Ch. 4 - Perjodohan

Perhatian pengunjung di sana langsung terarah pada Fei Yin dan Lan Meilian. Sebagian besar dari mereka dapat mengenal keduanya.

“Apakah mereka adalah Fei Yin dan Lan Meilian?”

“Mereka sungguh serasi!”

“Tuan Muda Yin sungguh tampan! Jika ia 10 tahun lebih tua maka aku akan memohon untuk menjadi istrinya!”

Belasan pujian dilayangkan pada Fei Yin dan Lan Meilian yang jalan beriring-iringan. Fei Yin menanggapi nya dengan senyuman tipis sementara itu Lan Meilian menutup wajahnya yang menjadi semerah tomat.

“Silahkan.. Saya pamit undur diri.” ucap sang pelayan setelah berada di depan sebuah pintu di lantai dua.

“Ayah..” Lan Meilian mendorong pintu menuju ke ruangan yang tampak minimalis.

Tampak seorang pria yang sedang duduk di depan meja kerja yang dipenuhi kertas-kertas dengan wajah yang kusut.

Pria itu langsung tersenyum lembut saat melihat Lan Meilian memasuki ruangannya. Tapi senyumannya menghilang saat melihat Fei Yin masuk, “Fei Yin..” gumamnya dengan dingin.

Pria tersebut bernama Lan Hou, pengurus utama dari cabang Rumah Harta Giok di kota Fengshui. Walau ia bekerja sebagai seorang manager, Lan Hou memiliki kemampuan beladiri setahap di bawah Fei Tian.

Fei Yin tersenyum tipis saat melihat ekspresi dingin Lan Hou padanya. Jelas sekali pria itu tidak menyukai Fei Yin, tapi ia tidak mengungkapkannya secara langsung karena bisa merusak hubungannya dengan Klan Fei, sementara mitra bisnis terbesarnya adalah Klan Fei.

“Apakah Tuan Lan ingin menyampaikan sesuatu yang penting?”

Lan Hou mendengus pelan, “Ya.. Duduklah terlebih dahulu.” Lan Hou menunjuk kursi di depannya. Fei Yin duduk dengan santai.

‘Bocah ini.. Sejak kapan ia menjadi suka tersenyum?’ Lan Hou bertanya-tanya dalam hatinya. Ia sendiri sangat jarang melihat senyuman di wajah bocah itu.

‘Siapa yang peduli..’

“Jadi, ada suatu hal penting yang harus ku sampaikan.” Lan Hou mulai menjelaskan hal yang ingin ia sampaikan pada Fei Yin.

“Pemuda itu ingin berduel denganmu. Jika kau kalah maka kau harus membatalkan perjodohan mu dengan Lian'er.” tutupnya dengan sedikit penekanan untuk menakuti Fei Yin.

Di luar dugaannya, Fei Yin hanya tersenyum lebar setelah mendengar penjelasan Lan Hou. Intinya ada seorang pemuda dari sebuah sekte terkenal yang ingin mengikat kontrak pernikahan dengan Lan Meilian.

Namun, ia mengetahui bahwa Lan Meilian telah terikat kontrak pernikahan dengan Fei Yin, maka dari itu ia meminta untuk dipertemukan dengannya dan mengajaknya berduel untuk menentukan akhir dari kontrak tersebut.

“Sebenarnya, ini di luar tanganku untuk memutuskan..” Fei Yin menyandarkan tubuhnya.

“Tapi..” Fei Yin menatap Meilian yang sedang menggigit bibirnya sambil menahan air mata. Gadis tersebut terlihat sangat sedih karena merasa dirinya seperti sebuah barang jika membahas tentang kontrak pernikahan.

Ekspresi Lan Hou juga melunak saat melihat Lan Meilian yang menahan tangisnya, ‘Lian'er.. Pemuda itu lebih baik daripada Fei Yin ini. Walau bakat nya kalah darinya, tapi ia begitu baik dan sopan.’ batinnya.

“Pertemukan aku dengannya..” ucap Fei Yin percaya diri.

Ucapan Fei Yin membuat Lan Hou tercengang, walaupun begitu ia lebih merasa senang daripada terkejut, ‘Kalau bisa, terima ajakan duelnya.’ ucapnya dalam hati.

...\=\=\=...

Lan Hou membawa Fei Yin dan putrinya ke sebuah penginapan mewah di kota Fengshui. Ketiganya menunggu kedatangan pemuda yang Lan Hou maksud di lantai pertama.

“Manager Lan! Nona Lan!” pemuda itu turun bersama dengan seorang pria berusia 40an dan memberi salam singkat.

Dari penampilannya Fei Yin dapat mengetahui keduanya adalah pesilat, apalagi tombak yang mereka bawa begitu mencolok sehingga tak begitu sulit untuk menilai penampilan mereka.

“Gu Han, Tetua Ji.” Lan Hou membalas salam pemuda itu sekaligus menyapa pria di belakangnya, sementara itu Lan Meilian mengalihkan pandangannya.

Pandangan Gu Han terjatuh pada Fei Yin yang berdiri di antara Lan Hou dan Lan Meilian, “Jadi saudara ini Fei Yin? Perkenalkan namaku Gu Han dari sekte Tombak Bintang..” Gu Han membungkukkan sedikit badannya sebagai sikap hormat, namun Fei Yin hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Reaksi tersebut membuat tetua di belakang Gu Han mengangkat alisnya, namun ia tidak mengucapkan sesuatu untuk menegur.

Senyuman ramah di wajah Gu Han juga menghilang karena melihat Fei Yin tidak membalas salam dan hormatnya, “Saudaraku.. Jika ada orang yang memberi hormat, sebaiknya hormati mereka balik. Ini dinamakan tata krama.” Gu Han menasehati.

Fei Yin menyeringai dan menggelengkan kepalanya, “Aku tidak memintamu untuk menghormati ku, kenapa aku harus menghormati mu balik?”

“Lancang!” tetua di belakang Gu Han kehabisan kesabaran dan berteriak keras diiringi dengan tekanan qi yang kuat.

‘Oh lumayan.. Tapi ia tidak akan bisa melakukan apa-apa di sini.’ batin Fei Yin setelah menilai tingkatan dari Tetua Ji.

“Sudahlah Tetua.. Kita hidup di dunia persilatan. Yang kuatlah yang patut di hormati, sedangkan yang lemah diinjak.” ucap Fei Yin.

Tetua Ji ingin membantah, tapi perkataan Fei Yin adalah kebenaran. Walaupun dalam sekte aliran putih saling hormat terjadi bukan hanya dilatari oleh kekuatan, ia tidak bisa memaksa kehendak itu pada Fei Yin yang tidak tergabung dalam sekte aliran apapun saat ini.

“Seekor ulat di ranting berlagak layaknya seekor naga yang telah melihat dunia.” gumam Tetua Ji karena tidak menemukan kalimat untuk membalikkan ucapan Fei Yin guna meredakan rasa geramnya.

“Ulat?” Tetua Ji terbatuk pelan karena tidak menyangka Fei Yin dapat mendengar gumamannya.

“Tetua Ji, Gu Han, ayo kita duduk terlebih dahulu. Saya telah memesan beberapa hidangan.” Lan Hou berusaha mendinginkan suasana yang mulai tidak kondusif.

“Bukannya saya menolak jamuan dan tidak menghormati Tuan Lan, tapi bisakah kita langsung ke intinya? Saya dan Tetua Ji harus kembali ke sekte dalam waktu dekat jadi waktu beberapa menit cukup berarti bagi kami. Lagipula saudara Fei Yin sudah mengetahui niat utama pertemuan ini bukan?” Gu Han menolaknya dengan lembut, kemudian menatap Fei Yin yang masih tersenyum tipis.

Lan Hou mengangguk mengerti. Pandangannya juga jatuh pada Fei Yin. Sebenarnya semua orang sedang menatap Fei Yin seolah menunggu kepastian darinya.

“Aku tidak ingin melakukannya.” ucap Fei Yin dengan ringan masih dengan senyuman, tapi kali ini lebih lebar.

Dahi Tetua Ji, Lan Hou dan Gu Han mengerut, “Kenapa? Apakah kau ketakutan?” tanya Tetua Ji sambil tertawa di dalam hatinya karena merasa puas, ia berpikir Fei Yin tidak ingin berduel karena takut. Lan Hou dan Gu Han juga memikirkan hal yang sama dan merasa kecewa.

Hanya Lan Meilian saja yang merasa gembira di dalam hatinya, ‘Yin-gege tidak memiliki kesempatan untuk menang. Gu Han lebih tua 4 tahun darinya. Dia juga sudah berada di Pengakaran Roh selama beberapa bulan, jelas sekali pertarungan akan berat sebelah.’

“Takut? Sayangnya dugaan kalian salah.. Aku tidak ingin bertarung dengan sia-sia. Jika aku kalah maka aku harus membatalkan kontrak pernikahan dengan Meilian bukan? Bagaimana jika aku menang? Apa yang kudapatkan?”

Lan Hou mendengus dingin, “Apakah kau tidak dapat berpikir? Jika kau menang maka kontrak pernikahan mu dengan Lian'er akan aman.”

Fei Yin mengangguk, "Oh... Sayangnya aku tidak bodoh.” ucap Fei Yin dengan senyuman dingin yang diarahkan pada Lan Hou.

Senyuman itu membuat Lan Hou menjadi tidak nyaman dan memilih untuk mengalihkan pandangannya pada hal lain.

“Jika hanya mempertahankan kontrak pernikahan dengan Meilian maka aku tidak perlu melakukan duel ini. Kenapa aku harus repot-repot untuk melakukannya?”

Napas Lan Hou tertahan, begitu juga dengan Gu Han dan Tetua Ji. Sementara itu Lan Meilian kurang mengerti apa maksud ucapan Fei Yin sehingga tak ada reaksi padanya kecuali wajah penuh tanda tanya.

‘Aku meremehkan kecerdasan anak ini..’ batin Lan Hou sambil menatap Fei Yin. Dugaannya benar selama ini bahwa Fei Yin memiliki jalan pikir yang jauh lebih matang dan penuh perhitungan, tidak sesuai dengan usianya yang masih menginjak 8 tahun.

Tetua Ji juga tidak menyangka Fei Yin dapat berpikir sejauh itu terlepas usianya yang begitu muda, sehingga mau tak mau ia harus menawarkan sesuatu yang menarik pada Fei Yin sebagai taruhan duel yang impas.

“Aku punya satu cincin ruang sebesar 20×20 meter. Ini adalah cincin ruang cadangan. Kau bisa melihat sendiri isinya. Memang tak banyak nilainya, sumberdaya yang ada di dalamnya hanya setara dengan 22 ribu keping emas.” Tetua Ji memberikan sebuah cincin pada Fei Yin.

Fei Yin langsung memeriksa isi dari cincin ruang itu setelah menerimanya, ‘Ah.. Ini yang kubutuhkan.. Kebetulan sekali.’ Fei Yin sebenarnya ingin tersenyum lebar, namun ia harus berakting agar mendapatkan benda yang lebih berharga lagi.

“Ini saja? Untuk seorang gadis cantik yang akan menjadi istri murid berbakat di sekte mu?” Fei Yin menunjukkan wajah kecewa setelah memeriksa isi cincin ruang itu.

“A-apa?!” Lan Meilian berteriak keras mendengar ucapan Fei Yin.

“Maaf..”

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

lanjut

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Yin & Yang
2 Ch. 2 - Kerinduan
3 Ch. 3 - Dantian & Lan Meilian
4 Ch. 4 - Perjodohan
5 Ch. 5 - Berduel
6 Ch. 6 - Bisnis
7 Ch. 7 - Berita Hangat
8 Ch. 8 - Fei Tian
9 Ch. 9 - Bocah Terkaya
10 Ch. 10 - Sekte Golok Kuno
11 Ch. 11 - Satu Tahun
12 Ch. 12 - Pembunuh
13 Ch. 13 - Membunuh Pembunuh yang Saling Membunuh
14 Ch. 14 - Pengejaran
15 Ch. 15 - Chu Qinian
16 Ch. 16 - Chu Weilan
17 Ch. 17 - Yue Xiaowu
18 Ch. 18 - Yue Xiaowu II
19 Ch. 19 - Yue Xiaowu III
20 Ch. 20 - Yue Xiaowu IV
21 Ch. 21 - Fei Tian II
22 Ch. 22 - Darah Langit dan Bumi
23 Ch. 23 - Kejanggalan di Langit
24 Ch. 24 - Persiapan
25 Ch. 25 - Dunia Lukisan
26 Ch. 26 - Berangkat
27 Ch. 27 - Sebuah Penginapan
28 Ch. 28 - Klan Wei
29 Ch. 29 - Tubuh yang Kuat
30 Ch. 30 - Kota Murung
31 Ch. 31 - Sang Koki
32 Ch. 32 - Masalah
33 Ch. 33 - Markas
34 Ch. 34 - Markas II
35 Ch. 35 - Memulai Pembunuhan
36 Ch. 36 - Membebaskan Penduduk
37 Ch. 37 - Ternyata Kau
38 Ch. 38 - Kapal
39 Ch. 39 - Mari Lupakan Hari Ini
40 Ch. 40 - Keanehan
41 Ch. 41 - Paman Beruang
42 Ch. 42 - Nanduan, Kota Pelabuhan Selatan
43 Ch. 43 - Aliran Hitam
44 Ch. 44 - Aliran Hitam II
45 Ch. 45 - Aliran Hitam III
46 Ch. 46 - Aliran Hitam IV
47 Ch. 47 - Meninggalkan Nanduan
48 Ch. 48 - Sekte Jubah Giok
49 Ch. 49 - Latihan Baru
50 Ch. 50 - Keinginan Fei Long
51 Ch. 51 - Desa
52 Ch. 52 - Monster
53 Ch. 53 - Nasehat
54 Ch. 54 - Bingung
55 Ch. 55 - Pertarungan Sengit
56 Ch. 56 - Naga Agung
57 Ch. 57 - Dimulainya Pertempuran
58 Ch. 58 - Pertempuran Aliran Hitam
59 Ch. 59 - Pertempuran Aliran Hitam II
60 Ch. 60 - Pertempuran Aliran Hitam III
61 Ch. 61 - Pertempuran Aliran Hitam IV
62 Ch. 62 - Fei Yin Vs Zhu Liao
63 Ch. 63 - Pertempuran Aliran Hitam V
64 Ch. 64 - Pertempuran Aliran Hitam VI
65 Ch. 65 - Lin Daixue
66 Ch. 66 - Melawan Dua Orang
67 Ch. 67 - Melawan Dua Orang II
68 Ch. 68 - Sosok Bayangan
69 Ch. 69 - Bantuan Tak Terduga
70 Ch. 70 - Akhir Pertempuran
71 Ch. 71 - Rencana Kedepannya
72 Ch. 72 - Desa yang Damai
73 Ch. 73 - Melanjutkan Perjalanan
74 Ch. 74 - Antrian Kota Qilin
75 Ch. 75 - Kota Qilin
76 Ch. 76 - Kota Qilin II
77 Ch. 77 - Ibukota
78 Ch. 78 - Mei Rongrong
79 Ch. 79 - Hati Seorang Gadis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ch. 1 - Yin & Yang
2
Ch. 2 - Kerinduan
3
Ch. 3 - Dantian & Lan Meilian
4
Ch. 4 - Perjodohan
5
Ch. 5 - Berduel
6
Ch. 6 - Bisnis
7
Ch. 7 - Berita Hangat
8
Ch. 8 - Fei Tian
9
Ch. 9 - Bocah Terkaya
10
Ch. 10 - Sekte Golok Kuno
11
Ch. 11 - Satu Tahun
12
Ch. 12 - Pembunuh
13
Ch. 13 - Membunuh Pembunuh yang Saling Membunuh
14
Ch. 14 - Pengejaran
15
Ch. 15 - Chu Qinian
16
Ch. 16 - Chu Weilan
17
Ch. 17 - Yue Xiaowu
18
Ch. 18 - Yue Xiaowu II
19
Ch. 19 - Yue Xiaowu III
20
Ch. 20 - Yue Xiaowu IV
21
Ch. 21 - Fei Tian II
22
Ch. 22 - Darah Langit dan Bumi
23
Ch. 23 - Kejanggalan di Langit
24
Ch. 24 - Persiapan
25
Ch. 25 - Dunia Lukisan
26
Ch. 26 - Berangkat
27
Ch. 27 - Sebuah Penginapan
28
Ch. 28 - Klan Wei
29
Ch. 29 - Tubuh yang Kuat
30
Ch. 30 - Kota Murung
31
Ch. 31 - Sang Koki
32
Ch. 32 - Masalah
33
Ch. 33 - Markas
34
Ch. 34 - Markas II
35
Ch. 35 - Memulai Pembunuhan
36
Ch. 36 - Membebaskan Penduduk
37
Ch. 37 - Ternyata Kau
38
Ch. 38 - Kapal
39
Ch. 39 - Mari Lupakan Hari Ini
40
Ch. 40 - Keanehan
41
Ch. 41 - Paman Beruang
42
Ch. 42 - Nanduan, Kota Pelabuhan Selatan
43
Ch. 43 - Aliran Hitam
44
Ch. 44 - Aliran Hitam II
45
Ch. 45 - Aliran Hitam III
46
Ch. 46 - Aliran Hitam IV
47
Ch. 47 - Meninggalkan Nanduan
48
Ch. 48 - Sekte Jubah Giok
49
Ch. 49 - Latihan Baru
50
Ch. 50 - Keinginan Fei Long
51
Ch. 51 - Desa
52
Ch. 52 - Monster
53
Ch. 53 - Nasehat
54
Ch. 54 - Bingung
55
Ch. 55 - Pertarungan Sengit
56
Ch. 56 - Naga Agung
57
Ch. 57 - Dimulainya Pertempuran
58
Ch. 58 - Pertempuran Aliran Hitam
59
Ch. 59 - Pertempuran Aliran Hitam II
60
Ch. 60 - Pertempuran Aliran Hitam III
61
Ch. 61 - Pertempuran Aliran Hitam IV
62
Ch. 62 - Fei Yin Vs Zhu Liao
63
Ch. 63 - Pertempuran Aliran Hitam V
64
Ch. 64 - Pertempuran Aliran Hitam VI
65
Ch. 65 - Lin Daixue
66
Ch. 66 - Melawan Dua Orang
67
Ch. 67 - Melawan Dua Orang II
68
Ch. 68 - Sosok Bayangan
69
Ch. 69 - Bantuan Tak Terduga
70
Ch. 70 - Akhir Pertempuran
71
Ch. 71 - Rencana Kedepannya
72
Ch. 72 - Desa yang Damai
73
Ch. 73 - Melanjutkan Perjalanan
74
Ch. 74 - Antrian Kota Qilin
75
Ch. 75 - Kota Qilin
76
Ch. 76 - Kota Qilin II
77
Ch. 77 - Ibukota
78
Ch. 78 - Mei Rongrong
79
Ch. 79 - Hati Seorang Gadis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!