tanya Angel memastikan.
"Tentu saja tidak marah, katakan saja." Ucap Abertosa yang penasaran dengan kalimat selanjutnya.
"Sebenarnya sifat Tuan Muda itu humoris, sayang dengan keluarga. Walau di luar terlihat tegar dan kuat tapi maaf, Tuan ... (menjeda kalimatnya) ... hati Tuan Muda rapuh dan ada kesedihan di mata Tuan Muda." Jawab Angel sambil menjeda kalimatnya karena tidak enak hati.
"Maaf Tuan Muda kalau saya salah menilai." Sambung Angel.
"Apa yang kamu katakan benar adanya, darimana kamu tahu sedangkan kita baru mengenalnya?" Tanya Abertosa dengan wajah terkejut.
"Saya dulu kuliah mengambil jurusan Psikologi jadi saya bisa sedikit membaca wajah seseorang." Jawab Angel dengan jujur.
"Bagaimana dengan ke dua putraku? Apakah bisa membaca wajah ke dua putraku?" Tanya Abertosa sambil menatap ke arah ke dua putra kembarnya.
Angel menatap ke arah kanan di mana salah satu anak kembar sedang menatap dirinya dan tidak berapa lama Angel memalingkan wajahnya ke arah kiri di mana anak kembar yang satunya lagi sedang menatapnya.
"Ke dua putra Tuan Muda, sama - sama membutuhkan perhatian dan ada kesedihan yang teramat sangat di wajahnya." Ucap Angel kemudian menghembuskan nafasnya dengan perlahan.
Entah kenapa air mata Angel keluar karena melihat raut wajah kesedihan yang teramat sangat pada wajah ke dua anak kembar. Entah keberanian dari mana Abertosa yang melihat Angel menangis membuatnya dirinya mengarahkan ke dua tangannya ke wajah Angel dan menghapus air matanya dengan menggunakan ke dua ibu jarinya.
"Kenapa menangis?" Tanya Abertosa dengan wajah terkejut.
"Aku tidak tahu, entah kenapa Aku seperti ini. Melihat kesedihan ke dua putra Tuan Muda hatiku sangat sakit. Kalau boleh tahu ada apa sebenarnya?" Tanya Angel penasaran.
Abertosa menghembuskan nafasnya dengan berat sambil menatap wajah cantik Angel.
"Aku dan istriku dalam proses cerai." bisik Abertosa karena tidak ingin di dengar oleh ke dua putra kembarnya.
"Kenapa?" Tanya Angel sambil memalingkan wajahnya ke arah Abertosa.
Ketika Angel memalingkan wajahnya ke arah wajah Abertosa untuk ikut berbisik ternyata wajah Abertosa sangat dekat dengan wajah Angel membuat bibir mereka bersentuhan. Hal itu membuat ke dua jantung mereka berdetak kencang dan langsung menarik wajahnya masing-masing.
"Maaf." Jawab Angel merasa bersalah.
"Tidak apa - apa." Jawab Abertosa sambil tersenyum nyaris tidak terlihat kecuali kakak kembarnya yang sejak tadi memperhatikan mereka.
Merekapun saling terdiam memikirkan yang baru saja terjadi dan terlihat jelas kecanggungan di wajah mereka. Hingga terselamatkan oleh ketiga pelayan restoran yang datang membawa nampan berisi makanan dan minuman pesanan mereka dan meletakkan semuanya di atas meja.
Rahul dan Raul yang melihat Mommy Davina sedang menyuapkan ke tiga putranya secara bergantian membuat mereka iri dan ingin diperlakukan seperti itu karena Ibu mereka tidak pernah memperlakukan seperti itu ke mereka sejak kecil hingga sekarang.
"Tante, maukah menyuapi kami?" tanya Rahul sambil menatap sendu ke arah Angel dengan wajah penuh harap.
"Iya tante, Aku ingin sekali disuapi." ucap Raul dengan mata memerah menahan air matanya agar tidak keluar.
"Rahul, Raul kalian sudah besar makan sendiri ya." ucap Abertosa yang merasa tidak enak hati dengan Angel.
"Tapi Daddy, kami ingin." Ucap Rahul dan Raul dengan kompak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments