NovelToon NovelToon

Menjadi Pembantu Di Rumah Suamiku

Kiara Yang Malang

Di sebuah Desa terpencil dibawah kaki gunung Merbabu, hidup seorang gadis yatim piatu yang bernama Kiara Maharani yang kerap disapa Kia.

Kiara tinggal bersama Budhe dan sepupu laki-laki nya yang selalu bertindak seenaknya, karena mereka menganggap Kiara hanya menumpang dan menjadi benalu di rumahnya.

Sebenarnya rumah dan semua perkebunan sayur milik budhe Kiara adalah peninggalan dari orang tua Kiara untuk Kiara tapi Budhenya memanipulasi kepemilikan perkebunan menjadi atas namanya dan soal rumah, ia menganggap sebagai penebus biaya hidup kiara selama Kiara tinggal bersamanya.

Padahal sejak kecil Kiara sudah mencari uang jajan sendiri dengan cara membantu tetangganya berjualan dan sering di suruh bersih-bersih atau mengantar sesuatu oleh tetangganya,Kebanyakan tetangganya merasa kasihan dan sayang sama Kiara hingga selalu memberi upah yang lebih pada Kiara. Tapi hasil kerja keras Kiara malah sering di minta Budhe nya dengan alasan untuk beli lauk yang nantinya dimakan Kiara juga.

Sepupunya juga sering kali memaksa Kiara untuk memberikan sebagian uangnya, bahkan kadang tabungan Kiara juga diambilnya secara diam-diam tapi sepupunya itu tidak pernah mau mengaku.

Apalagi setelah menginjak dewasa, Rio sepupunya itu suka sekali bermain judi dan mabuk-mabukan hingga membuat ibunya marah-marah setiap hari dan pada akhirnya Kiara juga ikut kena imbasnya.

Sebenarnya Kiara ingin sekali tinggal sendiri dengan cara mengontrak kamar, Tapi ia selalu kehabisan uang. Tiap kali Kiara mencoba untuk menabung ujung-ujungnya pasti diambil Budhe nya atau sepupunya.

Malam ini entah ada angin apa tiba-tiba sepupunya pulang membawa martabak untuknya. Kiara yang tak biasa diperlakukan seperti itu merasa ada yang aneh.

"Kenapa malah diam saja? Ayo ambil ini mumpung aku lagi baik. Aku habis menang judi 10 juta, anggap saja ini syukuran atas kemenangan ku" Ucap Rio sembari tertawa bahagia.

"Menang judi kok pake syukuran." Batin Kiara merutuki kegilaan Kakak sepupunya itu, Tapi ia tidak berani berkata langsung, takut sepupunya marah.

Akhirnya Kiara menerima martabak pemberian Rio, daripada nanti Rio marah lagi seperti biasanya."Makasih ya mas Rio" Ucap Kiara kemudian menutup pintu kamarnya tanpa menunggu Rio berbicara lagi.

Kiara mencoba mencicipi martabak pemberian kakak sepupunya itu sepotong, setelah dirasanya sangat enak Kiara menambah lagi sepotong, Dan setelah menghabiskan potongan ke tiga, kiara merasakan kantuk yang luar biasa, akhirnya Kiara memilih tidur tanpa melakukan aktifitas bersih-bersih seperti biasanya.

Tak lama kemudian Rio kembali mengetuk pintu kamar Kiara, tapi sudah beberapa kali ketukan, Kiara tak kunjung membuka pintunya.Akhirnya Rio membuka pintu kamar kiara dengan kunci cadangan.

Rio tersenyum senang melihat Kiara yang sudah tak sadarkan diri. Rupanya Rio sudah menabur bubuk obat tidur pada martabak tersebut.

"Si Bos pasti suka dengan barang yang ku bawa malam ini." Ucap Rio sembari menggendong Kiara menuju mobil yang sudah disewanya untuk membawa kiara pergi bertemu dengan seseorang yang di anggap Bos nya.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya Rio sampe juga ke tempat tujuannya.

Seorang wanita setengah tua, berpenampilan anggun dan seksi keluar dari rumah menyambut kedatangan Rio.

"Mana dia?" Ucap wanita itu.

Rio langsung membukakan pintu mobil dan memperlihatkan Kiara yang masih tak sadarkan diri. "Gimana bos? Sesuai permintaan bos kan?" Ucap Rio penuh percaya diri.

"Hmm bagus sih, tapi apa kamu yakin dia masih perawan? Kalo ternyata udah blong gimana?." Tanya wanita itu memastikan.

"100% aku yakin dia masih perawan bos, dia sepupu ku tinggal satu rumah sama aku.Yang aku perhatikan dia tidak pernah dekat dengan laki-laki, malah dia cenderung menghindar. Jadi bisa di pastikan dia masih ORI bos" Jawab Rio meyakinkan.

"Oke, Kalo sampe pelangganku komplain karna tidak sesuai yang kamu bilang, kamu yang harus bertanggung jawab." ucap perempuan itu yang kemudian menyuruh pegawainya untuk mengantar Rio masuk membawa kiara ke dalam kamar yang sudah di persiapkan.

Esok harinya Kiara terbangun dari tidurnya dan ia merasakan kepalanya sangat pusing. Perlahan Kiara membuka matanya, samar² Kiara melihat dinding warna krem.Padahal dinding di kamarnya warna pink muda.

Kiara mencoba mengumpulkan kesadarannya untuk memastikan ia tidak salah lihat.Dan setelah sadar sepenuhnya kiara kaget karena merasa asing dengan kamarnya.

"Aku dimana?" Ucap kiara sembari mengubah posisinya menjadi duduk, Kiara merasa lebih kaget lagi ketika mendapati tubuhnya hanya tertutup selimut tanpa memakai apa-apa dan ia merasakan sakit di pangkal pahanya ketika ia berusaha untuk bergerak.

Kiara mencoba mengingat apa yang terjadi semalam tapi ia hanya mengingat saat Rio datang membawakan martabak untuknya dan setelah memakan martabak itu Kiara sudah tidak mengingat apa-apa lagi.

Kiara merasa hancur dengan apa yang terjadi pagi ini, Sungguh Kiara tak menyangka Rio tega berbuat segila ini.Bukankah selama ini ia sudah berbaik hati dengan sering memberinya uang dan menolong dia saat mengalami kesulitan seperti ditangkap polisi dan lain-lain.Tapi apa yang dilakukannya pada Kiara, Bukannya membalas budi tapi malah menghancurkan masa depan Kiara.

Hari ini juga Kiara akan berontak, Kiara tidak akan mau lagi diperlakukan semena-mena oleh sepupunya yang jahat itu.

Dengan sekuat tenaga Kiara mencoba bangkit dan mengambil bajunya yang berceceran di lantai.Setelah memakai pakaiannya, pelan-pelan Kiara membuka pintu dan mengintip keluar.

Ternyata Kiara sedang berada di hotel terbagus di daerahnya, Kiara merasa sedikit lega karna pasti tidak akan ada orang yang menahan dia untuk keluar dari ruangan terkutuk itu.

Kiara sempat membayangkan ia dijual ditempat yang banyak bodyguardnya dan disuruh melayani om-om hidung belang setiap malam, membayangkan itu membuat Kiara merasa ngilu dan mual.

Saat sudah mendekati tempat resepsionis, Kiara mencoba mencari cara supaya bisa keluar hotel tanpa diketahui oleh resepsionis. Kebetulan sekali tak lama kemudian resepsionisnya masuk ke ruang Toilet, Kiara langsung buru-buru keluar hingga tak sadar ia hampir menabrak seseorang.

"Kiara, kamu ngapain disini?" Ucap seseorang yang mengenal Kiara.

Kiara merasa sial bertemu Tania disini, Teman sekolahnya yang suka mem bully dan menghinanya.

"Ee..anu...ee..aku kerja disini sekarang." Kiara bingung menjawab apa hingga akhirnya ia terpaksa berbohong.

"Ooh..kerja bagian apa?kok penampilan kamu acak-acakan seperti ini?" Tanya tania menelisik penampilan Kiara dari atas sampai bawah.

"Bagian bersih-bersih hee..." Kiara terpaksa menjawab jadi tukang bersih² sesuai penampilannya saat ini biar Tania tidak curiga.

"Ooh..gitu, oh ya kebetulan banget ketemu disini, Besok aku mau ngadain syukuran di rumah. kamu datang ya! Aku diterima kerja di perusahaan di kota jakarta, jadi besok lusa aku udah ga disini lagi,aku akan tinggal di kota jakarta kota impianku." Tania berucap dengan perasaan senang dan bangga.

Setelah Kiara menyanggupi undangan acara syukuran di rumah Tania, kemudian keduanya melangkah pergi menuju tujuannya masing².

Bersambung...

Kiara dan 3 pemuda yang tersesat

"Apa? Aku mendapat tambahan bonus 10 juta?" Tanya Rio pada seseorang yang lagi berkomunikasi dengan nya lewat sambungan selluler. Rio berlompat kegirangan setelah memutuskan panggilan tersebut.

Kiara yang baru sampai rumah tidak sengaja mendengar obrolan Rio, Kiara yakin pasti Rio habis berbicara dengan orang yang sudah membelinya. Seketika rasa sesak dan marah menguasai dada Kiara.

"Mas Rio..." Teriak Kiara sembari membuka pintu dengan keras.

"Eh..kamu sudah pulang? Gimana semalam? Enak nggak?" Ucap Rio tanpa merasa berdosa dan bersalah sedikitpun.

"Keterlaluan kamu mas! Kamu jahat! tega kamu mas!! Apa salah aku sama kamu mas? Apa pun yang kamu mau selalu aku lakukan, tapi kenapa seperti ini balasan kamu mas?"

Marah Kiara sembari menangis histeris.

"Udah! nggak usah lebay deh! Gitu aja nangis.Tenang! ntar aku beliin baju bagus buat kamu. Sepertinya orang yang pake kamu itu orang kaya. aku aja semalam dikasih 20juta eeh sekarang ditambah lagi 10juta." Ucap Rio diakhiri tawa bahagia

Kiara mengabaikan ucapan kakak sepupunya dan kemudian masuk ke kamarnya, Kiara merasa percuma ngomong sama orang nggak waras seperti Rio.

Di dalam kamar Kiara menangis sembari memandangi foto kedua orang tuanya, ia merasa hidupnya sudah tak berarti lagi.tidak ada semangat dan tidak ada yang bisa dibanggakan lagi.

"Kiara,,buka pintunya! keluar kamu!" Teriak budhe Kiara dari luar kamar sambil menggedor gedor pintu kamar Kiara.

Terpaksa Kiara membuka pintunya karna tidak mau menambah masalah lagi. "Ya budhe ada apa?" ucap Kiara setelah membuka pintu kamarnya.

"Kamu ya, jam segini masih enak-enakan dikamar.Apa kamu ga lihat rumah masih berantakan, sarapan belum ada.belum lagi kamu harus ke hutan buat cari kayu bakar.Sana buruan selesaikan pekerjaan kamu!" Marah budhe pada Kiara.

Kiara hanya mengangguk kemudian mulai membersihkan rumah.Kiara tidak berani melawan budhe nya.Kiara juga tidak mau mengadu tentang kejadian semalam, Karna menurut Kiara percuma.Apapun yang dilakukannya akan selalu salah dan pasti budhe nya juga akan lebih berpihak ke anak kandungnya sekalipun anaknya itu bersalah.

Menjelang sore hari Kiara pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar.Hal yang sudah biasa ia lakukan hampir setiap hari.Selain mengurus kebun sayur.

...................

Di dalam hutan nampak 3 pemuda yang ingin mendaki gunung tapi malah tersesat, entah apa penyebabnya.Padahal ketiganya sudah melakukan pendakian sesuai instruksi.

"Gimana kalo kita ga bisa pulang lagi ke rumah?" Tanya salah satu dari pemuda tersebut yang bernama Aldi.

"Iya..mana gue belom kawin." Saut pemuda satunya lagi yang bernama Dion.

"Diem loe pada! Daripada kalian mengeluh terus mending kita berdoa, semoga ada orang sekitar sini yang bisa nolong kita." Ucap salah satu pemuda yang paling tampan bernama Yoga.

keduanya menjawab serentak dan kemudian menengadahkan tangannya sembari bibirnya berkomat kamit, entah doa apa yang keduanya panjatkan.

Yoga geleng² kepala melihat kelakuan kedua temannya.

"Gue mau bernazar" Ucap Yoga ketika kedua temannya sudah berhenti berdoa.

"Kalo seandainya ada yang menolong kita keluar dari hutan ini dan dia adalah ibu² maka gue akan jadikan dia ibu angkat, Dan seandainya yang menolong kita itu Bapak², gue akan jadikan dia bapak angkat." Ucap Yoga dengan serius.

Belum selesai Yoga berbicara Aldi sudah menyela ucapannya.

"Kalo seandainya dia laki-laki atau perempuan yang belum menikah gimana?" Tanya Aldi ingin tau.

"emmm....kalo dia laki² akan gue jadikan saudara angkat, kalo dia perempuan gue jadiin bini hahaha..." jawab Yoga yang diakhiri dengan tawa candaan.

Tiba-tiba suara petir menggelegar membuat ketiganya kaget dan takut.

"Loe sih ngomong sembarangan, ini hutan angker lho. Tidak boleh ngomong sembarangan disini." Ucap Dion menyalahkan Yoga.

"Aah itu cuma kebetulan kali, Percaya amat loe sama mitos." Ucap Yoga tidak percaya.

Kemudian ketiganya berjalan lagi mencoba mencari arah dan berusaha mengecek signal setiap saat, berharap menemukan jaringan.

Hari sudah mulai hampir gelap tapi ketiganya tak kunjung menemukan jalan pulang, ketiganya merasa sudah putus asa bahkan ada yang beranggapan dirinya mungkin sudah mati tapi tidak menyadari seperti yang ada di film horor yang pernah dia saksikan di bioskop.

"Loe jangan bikin gue takut dong! Mana ada kita udah mati? Kita masih hidup keles." Seru Aldi tidak terima dengan pendapat Dion.

Kemudian terdengar suara seperti sapu lidi yang diseret-seret, Ketiganya langsung merinding apalagi hari sudah semakin gelap.Ada yang berpikir itu kuntilanak seperti yang orang² pernah ceritakan, Ada juga yang membayangkan itu manusia yang sudah dibunuh kemudian mayatnya mau dikubur, Karna nggak kuat angkat jadinya diseret.

Segala pikiran buruk dan horor saling berlintas di pikiran ketiganya, Hingga suara itu semakin terdengar mendekat dan ketiganya langsung berteriak ketakutan sembari berlarian ngumpet dibalik pohon besar.

Di saat yang bersamaan juga terdengar suara perempuan yang berteriak kaget.

Menyadari ada suara perempuan berteriak ketiganya langsung mengintip.

"Hei kalian siapa? Kenapa ada disini? Apa yang sedang kalian lakukan disini?" Teriak perempuan itu pada ketiga pemuda yang tersesat tersebut.

Mendengar pertanyaan perempuan itu, Ketiganya langsung bernafas lega dan kemudian keluar dari persembunyiannya.

"Astaga mba, bikin kaget kami saja." Ucap Aldi sembari mengusap usap dadanya.

"Iya mba, Kita kira mbak nya kuntilanak atau penjahat." sambung Dion.

"Lagian loe perempuan ngapain jam segini ada di hutan?" Tanya Yoga sinis.

"Diih orang nanya bukan di jawab malah balik nanya." Perempuan itu merasa kesal kemudian berjalan lagi mengacuhkan ketiga pemuda tersebut.

Yoga menelisik wajah perempuan itu, samar² seperti pernah melihat perempuan itu tapi karna hari sudah gelap jadi wajah perempuan itu juga tidak terlihat jelas.

"Sepertinya ada sesuatu yang kita lupa?" Ucap Aldi bengong

"Itu...itu tadi kan...." Ucap Dion yang sedikit lemot dalam berpikir dan berucap.

"Bego..itu tadi kan orang yang bisa kita tanyain arah kemana kita bisa pulang." ucap Yoga yang kemudian melangkah mengejar perempuan tadi.

"Mbak..mbak..tunggu mbak!" Teriak ketiganya sembari berlari mengejar perempuan itu.

Mendengar ketiga pemuda tadi berteriak ke arahnya, Perempuan itu berhenti. "Ada apa?" Tanya perempuan itu pada ketiga pemuda tersebut.

Dengan nafas ngos-ngosan ketiganya berjongkok didepan perempuan itu. "Mbak tolongin kita mbak! kita tersesat. Dari siang tadi muter-muter nyari petunjuk jalan tidak ketemu." Ucap Aldi menjelaskan.

"Iya mba tolongin kita mba, kita tidak mau mati konyol disini." Sambung Dion.

"Berapapun yang loe minta bakal gue kasih, asal loe bisa bawa kita keluar dari hutan ini." Ucap Yoga dengan songongnya.

Perempuan itu yang bernama Kiara merasa kesal dengan ucapan yoga yang menurutnya sangat sombong.

"Aku tidak tau daerah tempat tinggal kalian, tapi kalian bisa ikuti aku! nanti kalian aku antarkan ke tempat pak RT, biar pak RT yang bantu kalian pulang." Ucap Kiara yang kemudian kembali melangkah melanjutkan perjalanannya untuk pulang.Tak biasanya Kiara pulang dari hutan sampai kemalaman seperti ini, Karna hari Ini agak sulit mencari kayu bakar jadinya kiara Pulang kemalaman.

Karna merasa bahagia dan bersyukur, Dion dan Aldi membantu Kiara membawa kayu bakar yang dibawa Kiara, Kiara dengan senang hati menyerahkan kayu bakar tersebut untuk dibawa Dion dan Aldi. Sementara yoga hanya cuek tak peduli sama sekali.

Bersambung..

Acara Tasyakuran Tania

Setelah berjalan sekitar 5 menit, akhirnya Kiara dan ketiga pemuda itu sampai juga di perkampungan, Lalu Kiara mengantar ketiga pemuda tadi ke rumah Pak RT.

Setelah mengetuk pintu dan mengucap salam, Tak lama kemudian Pak RT keluar menemui mereka.

"Ooh Kiara toh? Ada apa dek? kok rame-rame? Siapa mereka?" ucap pak RT memberondong beberapa pertanyaan, sebab tak biasanya melihat kiara bersama teman laki-lakinya, apalagi mereka terlihat sangat asing.

Kemudian Kiara menceritakan maksud dan tujuannya, Setelah Pak RT menyarankan ketiganya untuk bermalam disini dan akan mengantarkan mereka ke terminal besok siang, Kiara langsung pamit pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, lagi-lagi budhe nya marah sama Kiara karena sudah larut malam Kiara baru pulang. Kiara merasa bodo amat karna badannya sudah terasa sangat lelah, tanpa menghiraukan ocehan budhenya, Kiara berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan seluruh badannya yang terasa kotor dan lengket.

Esok harinya seperti biasa setelah membereskan pekerjaan rumah, Kiara pergi ke kebun sayur untuk mengurus kebun sayur milik orang tuanya yang sudah di manipulasi menjadi milik budhe nya.

Dalam perjalanan menuju kebun, ia tak sengaja bertemu lagi sama ketiga pemuda yang semalam diantar nya ke rumah pak RT.

"Lho..mbak ini yang semalam antar kita ke rumah pak RT kan?" Ucap Aldi pada Kiara yang kebetulan berpapasan di jalan.

"Iya, bener ini mbak yang semalam.ooh ya semalam kita lupa bilang, makasih ya mba sudah mau mengantar kita.kalo ga ada mba mungkin kita sudah dimakan harimau di hutan." Sambung Dion tak lupa mengucap terima kasih karna semalam lupa belum mengucapkan terimakasih.

"Iya mas nggakpapa kok" Ucap Kiara dengan senyum manisnya.

Sementara Yoga hanya diam saja memandangi wajah Kiara dan menelisik tubuhnya dari bawah sampai atas.

"Ternyata dugaanku tidak salah, perempuan ini adalah perempuan yang kemarin malam itu." Batin Yoga yang merasa sudah pernah bertemu Kiara sebelumnya.

Aldi dan Dion yang menyadari Yoga sedang menatap Kiara sampai tak berkedip langsung berdehem.

"ehm..ehm sepertinya ada yang lagi terpesona." Ucap Dion menyindir Yoga

"Judulnya jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa bertemu jodoh dikampung orang nih?" Sambung Aldi ikut menyindir.

Yoga yang baru sadar dari lamunannya langsung menoyor kepala Aldi dan Dion, Yoga merasa tak terima dengan sindiran kedua temannya itu.Tapi Kedua temannya itu malah tertawa terbahak-bahak.

"Saya permisi duluan ya mas!" Ucap Kiara langsung berlalu.

Kemudian Dion dan Aldi menghentikan tawanya dan meminta izin Kiara agar diperbolehkan ikut ke kebun, untuk melihat lihat dan menambah pengetahuan tentang perkebunan.

Sebenernya Yoga enggan untuk ikut tapi berhubung bingung mau ngapain jadinya terpaksa mengikuti mereka.

"Mbak ini sebenernya cantik lho, tapi kok mba mau sih kerja berkebun kayak gini? Kenapa nggak bekerja di kota aja mba?" Tanya Dion penasaran sembari membantu Kiara mencabuti rumput yang tumbuh disekitar pohon sayur.

"Nggak papa mas, seneng aja setiap hari bisa melihat sayuran yang seger-seger seperti ini, bikin pikiran juga ikut adem." Jawab Kiara setengah berbohong karna walaupun sebenernya ia suka merawat tanaman tapi sebenernya ia juga pengen kerja di kota tapi budhe nya tidak mengizinkan Kiara pergi.

keduanya hanya menjawab "ooh begitu".

Sementara Yoga, ia tidak mau ikut membantu kiara.Yoga nampak duduk disebuah batu besar sedang sibuk dengan HP nya, berusaha mengabadikan pemandangan-pemandangan gunung-gunung yang terlihat sangat indah dihari yang cerah.

"Ooh ya mas, panggil aku kiara saja ya jangan mba,berasa aneh aja kalo dipanggil mba." Ucap Tiara yang merasa nggak nyaman dipanggil mba.

"Oke,,tapi kamu juga jangan panggil aku mas ya! panggil aja Dion."ucap Dion

"kalo aku Aldi" sambung Aldi.

"Kalo dia namanya yoga, kalo sama dia panggil mas aja gapapa soalnya dia udah tua." Ucap Dion bercanda sembari menunjuk yoga yang sedikit menjauh dari ketiganya.

Kemudian Ketiganya bercanda dan tertawa bersama hingga tak terasa waktu sudah mulai sore.

Sehabis Maghrib Kiara bersiap-siap untuk datang ke acara syukuran Tania, Kalo bukan karna ingin menghargai undangan Tania sebenernya Kiara malas datang kesana.

Dengan menaiki ojek kiara sampai juga di rumah Tania, Rumahnya tampak sudah ramai oleh tamu yang datang.

"Hei Kiara akhirnya kamu datang juga, aku kira kamu ga bisa datang." Ucap Tania menyambut kedatangan Kiara.

Kiara hanya tersenyum dan kemudian menjabat tangan Tania mengucapkan selamat sekali lagi dan mendoakan Tania sukses di jakarta.

Tak lama kemudian acara di mulai, semua tamu fokus mendengarkan pembawa acara menyambut para tamu undangan hingga acara inti di mulai semua khusu' dalam berdoa dan kini tiba waktunya menikmati sajian yang sudah tersedia.

Selama mengobrol sama teman²nya, Tania tak hentinya membanggakan dirinya dan merendahkan Kiara yang hanya bekerja mengurusi kebun sayur. Kiara yang mendengar pembicaraan Tania hanya bisa mengelus dada mencoba sabar, hal yang sudah biasa Kiara dengar selama bertahun-tahun.

Sepulang dari acara tasyakuran, Kiara tidak menemukan tukang ojek.Jadi terpaksa pelan-pelan ia melangkah kan kakinya mencari jalan yang lebih cepat supaya segera sampai rumah.

Sesampainya di jalan tak jauh dari rumahnya tiba-tiba ada motor berhenti tepat disampingnya. "Kiara ayo ikut aku" Ucap pengendara motor itu yang ternyata Rio Kakak sepupunya.

"Nggak mau." ucap Kiara yang kemudian melangkahkan kakinya lagi dan berusaha melangkah lebih cepat.

"Kurang ajar, kamu sudah berani melawan aku?" Marah Rio merasa tak terima diabaikan

"Mas Rio tolong stop jangan ganggu aku! Aku udah nggak mau kenal lagi sama mas Rio.Bagiku mas Rio sekarang bukan kakak ku lagi." Ucap Kiara merasa masih sakit hati dengan perlakuan kakak sepupunya yang sudah tega menjualnya.

Dengan amarah yang meledak-ledak Rio menampar Kiara dan kemudian menariknya, memaksa Kiara untuk naik ke motornya.

Kiara yang merasa yakin, kakak sepupunya akan menjualnya lagi berusaha untuk berontak.

"Woy jangan jadi banci..! beraninya cuma sama cewek doang! sini lawan gue!" Ucap seorang pemuda yang tiba-tiba muncul dari arah pohon besar.

"Diam kamu!! ini nggak ada urusannya sama kamu, Dia ini adek ku jadi terserah aku mau ngapain dia." Ucap Rio pada laki-laki itu.

"Mas yoga,,Tolong aku mas! Orang gila ini mau jual aku ke laki-laki hidung belang,aku nggak mau mas tolong mas aku mohon!" Teriak Alanda memohon meminta pertolongan diiringi Isak tangis.

"Diam kamu Kiara! Orang itu sudah bayar aku mahal, setengahnya dari kemarin.Aku janji nanti kamu aku kasih bagian setengahnya, Yang penting kamu layani dulu dia sampai puas, siapa tau dapet bonus." Rio mencoba membujuk Kiara.

Rio menyeret paksa Kiara, Walaupun Kiara sudah menolak sampai menangis tapi Rio seolah tidak peduli.

Yoga yang melihatnya merasa geram kemudian ia memukuli Rio hingga Rio tampak tak berdaya.

Sebenernya Rio melakukan itu bukan karna ingin menolong Kiara, tapi karna entah kenapa ada perasaan tak rela jika ada orang lain yang menjamah tubuh Kiara.

Bersambung..

APAKAH YOGA SAMA JAHATNYA DENGAN RIO?ATAU MALAH LEBIH JAHAT LAGI?

SIMAK DI BAB SELANJUTNYA!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!