Menjadi Pembantu Di Rumah Suamiku
Di sebuah desa terpencil, dibawah kaki gunung Merbabu. Hidup seorang gadis yatim piatu yang bernama Kiara maharani yang kerap disapa Kia.
Kiara tinggal bersama budhe dan sepupu laki-laki nya yang selalu bertindak seenaknya, sebab mereka menganggap Kiara hanya menumpang dan menjadi benalu di rumah yang mereka tinggali bersama.
Sebenarnya rumah tersebut dan semua perkebunan sayur milik budhe Kiara adalah peninggalan dari orang tua Kiara untuk Kiara, tetapi budhe Kiara memanipulasi kepemilikan perkebunan menjadi atas namanya. Dan soal rumah, ia menganggap sebagai penebus biaya hidup kiara selama Kiara tinggal bersamanya.
Padahal sejak kecil Kiara sudah mencari uang jajan sendiri dengan cara membantu tetangganya berjualan dan sering di suruh bersih-bersih atau mengantar sesuatu oleh tetangganya. Kebanyakan tetangga Kiara merasa kasihan dan sayang sama Kiara, sehingga mereka selalu memberi upah yang lebih pada Kiara. Tetapi hasil kerja keras Kiara malah sering di minta budhe nya dengan alasan untuk membeli beras dan lauk yang nantinya juga dimakan oleh Kiara.
Rio kakak sepupu Kiara, juga sering kali memaksa Kiara untuk memberikan sebagian uangnya. Bahkan kadang tabungan milik Kiara juga diambilnya secara diam-diam, tetapi kakak sepupunya tersebut tidak pernah mau mengakuinya.
Apalagi setelah menginjak dewasa. Rio kakak sepupu Kiara suka sekali bermain judi dan mabuk-mabukan sehingga membuat ibunya marah-marah setiap hari, dan pada akhirnya Kiara juga ikut kena imbasnya.
Sebenarnya Kiara ingin sekali tinggal sendiri dengan cara mengontrak kamar kost. Tetapi ia selalu kehabisan uang. Tiap kali Kiara mencoba untuk menabung, ujung-ujungnya pasti diambil budhe atau kakak sepupunya.
Malam ini entah ada angin apa, tiba-tiba kakak sepupunya pulang membawa martabak untuknya. Kiara yang tak biasa diperlakukan seperti itu merasa ada yang aneh.
"Kenapa malah diam saja? Ayo ambil ini! Mumpung aku lagi baik. Aku baru saja menang judi sepuluh juta, anggap saja ini syukuran atas kemenangan ku" Ucap Rio dengan di iringi dengan sedikit tersenyum.
"Menang judi kok pake syukuran." Batin Kiara merutuki kegilaan kakak sepupunya tersebut. Tapi ia tidak berani berkata langsung, khawatir kakak sepupunya akan marah.
Akhirnya Kiara menerima martabak pemberian Rio, daripada nanti Rio marah lagi seperti biasanya.
"Makasih ya mas Rio" Ucap Kiara kemudian menutup pintu kamarnya tanpa menunggu jawaban dari kakak sepupunya tersebut.
Kiara mencoba mencicipi martabak tersebut sepotong. Setelah dirasanya sangat enak, Kiara menambah lagi sepotong. Dan setelah menghabiskan potongan ke tiga, kiara merasakan kantuk yang luar biasa. Akhirnya Kiara memilih tidur tanpa sempat melakukan aktifitas bersih-bersih terlebih dahulu, seperti yang biasa ia lakukan saat akan tidur.
Tak lama kemudian, Rio kembali mengetuk pintu kamar Kiara. Setelah beberapa kali ketukan, Kiara tak kunjung membuka pintunya, akhirnya Rio membuka pintu kamar kiara dengan menggunakan kunci cadangan yang sudah di persiapkannya.
Rio tersenyum senang melihat Kiara yang sudah tak sadarkan diri. Rupanya Rio sudah menabur bubuk obat tidur pada martabak yang diberikannya pada Kiara.
"Si Bos pasti suka dengan barang yang ku bawa malam ini." Ucap Rio sembari menggendong Kiara menuju mobil yang sudah disewanya untuk membawa kiara pergi bertemu dengan seseorang yang di anggap Bos nya.
Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya Rio sampe juga ke tempat tujuannya.
Seorang wanita setengah tua, berpenampilan anggun dan seksi dengan bibir merah merona segera keluar dari rumah menyambut kedatangan Rio.
"Mana dia?" Ucap wanita itu.
Rio langsung membukakan pintu mobil dan memperlihatkan Kiara yang masih tak sadarkan diri. "Gimana bos? Sesuai permintaan bos kan?" Ucap Rio penuh percaya diri.
"Hmm bagus sih, tapi apa kamu yakin dia masih perawan? Kalo ternyata udah blong gimana?." Tanya wanita itu memastikan.
"Seratus persen aku yakin dia masih perawan bos. Dia sepupu aku, kita tinggal dalam satu rumah. Yang aku perhatikan dia tidak pernah dekat dengan laki-laki, malah dia cenderung menghindar. Jadi bisa di pastikan dia masih ORI bos." Jawab Rio meyakinkan.
"Oke, Kalo sampe pelangganku komplain karna tidak sesuai yang kamu bilang, kamu yang harus bertanggung jawab." ucap perempuan tersebut yang kemudian menyuruh pegawainya untuk mengantar Rio masuk membawa kiara ke dalam kamar yang sudah di persiapkan nya.
Esok harinya Kiara terbangun dari tidurnya dan ia merasakan kepalanya sangat pusing. Perlahan Kiara membuka matanya, samar² Kiara melihat dinding warna krem. Padahal dinding di kamarnya warna pink muda.
Kiara mencoba mengumpulkan kesadarannya untuk memastikan ia tidak salah lihat. Dan setelah sadar sepenuhnya, kiara merasa terkejut. Sebab ternyata dirinya tidak berada di kamar yang biasa ia tiduri.
"Aku dimana?" Ucap kiara sembari mengubah posisinya menjadi duduk, Kiara merasa lebih terkejut lagi ketika mendapati tubuhnya hanya tertutup selimut tanpa sehelai benang, dan ia juga merasakan sakit di pangkal pahanya ketika ia berusaha untuk bergerak.
Kiara mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, tetapi ia hanya mengingat saat Rio datang membawakan martabak untuknya dan setelah memakan martabak tersebut, ia sudah tidak mengingat apa-apa lagi.
Kiara merasa hancur dengan apa yang terjadi pagi ini. Sungguh ia tak menyangka, Rio akan tega berbuat segila ini. Bukankah selama ini ia sudah berbaik hati dengan sering memberinya uang dan menolong dia saat mengalami kesulitan seperti ditangkap polisi dan lain-lain. Tapi apa yang dilakukannya pada Kiara. Bukannya membalas budi tetapi malah menghancurkan masa depan Kiara.
Hari ini juga Kiara akan berontak. Ia tidak akan mau lagi diperlakukan semena-mena oleh kakak sepupunya yang jahat itu.
Dengan sekuat tenaga, Kiara mencoba untuk bangkit dan memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai. Setelah mengenakan pakaiannya. Pelan-pelan Kiara membuka pintu dan mengintip keluar.
Ternyata ia sedang berada di hotel terbagus di daerahnya. Kiara merasa sedikit lega, karna pasti tidak akan ada orang yang menahan dia untuk keluar dari ruangan terkutuk itu.
Kiara sempat membayangkan, ia dijual ditempat yang banyak bodyguardnya dan disuruh melayani om-om hidung belang setiap malam. Membayangkan itu membuat Kiara merasa ngilu dan mual.
Saat sudah mendekati tempat resepsionis, Kiara mencoba mencari cara supaya bisa keluar dari hotel tanpa diketahui oleh resepsionis. Kebetulan sekali tak lama kemudian tempat resepsionis tampak sepi tidak ada orang. Kiara langsung buru-buru keluar, sampai ia tak sadar hampir menabrak seseorang.
"Kiara, kamu ngapain disini?" Ucap seseorang yang mengenal Kiara.
Kiara merasa sial bertemu Tania disini. Tania adalah teman sekolahnya yang suka mem bully dan menghinanya.
"Hah anu eum. Aku kerja disini sekarang." Jawab Kiara sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia bingung harus menjawab apa, hingga akhirnya ia terpaksa berbohong.
"Ooh. Memang kerja di bagian apa? Kok penampilan kamu acak-acakan seperti ini?" Tanya tania menelisik penampilan Kiara dari atas kepala sampai ujung kakinya yang terlihat berantakan.
"Bagian bersih-bersih" Jawab Kiara terpaksa mengaku sebagai tukang bersih-bersih. Sesuai penampilannya saat ini, supaya Tania tidak curiga.
"Ooh gitu." Ucap Tania mengangguk paham.
"Oh ya kebetulan banget ketemu disini. Besok aku mau ngadain syukuran di rumah. Kamu datang ya! Aku diterima kerja di perusahaan daerah kota jakarta. Jadi besok lusa aku udah nggak disini lagi. Aku akan tinggal di kota jakarta, kota impianku." Ucap Tania lagi, memberitahu pada Kiara dan mengundangnya untuk datang ke acara syukuran dirumahnya.
Setelah Kiara menyanggupi undangan acara syukuran di rumah Tania, keduanya segera melangkah pergi menuju tujuannya masing-masing.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Ikbal Syaputra Rafky
visual nya mana thor
2024-10-20
1
Nita_
awalan yang baik
2023-11-02
2