"Kenapa anak kita gaya bicaranya seperti orang dewasa?" Tanya Mommy Davina sambil bersandar di bahu suaminya.
"Entahlah Daddy juga bingung." Jawab Daddy Aberto sambil mengusap rambut istrinya dengan lembut.
"Ya sudah kalian berangkat." Ucap Tuan Abertos mengalihkan pembicaraan.
"Baik Daddy dan Mommy." Jawab Daddy Aberto sambil mengecup punggung tangan ke dua tangan orang tuanya secara bergantian.
"Oma dan Opa kami pergi dulu." Pamit Dave sambil mengecup punggung tangan ke dua tangan Oma dan Opanya secara bergantian.
"Daven pamit juga dan kalau David nakal jewer saja." Ucap Daven sambil mengecup punggung tangan ke dua tangan Oma dan Opanya secara bergantian.
"Aish Kak Daven, David tidak pernah nakal tapi yang ada David akan selalu menjaga Oma dan Opa dari orang jahat." Ucap David.
Daven hanya tersenyum begitupula dengan yang lainnya dan apa yang dilakukan oleh mereka tidak luput dari perhatian Abertosa dan ada ada rasa iri di hatinya melihat keharmonisan kakaknya dengan istri serta ke tiga ponakannya.
'Jika Aku berangkat kerja istriku masih tidur dan ke dua putraku tidak pernah perduli. Keluarga ku hanya menemui diriku jika kehabisan uang.' Ucap Abertosa dalam hati.
Singkat cerita kini mereka sudah sampai di perusahaan milik orang tua Daddy Aberto dan Abertos. Daddy Aberto duduk di kursi kebesarannya dan ke dua putra kembarnya duduk di sofa sedangkan adik kembarnya yang bernama Abertos duduk berhadapan dengan kakak kembarnya yang hanya dibatasi oleh meja.
"Kakak pekerjaan kakak banyak sekali?" tanya Abertos.
"Memang benar, sekretarisku cuti makanya dokumennya menumpuk belum lagi perusahaan milik istriku yang harus Aku kerjakan." Jawab Daddy Aberto sambil mengerjakan satu persatu dokumen yang menumpuk.
"Daddy perlu bantuan?" tanya Daven tiba - tiba.
"Boleh, ini Daddy kasih laptop dan enam dokumen." Jawab Daddy Aberto sambil berjalan ke arah Daven untuk memberikan laptopnya dan juga enam dokumen.
"Baik Daddy." Jawab David.
Daddy Aberto meletakkan laptop di atas meja kemudian Daven enam dokumen sedangkan Daven menekan tombol power agar laptopnya menyala.
"Daddy Aku pinjam laptopnya." Pinta Dave.
"Ok." Jawab Daddy Aberto sambil berjalan untuk mengambil laptop satunya lagi.
"Kakak, kenapa dokumen di kasih ke putramu?" Tanya Abertosa penasaran.
"Nanti Kamu akan tahu." Jawab Daddy Aberto dengan nada santai.
"Adik mau ikut bantu?" Tanya Daddy Aberto.
"Boleh, sini." Ucap adiknya dengan penuh semangat.
Daddy Aberto memberikan enam dokumen ke adik kembarnya kemudian adik kembarnya mengambil satu dokumen kemudian membacanya kata demi kata hingga tiba - tiba mereka mendengar ...
"Daddy sudah selesai, lima benar dan satu ada yang salah. Daven sudah tandai kata yang salah dan Daven tulis kata yang benar. Apa ada yang lainnya?" Tanya Daven sambil berdiri dan berjalan ke arah Daddy Aberto.
"Coba Paman lihat." Pinta Abertosa penasaran karena Daven cepat sekali mengerjakannya.
Daven memberikan dokumen tersebut yang sudah di selesaikan ke paman Abertosa dan pamannya langsung memeriksanya.
"Sayang, ini Daddy kasih lagi." Ucap Daddy Aberto sambil memberikan dua belas lembar dokumen.
"Baik Dad." Jawab Daven sambil menerima dua belas lembar dokumen tersebut.
"Ini... ini ..... benar semua dan satu ada yang salah. Dokumen yang salah sudah Daven perbaiki dan kata - katanya benar." Ucap Abertosa tidak percaya dengan apa yang dikerjakan oleh Daven.
"Tentu benar, mana dokumennya mau Aku tanda tangani." Pinta Daddy Aberto dengan nada bangga.
"Ini kak." Ucap Abertosa sambil memberikan enam lembar dokumen yang sudah selesai dikerjakan oleh Daven.
"Kak boleh aku bertanya?" Tanya Abertosa penasaran.
"Silahkan." Jawab Daddy Aberto sambil mengecek dan menandatangani dokumen.
"Tadi Kakak bilang perusahaan milik Kakak ipar, Kakak yang mengerjakannya. Benar bukan?" Tanya Abertosa memastikan apa yang barusan didengarnya.
"Benar." Jawab Daddy Aberto dengan singkat.
"Apakah Kakak ipar dan keluarga Kakak ipar meminta uang dari keuntungan perusahaan milik Kakak ipar?" Tanya Abertosa penasaran.
"Tidak pernah, istriku tidak pernah meminta uang sepeserpun bahkan dua kartu yang Aku berikan, baik kartu kredit tanpa batas dan kartu debit jarang sekali digunakan." Jawab Daddy Aberto sambil masih mengerjakan dokumen.
"Jarang sekali digunakan? Maksud Kakak, Kakak ipar tidak pernah menghambur - hamburkan uang begitu pula dengan keluarga Kakak ipar?" Tanya Abertosa dengan wajah terkejut.
"Tidak pernah, paling istriku menggunakan uang itu untuk membelikan pakaianku dan pakaian anak - anak sedangkan pakaiannya sendiri jarang dibelinya dengan alasan sudah banyak pakaiannya." Jawab Daddy Aberto.
"Mengenai keluarga istriku, tidak pernah sepeserpun mereka meminta uang perusahaan milik istriku malah yang ada di saat Aku berulang tahun keluarga istriku dan ke dua orang tua kita bekerja sama memberikan kejutan yang sangat luar biasa." Sambung Daddy Aberto.
Abertosa terdiam ketika mendengar ucapan Daddy Aberto dan dalam hatinya yang paling dalam dirinya sangat iri dengan Kakak kembarnya yang sangat beruntung mendapatkan istri sebaik Mommy Davina.
"Kakak bertemu kakak ipar di mana? Setahuku Kakak sangat alergi terhadap semua wanita?" Tanya Abertosa mengalihkan pembicaraan.
Orang tua mereka tidak tahu kalau Daddy Aberto mempunyai alergi di mana jika kulitnya di sentuh maka gatal - gatal dan kulitnya memerah. Hanya Abertosa yang tahu dan Abertosa yang sering menjadikan tubuhnya sebagai tamengnya untuk mengusir jika ada gadis - gadis yang ingin mendekati dan berkenalan dengan mereka.
"Kami tidak sengaja bertemu di mana saat itu Aku tidak sengaja menyentuhnya dan Aku sama sekali tidak alergi karena itulah Aku menikah dengannya." Jawab Daddy Aberto yang tidak mau menjelaskan lebih detail karena bagaimanapun dirinya tidak ingin nanti istri yang dicintainya direndahkan oleh orang lain terlebih saudaranya.
"Kenapa kakak menyerahkan semua harta kakak ke Kakak ipar? Apakah Kakak tidak takut jika suatu saat nanti Kakak ipar selingkuh dan menendang kakak?" Tanya Abertosa yang tidak ingin Kakak kembarnya terlalu percaya dengan Mommy Davina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments