Ch. 2 - Kerinduan

Fei Yin menatap langit biru cukup lama, setelah beberapa menit ia mulai mengerutkan dahinya. Beberapa menit kembali berlalu dan ia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi saat itu. Fei Yin mengira akan terjadi sesuatu tapi sesuatu itu tak kunjung datang.

“Apa yang sebenarnya terjadi?!” Fei Yin berteriak sendiri, tak tampak lagi sosok dinginnya karena ia berpikir tak perlu lagi menjadi seperti itu karena ia sudah mati.

Fei Yin menarik nafas dalam-dalam dan menghembusnya kembali. Udara segar masuk ke paru-parunya sehingga ia merasa bertenaga. Setelah beberapa tarikan nafas Fei Yin mencoba untuk menggerakkan tubuhnya.

Di luar dugaan, tubuhnya dapat bergerak leluasa tanpa rasa sakit seperti yang ia bayangkan, “Berarti aku sudah mati..?”Fei Yin memandangi sekitarnya yang terlihat asing sekaligus familiar baginya.

“Apakah ini alam kematian?” Fei Yin terduduk cukup lama sambil memandangi padang rumput di depannya. Saat sedang menikmati suasana yang begitu tenang, Fei Yin dapat melihat siluet sesuatu yang berjarak sangat jauh darinya.

Fei Yin yakin siluet yang ia lihat adalah sebuah kota, maka dari itu ia memutuskan untuk bergerak ke sana.

“Yin-gege!” seorang bocah melompat keluar dari salah satu semak-semak sambil berteriak kencang, berharap bisa mengejutkan Fei Yin.

Fei Yin mengerutkan dahinya, ia tidak terlihat terkejut melainkan kebingungan, “Kau.. Fei Yang? Kenapa kau menjadi anak-anak? Dan..”

Nafas Fei Yin tertahan begitu ia menyadari dirinya juga memiliki postur layaknya anak-anak. Sementara itu alis Fei Yang naik turun karena ucapan Fei Yin yang terdengar tak masuk akal.

“Apa yang Yin-gege katakan?” dengan wajah yang begitu polos, Fei Yang memiringkan kepalanya, menerka-nerka maksud ucapan Fei Yin.

“Tak usah bersandiwara lagi.. Kita berada di alam kematian sekarang? Jadi kita kembali ke wujud anak-anak di sini..” Fei Yin terus mengucapkan sesuatu yang sangat tidak masuk akal bagi Fei Yang.

“Yin-gege.. Alam kematian apa? Kita berada di luar kota.. Ayo kita kembali, nanti ibu marah-marah jika mengetahui kita main terlalu jauh.” Fei Yang menarik lengan baju Fei Yin.

Kini giliran Fei Yin yang kebingungan, “Tunggu.. Ibu?”

Fei Yang perlahan menolehkan wajahnya pada Fei Yin. Ia baru menyadari bahwa Fei Yin mengeluarkan hawa yang mencekam, ditambah dengan ekspresi dingin yang tak pernah ia lihat di wajah Fei Yin, membuat Fei Yang segera menjauh dari Fei Yin.

Saudara kembar tersebut saling menunjukkan ekspresi rumit, ‘Apakah aku kembali ke masa lalu?’ pandangan Fei Yin kembali jatuh pada adiknya.

Sementara itu Fei Yang yang di tatap oleh kakaknya mundur beberapa langkah lagi, “Ka-kau bukan Yin-gege!” ucapnya dengan terbata-bata.

Fei Yin menghela nafas panjang. Dugaannya benar, saat ini ia berada di masa kecilnya sekitar seratus tahun sebelum pertarungannya dengan Fei Yang.

Setelah menenangkan dirinya sendiri, Fei Yin tersenyum hangat pada Fei Yang, membuat rasa takut di hati adiknya terangkat. Sebagai seorang bocah polos, Fei Yang tidak akan berpikir banyak tentang sikap Fei Yin yang aneh sebelumnya, nyatanya kakaknya berdiri di depannya dengan senyuman hangatnya yang khas.

Maka dari itu, Fei Yang kembali menempel pada kakaknya dan mengajaknya untuk segera pulang.

"Ya, ayo kita pulang.." Fei Yin menjawab sambil tersenyum tipis. Sudah sangat lama ia tidak merasakan perasaan ini, sebuah kehangatan. Melihat senyuman dan tawa dari Fei Yang membuat seluruh beban di kehidupannya yang sebelumnya menghilang.

Hal tersebut membuat Fei Yin tanpa sadar bertekad untuk menjaga adiknya, tidak akan membiarkan sesuatu yang berbahaya mendekatinya walau ironinya dia sendiri yang membunuh Fei Yang di kehidupan pertamanya.

...\=\=\=...

Fei Yin dan Fei Yang sama-sama berasal dari sebuah klan yaitu klan Fei. Klan yang menduduki kota bernama Fengshui. Klan Fei berperan sebagai pelindung di kota Fengshui sehingga keberadaan klan tersebut sangat penting untuk kota Fengshui.

Fei Tian, merupakan patriark klan Fei saat ini. Seorang praktisi beladiri dengan tingkatan yang tinggi. Di kota Fengshui bisa dikatakan dia memiliki kemampuan tertinggi. Fei Yin dan Fei Yang merupakan putra dari pria tersebut, namun keduanya sangat jarang bertemu dengannya sehingga ibu merekalah yang mengurus segala keperluan dari kedua putranya.

“Kami pulang..” Fei Yin tampak antusias saat memasuki sebuah bangunan yang memberinya perasaan nostalgia yang begitu kental.

Rumah ini merupakan tempat yang sangat ingin ia kunjungi selama hampir 100 tahun, “Kursinya.. Meja..” Fei Yin menatap seluruh perabotan dalam bangunan itu sambil menahan air matanya.

“Yin-gege, Yang'er akan mandi duluan!” Fei Yang tidak sanggup menunggu kakaknya yang terdiam karena rasa nostalgia sehingga ia meninggalkannya sendiri di ruang tamu itu, menyisakan Fei Yin yang berlarut-larut dalam emosinya.

“Yin'er? Kenapa kau termenung? Cepat pergi mandi..” sebuah suara lembut memecah lamunan Fei Yin.

Bocah berjiwa tua itu mengalihkan pandangannya dan menemukan sosok wanita berusia 20an awal yang sedang tersenyum lembut padanya.

Senyuman itu sedikit memudar, diganti dengan kerutan di wajahnya, “Kenapa matamu berkaca-kaca?” ia bertanya dengan khawatir sambil mendatangi putra sulungnya itu.

“I-i-ibu..” Fei Yin tak bisa menahan air matanya lebih jauh saat melihat wanita itu mendekatinya.

Ia langsung bersimpuh, membuat sang wanita tersentak kaget dan buru-buru membuatnya berdiri dengan paksa, “Apa yang terjadi padamu Yin'er?”

Fei Yin tidak mampu menjawab pertanyaan itu, ia merasa senang, sedih, dan malu. Perasaan yang cukup campur aduk tapi yang jelas Fei Yin menikmati perasaan itu karena sudah sangat lama semenjak terakhir dirinya merasakan perasaan tersebut.

“Yin'er.. Kenapa kau begini? Apa yang terjadi? Coba ceritakan?” ia menarik Fei Yin ke dalam pelukannya kemudian mengelus rambut pria tua berusia 113 tahun di raga seorang bocah 8 tahun itu dengan lembut.

Fei Yin tidak menjawab pertanyaan ibunya. Dia menikmati belaian lembut dari tangan wanita itu. Sebagai informasi, Fei Yin tidak pernah sekalipun di belai oleh wanita, bahkan memegang tangan wanita pun dia tidak pernah sehingga usapan penuh kasih dari ibunya seperti sebuah anugerah dari surga untuknya.

“Kau tidak ingin menceritakannya pada ibu?” wanita itu menghentikan usapannya setelah beberapa menit.

Fei Yin yang sudah merasa cukup melepas rindu pada ibunya meregangkan pelukannya, “Yin'er hanya merindukan ibu.. Itu saja.”

Wanita bernama Chu Weilan itu tersenyum lembut, “Dasar.. Kita bertemu setiap hari. Dan ini baru pertama kalinya kau bersikap seperti itu... Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah matahari terbit dari barat?” Chu Weilan mencubit hidung putranya tersebut untuk pertama kalinya karena geram.

“Aw..” Fei Yin mengusap hidungnya yang memerah. Matanya sedikit melebar karena merasakan ibunya menggunakan qi saat mencubitnya dan ia ingin protes, tapi Fei Yin mengurungkan niatnya.

“Mandi sana, setelah itu makan dan istirahat. Jika Yang'er mengajakmu menangkap jangkrik, jangan temani dia dan suruh ia tidur.. Anak itu.. Sudah berapa banyak koleksi jangkriknya?”

Fei Yin menggaruk kepalanya, seingatnya Fei Yang punya ratusan toples jangkrik beragam jenis dan ukuran yang disimpan olehnya. Sebuah hobi yang menarik, tapi ada alasan tersendiri kenapa Fei Yang melakukan itu.

Berbeda dengan Fei Yin yang dikatakan berbakat, Fei Yang dikenal sebagai seorang anak dengan bakat di bawah para kaum di bawah rata-rata. Berarti jika ada rata-rata, maka ada dibawah rata-rata, dan Fei Yang termasuk dibawah para dibawah rata-rata.

Dantian Fei Yang begitu buruk. Kecepatan pengumpulan qi nya hampir dua kali lebih lambat dan tiga kali lebih sulit daripada kebanyakan orang. Sementara itu Fei Yin memiliki nasib yang bagus karena dia dapat mengumpulkan qi lebih cepat 40% dari orang rata-rata.

Sebenarnya dantian Fei Yang tidak buruk, melainkan sebuah berkah yang sangat bagus. Qi yang dihasilkan dari dantian Fei Yang lebih murni enam hingga tujuh kali lipat daripada kebanyakan pesilat, membuatnya bisa mengimbangi kekuatan pesilat lain yang satu atau dua tingkat di atasnya.

Memang pada tahap awal pelatihan Fei Yang tidak terlalu menonjol, tapi saat berada di tahap pertengahan, barulah tampak seberapa bagus kualitas qi pada Fei Yang.

“Dulu Fei Yang mencapai Pengakaran Roh setelah berumur 12 tahun.. Sementara aku sebentar lagi akan mencapai Pengakaran Roh.” setelah bermeditasi untuk melihat kondisi tubuhnya, Fei Yin sudah mengetahui dengan jelas perkembangannya saat ini.

“Di kehidupan pertama ku, aku terlalu terburu-buru dalam meningkatkan kekuatan ku tanpa peduli pondasi yang belum sempurna.. Sekarang masih ada banyak waktu, aku bisa menyempurnakan pondasi tubuhku terlebih dahulu..”

Pada tahap awal seseorang dalam dunia persilatan, mereka diharuskan membangun 4 pondasi kekuatan terlebih dahulu. Empat pondasi ini dinamakan sebagai Penempaan Tubuh.

Penempaan tubuh terbagi menjadi 4 jenis pelatihan, yaitu Pembersihan Sumsum, Pemadatan Tulang, Pemurnian Darah, dan Perubahan Otot. Syarat untuk menyelesaikan Penempaan Tubuh yaitu setidaknya seorang pesilat harus menyelesaikan 50% dari 3 pondasi mereka kecuali Pembersihan Sumsum yang hanya perlu 40% untuk memenuhi kualifikasi naik ke tingkat selanjutnya.

Dengan begitu maka tubuh sudah cukup kuat untuk menampung akar roh walau kemampuan akar roh tersebut menjadi terbatas. Proses Penempaan Tubuh tak bisa dilakukan setelah pengakaran roh, jadi seorang pesilat diharapkan menyempurnakan 4 pondasinya sebaik mungkin.

Masalahnya, semakin tinggi persentase kesempurnaan pondasi mereka, semakin sulit untuk meningkatkan nya dan juga sumberdaya yang diperlukan akan semakin mahal dan langka, sehingga pesilat dari sebuah sekte paling terkenal sekalipun meninggalkan pondasi mereka di 80% dan 70% untuk Pembersihan Sumsum.

“Seharusnya dalam waktu 3 tahun, aku sudah bisa menyempurnakan 4 pondasi ku..” batin Fei Yin dengan percaya diri.

Dengan pengetahuannya ia mengetahui beberapa metode untuk menyempurnakan 4 pondasi kekuatannya walau dulu pondasinya tidaklah sempurna.

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

ayo

2024-03-02

0

Masa ibunya umur 20 tahu dan si Anak kembar itu 8 th yg bener saja tor

2023-11-12

2

Halu

Halu

Hah 20 tahun awal? terus umur mc 8 tahun?
Bentar bentar si ibu hamil umur 11 tahun dong
Gak ngotak sih walau ini cerita fantasi

2023-10-23

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Yin & Yang
2 Ch. 2 - Kerinduan
3 Ch. 3 - Dantian & Lan Meilian
4 Ch. 4 - Perjodohan
5 Ch. 5 - Berduel
6 Ch. 6 - Bisnis
7 Ch. 7 - Berita Hangat
8 Ch. 8 - Fei Tian
9 Ch. 9 - Bocah Terkaya
10 Ch. 10 - Sekte Golok Kuno
11 Ch. 11 - Satu Tahun
12 Ch. 12 - Pembunuh
13 Ch. 13 - Membunuh Pembunuh yang Saling Membunuh
14 Ch. 14 - Pengejaran
15 Ch. 15 - Chu Qinian
16 Ch. 16 - Chu Weilan
17 Ch. 17 - Yue Xiaowu
18 Ch. 18 - Yue Xiaowu II
19 Ch. 19 - Yue Xiaowu III
20 Ch. 20 - Yue Xiaowu IV
21 Ch. 21 - Fei Tian II
22 Ch. 22 - Darah Langit dan Bumi
23 Ch. 23 - Kejanggalan di Langit
24 Ch. 24 - Persiapan
25 Ch. 25 - Dunia Lukisan
26 Ch. 26 - Berangkat
27 Ch. 27 - Sebuah Penginapan
28 Ch. 28 - Klan Wei
29 Ch. 29 - Tubuh yang Kuat
30 Ch. 30 - Kota Murung
31 Ch. 31 - Sang Koki
32 Ch. 32 - Masalah
33 Ch. 33 - Markas
34 Ch. 34 - Markas II
35 Ch. 35 - Memulai Pembunuhan
36 Ch. 36 - Membebaskan Penduduk
37 Ch. 37 - Ternyata Kau
38 Ch. 38 - Kapal
39 Ch. 39 - Mari Lupakan Hari Ini
40 Ch. 40 - Keanehan
41 Ch. 41 - Paman Beruang
42 Ch. 42 - Nanduan, Kota Pelabuhan Selatan
43 Ch. 43 - Aliran Hitam
44 Ch. 44 - Aliran Hitam II
45 Ch. 45 - Aliran Hitam III
46 Ch. 46 - Aliran Hitam IV
47 Ch. 47 - Meninggalkan Nanduan
48 Ch. 48 - Sekte Jubah Giok
49 Ch. 49 - Latihan Baru
50 Ch. 50 - Keinginan Fei Long
51 Ch. 51 - Desa
52 Ch. 52 - Monster
53 Ch. 53 - Nasehat
54 Ch. 54 - Bingung
55 Ch. 55 - Pertarungan Sengit
56 Ch. 56 - Naga Agung
57 Ch. 57 - Dimulainya Pertempuran
58 Ch. 58 - Pertempuran Aliran Hitam
59 Ch. 59 - Pertempuran Aliran Hitam II
60 Ch. 60 - Pertempuran Aliran Hitam III
61 Ch. 61 - Pertempuran Aliran Hitam IV
62 Ch. 62 - Fei Yin Vs Zhu Liao
63 Ch. 63 - Pertempuran Aliran Hitam V
64 Ch. 64 - Pertempuran Aliran Hitam VI
65 Ch. 65 - Lin Daixue
66 Ch. 66 - Melawan Dua Orang
67 Ch. 67 - Melawan Dua Orang II
68 Ch. 68 - Sosok Bayangan
69 Ch. 69 - Bantuan Tak Terduga
70 Ch. 70 - Akhir Pertempuran
71 Ch. 71 - Rencana Kedepannya
72 Ch. 72 - Desa yang Damai
73 Ch. 73 - Melanjutkan Perjalanan
74 Ch. 74 - Antrian Kota Qilin
75 Ch. 75 - Kota Qilin
76 Ch. 76 - Kota Qilin II
77 Ch. 77 - Ibukota
78 Ch. 78 - Mei Rongrong
79 Ch. 79 - Hati Seorang Gadis
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ch. 1 - Yin & Yang
2
Ch. 2 - Kerinduan
3
Ch. 3 - Dantian & Lan Meilian
4
Ch. 4 - Perjodohan
5
Ch. 5 - Berduel
6
Ch. 6 - Bisnis
7
Ch. 7 - Berita Hangat
8
Ch. 8 - Fei Tian
9
Ch. 9 - Bocah Terkaya
10
Ch. 10 - Sekte Golok Kuno
11
Ch. 11 - Satu Tahun
12
Ch. 12 - Pembunuh
13
Ch. 13 - Membunuh Pembunuh yang Saling Membunuh
14
Ch. 14 - Pengejaran
15
Ch. 15 - Chu Qinian
16
Ch. 16 - Chu Weilan
17
Ch. 17 - Yue Xiaowu
18
Ch. 18 - Yue Xiaowu II
19
Ch. 19 - Yue Xiaowu III
20
Ch. 20 - Yue Xiaowu IV
21
Ch. 21 - Fei Tian II
22
Ch. 22 - Darah Langit dan Bumi
23
Ch. 23 - Kejanggalan di Langit
24
Ch. 24 - Persiapan
25
Ch. 25 - Dunia Lukisan
26
Ch. 26 - Berangkat
27
Ch. 27 - Sebuah Penginapan
28
Ch. 28 - Klan Wei
29
Ch. 29 - Tubuh yang Kuat
30
Ch. 30 - Kota Murung
31
Ch. 31 - Sang Koki
32
Ch. 32 - Masalah
33
Ch. 33 - Markas
34
Ch. 34 - Markas II
35
Ch. 35 - Memulai Pembunuhan
36
Ch. 36 - Membebaskan Penduduk
37
Ch. 37 - Ternyata Kau
38
Ch. 38 - Kapal
39
Ch. 39 - Mari Lupakan Hari Ini
40
Ch. 40 - Keanehan
41
Ch. 41 - Paman Beruang
42
Ch. 42 - Nanduan, Kota Pelabuhan Selatan
43
Ch. 43 - Aliran Hitam
44
Ch. 44 - Aliran Hitam II
45
Ch. 45 - Aliran Hitam III
46
Ch. 46 - Aliran Hitam IV
47
Ch. 47 - Meninggalkan Nanduan
48
Ch. 48 - Sekte Jubah Giok
49
Ch. 49 - Latihan Baru
50
Ch. 50 - Keinginan Fei Long
51
Ch. 51 - Desa
52
Ch. 52 - Monster
53
Ch. 53 - Nasehat
54
Ch. 54 - Bingung
55
Ch. 55 - Pertarungan Sengit
56
Ch. 56 - Naga Agung
57
Ch. 57 - Dimulainya Pertempuran
58
Ch. 58 - Pertempuran Aliran Hitam
59
Ch. 59 - Pertempuran Aliran Hitam II
60
Ch. 60 - Pertempuran Aliran Hitam III
61
Ch. 61 - Pertempuran Aliran Hitam IV
62
Ch. 62 - Fei Yin Vs Zhu Liao
63
Ch. 63 - Pertempuran Aliran Hitam V
64
Ch. 64 - Pertempuran Aliran Hitam VI
65
Ch. 65 - Lin Daixue
66
Ch. 66 - Melawan Dua Orang
67
Ch. 67 - Melawan Dua Orang II
68
Ch. 68 - Sosok Bayangan
69
Ch. 69 - Bantuan Tak Terduga
70
Ch. 70 - Akhir Pertempuran
71
Ch. 71 - Rencana Kedepannya
72
Ch. 72 - Desa yang Damai
73
Ch. 73 - Melanjutkan Perjalanan
74
Ch. 74 - Antrian Kota Qilin
75
Ch. 75 - Kota Qilin
76
Ch. 76 - Kota Qilin II
77
Ch. 77 - Ibukota
78
Ch. 78 - Mei Rongrong
79
Ch. 79 - Hati Seorang Gadis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!