Tetua Ji berdecak kesal. Memang sebuah cincin ruang dan sumberdaya senilai 22 ribu keping emas tidak sebegitu menggiurkan bagi mereka yang berasal dari klan pesilat. Namun ia tidak memperhitungkan bahwa Fei Yin mengetahui sebesar apa nilai sumberdaya senilai 22 ribu keping emas dibandingkan kontrak pernikahannya.
Di tangan Tetua Ji tiba-tiba muncul sebuah kotak yang terbuat dari kayu berwarna merah gelap, saat ia buka tampak sebuah akar berwarna merah darah.
‘Ginseng darah!’ teriak Fei Yin di dalam hatinya. Ia mengetahui beberapa ratus jenis tanaman herbal yang dapat membantu meningkatkan kekuatan seorang pesilat, dan ginseng darah salah satunya.
Untuk seorang pesilat yang sudah berada di tingkat yang tinggi, ginseng darah tidak terlalu berguna karena hanya menambah darah di tubuh mereka, dan digunakan saat seorang pesilat kehilangan banyak darah setelah pertarungan.
Namun untuk mereka yang sedang membangun 4 pondasi, ginseng darah termasuk sumberdaya yang sangat berguna untuk proses Pemurnian Darah.
“Ini adalah ginseng darah berusia 500 tahun. Harganya sekitar 8 ribu keping emas, jadi total taruhannya adalah 30 ribu keping emas. Kuharap kau puas dengan taruhan kami.” ucap Tetua Ji.
“Tentu saja aku merasa sangat puas dengan kemurahan hati Tetua Ji..” Fei Yin menanggapi sambil tersenyum puas. Tetua Ji mendengus dingin dan meminta Lan Hou yang memegang taruhannya.
...\=\=\=...
Di kota Fengshui terdapat sebuah arena besar yang biasa di gunakan oleh pemuda-pemuda yang tidak tergabung dalam klan Fei namun ingin berlatih beladiri.
Seperti biasa tempat tersebut begitu ramai walau hari sedang terik-teriknya. Kedatangan Fei Yin, Lan Hou dan putrinya serta Gu Han dan Tetua Ji langsung membuat kegiatan di arena tersebut terhenti.
“Maaf mengganggu kegiatan kalian semua! Tapi kami ingin menggunakan arena ini selama beberapa saat. Apakah ada yang keberatan?” Lan Hou berbicara beberapa saat setelah mereka tiba di arena itu.
Dengan suaranya yang telah diperkeras dengan qi, semua orang yang berada di arena dapat mendengarnya, “Itu adalah Lan Hou! Manager dari Rumah Harta Giok!”
“Cepat! Cepat-!”
Pemuda-pemudi yang sedang berlatih langsung angkat kaki dari arena, tidak ada yang keberatan dengan perkataan Lan Hou. Siapa yang cukup bodoh untuk menentang Lan Hou dengan pengaruh Rumah Harta Giok yang begitu besar?
Sebagian besar dari mereka berdiri di luar arena, sangat dekat dengan pinggirannya. Jelas sekali mereka penasaran apa yang akan terjadi di lapangan itu.
Tak lama kemudian, dua orang laki-laki maju dan berjalan ke tengah lapangan. Salah satunya merupakan seorang anak laki-laki berwajah sedikit di atas rata-rata dengan rambut coklat, sementara dihadapannya adalah anak laki-laki yang lebih muda darinya dengan rambut pendek hitam legam dan mata berwarna merah.
“Aku tahu anak belasan tahun itu. Ia berasal dari sekte Tombak Bintang!”
“Bukannya itu Tuan Muda Fei Yin? Mereka ingin berduel?”
Langsung terjadi diskusi panas diantara pemuda-pemuda yang berdiri di luar arena, mereka menerka-nerka kenapa kedua anak muda tersebut berduel.
“Ah, dengan keberadaan Lan Hou dan putrinya Lan Meilian, sepertinya duel ini ada sangkut pautnya dengan kontrak pernikahan antara Fei Yin dan Lan Meilian.”
“Itu tidak mungkin.. Jika benar begitu kenapa Patriark Fei tidak terlihat sama sekali?”
Diskusi terus berlanjut di antara para penonton. Di sisi lain, Fei Yin dengan senyuman tipisnya menatap wajah Gu Han yang berdiri 30 meter darinya dengan tegas.
Di tangan kanannya terdapat sebuah tombak yang ia pinjam dari Lan Hou. Tombak itu memiliki tingkat yang sama dengan tombak yang dibawa oleh Gu Han. Sementara itu Gu Han masih ragu untuk melawan Fei Yin.
Walaupun dirinya yang mengajak anak berusia 8 tahun itu berduel, ia tidak berencana untuk memberi luka serius padanya dengan bertarung menggunakan kekuatan penuh.
Tapi bocah tersebut malah memintanya untuk bertarung dengan sepenuh hati dan tidak menahan diri, ‘Tetua Ji..’ Gu Han menatap Tetua Ji yang berdiri di pinggir arena, tepat di samping Lan Hou.
Tetua Ji hanya mengangguk sekali, ‘Baiklah...’ Gu Han menggigit bibirnya. Ia membentuk kuda-kuda tapi belum berniat untuk maju.
“Apakah saudara Fei yakin dengan pertarungan ini? Aku takut kau akan terluka parah!” Gu Han berteriak karena masih ragu untuk memulai pertarungan yang ia anggap sebagai perundungan jika benar-benar dimulai.
“Tak usah dipikirkan! Keluarkan kekuatan penuh mu!” Fei Yin berteriak dengan suara keras. Ia sudah merasa kesal karena Gu Han yang terus ragu untuk bertarung.
Tetua Ji yang mendengar teriakan Fei Yin mendengus dingin, “Tidakkah ia terlalu percaya diri? Ia masih di tingkat Penempaan Tubuh dan ia baru merombak dantiannya sebanyak 3 kali. Tidak perlu jauh-jauh untuk membahas tentang tingkatan, dari ilmu tombak saja Han'er jauh diatasnya.” cibir Tetua Ji.
Pemikiran Tetua Ji tidak salah tentang sikap Fei Yin yang arogan. Bukan hanya ia berani menghadapi seseorang dengan tingkatan yang jauh diatasnya, tapi juga berani beradu ilmu tombak dengan seorang murid jenius dari sebuah sekte yang mengajarkan ilmu tombak sebagai ilmu yang paling utama.
Tentu saja mereka tidak mengetahui sepak terjang Fei Yin dengan sebuah tombak pada kehidupan pertamanya.
Fei Yin terkenal dengan nama Komet Darah pada masa kejayaannya menjadi seorang pesilat aliran hitam. Tidak ada satupun yang berani beradu ilmu tombak dengannya saat itu, sehingga kemampuan bertombaknya tak perlu diragukan lagi.
Hal itu juga yang mendasari rasa percaya dan juga keyakinan Fei Yin untuk memenangkan pertarungan ini walau tingkatan dan qi nya jauh lebih rendah daripada lawannya.
Gu Han menarik nafas cukup dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Setelah itu ia mengalirkan qi ke kedua kakinya dan bergerak dengan cepat ke arah Fei Yin.
‘Gerakannya begitu mudah di tebak.’ Fei Yin menggeleng ringan sambil menghela nafas pendek.
Ia mengayunkan tombaknya ke kiri dan menepis tusukan serangan Gu Han yang terlihat begitu cepat. Tombak Gu Han yang berhasil di tepis berubah haluan dan menusuk tanah.
“Apa?!” Gu Han tentu tidak menyangka bahwa serangannya dapat ditepis dengan mudah oleh Fei Yin.
Nyatanya Fei Yin tidak hanya menepis serangan Gu Han, ia menendang perut pemuda itu dengan keras, membuat Gu Han termundur beberapa meter. Untungnya Gu Han masih sempat menarik tombaknya kembali sebelum terpukul mundur.
“Bagaimana mungkin?” Tetua Ji melebarkan matanya tidak percaya melihat Gu Han yang terpukul mundur pada bentrokan pertama.
Gu Han yang terpukul mundur hampir kehilangan keseimbangannya. Tendangan dari Fei Yin begitu kuat hingga membuat organ di tubuhnya menjerit, membuatnya harus mengalirkan qi secara berkala pada organ-organnya agar tidak terjadi luka dalam.
Namun, Fei Yin tidak memberi kesempatan pada Gu Han untuk menyembuhkan diri. Ia segera melesat ke depan dan mempersempit jaraknya dengan Gu Han.
Fei Yin melancarkan rentetan teknik tombak yang pernah ia pelajari dulu. Walau teknik tersebut bukanlah teknik tombak yang bagus, tapi dengan pengalaman dan penguasaan Fei Yin serangan dengan teknik tersebut menjadi mematikan dan sangat sulit untuk dibaca.
Pola serangan Fei Yin bahkan tidak dapat ditebak dengan mudah oleh Tetua Ji yang sudah berlatih tombak selama hidupnya, ‘Anak itu..’ napasnya tertahan melihat permainan tombak Fei Yin. Ia mengetahui hanya orang yang sudah bertarung sebanyak ribuan pertarungan dengan tombaknya saja yang dapat mengkombinasikan serangan seperti yang Fei Yin lakukan.
Lan Hou yang bukan seorang ahli tombak saja dapat melihat seberapa ahli Fei Yin memainkan tombaknya, ‘Aku tidak menyangka Fei Yin begitu berbakat dalam permainan tombaknya.’
Lan Meilian juga terpana melihat Fei Yin Yang berhasil menyudutkan Gu Han dalam beberapa kali pertukaran serangan saja dan sekarang Gu Han dipaksa untuk bertahan.
Sebenarnya alasan mengapa Gu Han tampak begitu kesulitan untuk mengimbangi Fei Yin diakibatkan oleh luka yang diperolehnya dari tendangan Fei Yin pada bentrokan pertama. Jika saja luka itu tidak ada maka Gu Han bisa mengimbangi permainan tombak Fei Yin.
“Mengerikan.. Permainan tombaknya sungguh mengerikan..”
“Tak heran orang-orang memanggilnya jenius nomor satu dari Klan Fei.”
Satu persatu pujian terus dilontarkan pada Fei Yin yang berhasil menyudutkan Gu Han untuk waktu yang begitu lama.
Fei Yin tidak memberikan satu pun kesempatan bagi Gu Han untuk melakukan serangan balik dan memaksanya untuk terus bertahan.
‘Kapan ini akan berakhir? Apakah dia bisa menyerang tanpa henti selamanya?’ napas Gu Han mulai terputus-putus setelah dipaksa dalam posisi bertahan selama beberapa menit.
Di sisi lain Fei Yin yang menyerang dengan brutal masih dapat bernapas dengan normal.
“Aku menyerah!” Gu Han berteriak keras, mengehentikan serangan Fei Yin. Gu Han segera duduk bersila untuk mengatur pernapasannya. Sementara itu, Lan Hou, Lan Meilian dan Tetua Ji mendatangi keduanya yang berada di tengah lapangan.
Tetua Ji memberikan sebuah pil penyembuh pada Gu Han dan pemuda itu menerimanya dan menelannya sebelum lanjut meditasi untuk menyembuhkan luka di dalam tubuhnya.
Lan Hou ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya karena rasa kagumnya setelah melihat permainan tombak Fei Yin yang begitu hebat.
‘Tak heran Lian'er menyukai bocah ini. Dia begitu hebat dalam bermain tombak.. Hanya saja sifatnya tidak begitu bagus. Jika saja ia bersikap lebih sopan maka aku tidak akan menyesal membiarkan Lian'er bersamanya.’
Tanpa dirinya sadari, di dalam hatinya Lan Hou telah menerima Fei Yin untuk menjadi menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
ayo
2024-03-02
0
Halu
Bedakan lah Pesilt pakai energi tenaga dalam kalo Kultivator pakai enegi Qi
Jadi ini novel Wuxia apa Xianxia
2023-10-23
0