Dia Yang Datang Diantara Kami
Nama besar Celeste sudah tidak asing lagi terdengar di warga Rosewood. Sebagai pemilik lahan perkebunan anggur yang luas membuat Fox Celeste di hormati dan disegani pesaingnya, belum lagi nama yang di sandangnya yang merupakan keturunan darah biru.
Kediaman keluarga Celeste berada di perkebunan anggur, sebuah rumah besar bergaya kuno yang telah di warisi turun temurun oleh keturunan Celeste. Tembok bata merah menjadi ciri khas bangunan tersebut.
"Pagi.. Ayah.. Bunda," sapaku sembari mencium pipi keduanya.
"Pagi sayang. Kau tak ada kegiatan hari ini?" tanya Ayah.
"Gak ada Ayah. Kenapa?" tanyaku.
"Kenalan Ayah akan datang, dia akan melamarmu!," sahut Ayah.
"Hah!" seruku tak percaya dengan pendengaranku, "serius?! ", kataku meyakinkan diri.
"Ya. Maafkan Ayah, saat itu keadaan sedang sulit setelah perombakan kebun anggur ditambah krisis moneter yang sempat membuat anjloknya harga anggur. Dan kami sedang menunggu kelahiranmu namun Ayah tak punya uang untuk membayar biaya operasi. Stone Zephyr datang dan mengulurkan bantuan, dan karena senang Ayah berucap sembarangan," ceritanya, "Stone berucap 'Kalau anakmu perempuan jodohkan dengan anakku' dan dengan bercanda Ayah pun menyetujuinya. Beberapa waktu lalu, setelah meninggalnya Stone, Esmerald menagih janji kepada Ayah, karena kau sudah boleh menikah dan telah menyelesaikan pendidikan jadi Ayah tak bisa mengulur lagi," sambung Ayah.
Aku terdiam mendengarkan ceritanya.
"Bunda tahu kau pasti tidak senang, tapi mereka telah membantu keluarga kita setiap saat hingga kini pun mereka masih menggunakan kualitas anggur kita untuk pembuatan Wine nya, kau tahu kan merk Zephyr. Beberapa kali kalian juga pernah bertemu, " jelas Bunda.
Keluarga Zephyr merupakan pengusaha bisnis handal, yang bergerak di bidang pembuatan Wine. Merk Wine mereka telah di ekspor ke berbagai negara, belum lagi permintaan dari restoran, bar serta toko, terbilang cukup tinggi hingga membuat Wine Zephyr menjadi no.1 mengalahkan para pesaingnya.
"Tapi Ayah, Bunda! Bisakah kita saling mengenal dulu, rasanya salah kalau langsung lamaran?" bujukku.
"Temui dulu dan bicarakanlah baik-baik yah, mungkin calon suamimu adalah orang yang sangat pengertian," sahut Ayah. Aku hanya menganggukkan kepala saja bingung harus menolak dengan cara apa.
"Tuan! Wanita bernama Esmerald menunggu tuan di ruang tamu," ucap pelayan Eldred, Ayah dan Bunda segera menemui tamunya tersebut.
"Paman, apakah datang bersama seorang pria? Bagaimana tampangnya?" tanyaku pada Eldred.
"Dia tampan," jawab Eldred singkat.
"Benarkah?!" seruku tak percaya, Eldred kembali melanjutkan pekerjaannya.
Ruby Celeste, putri satu-satunya keluarga Celeste. Kini telah berusia 22 tahun dan telah menyelesaikan pendidikan di universitas putri Rosewood. Tak disangka kepulanganku menjadi hari lamaranku dengan pria tak di kenal.
"Ruby," panggil Bunda.
Dengan segera aku memenuhi panggilan Bunda. Wanita dengan gaya elegan sedang bersama Bunda, tak jauh darinya terlihat sosok pria di balut setelan jas memandangku. Bunda menghampiriku dan memperkenalkan kepada tamunya.
"Putri kami, Ruby. Ini Esmerald dan yang di sana Topaz," Bunda memperkenalkan tamunya.
"Cantiknya, mirip Bundanya nih!" puji Esmerald, "tuh lihat! Topaz aja sampai tak berkedip melihatmu," lanjut Esmerald yang kini memelukku.
"Kalian berdua saling mengenallah dengan baik, kami para orangtua akan membahas hal lain," kata Ayah.
Ayah, Bunda dan Esmerald pergi meninggalkan kami berdua yang sama-sama canggung.
"Topaz," sapanya, "bisakah kita berjalan di kebun anggur?" katanya yang ku iyakan.
Kami menikmati suasana pagi yang cerah dengan ladang anggur yang terhampar di depan kami. Aku mengajak Topaz ke gazebo.
"Aku tidak setuju dengan ide pernikahan ini, namun aku menghormati pesan terakhir mendiang ayahku," ucapnya.
"Aku ngerti," sahutku.
"Baguslah, kita harus baik satu sama lain kan," katanya, "mohon bantuannya kalau begitu," tangannya terulur yang ku sambut untuk menjabatnya.
Kurasa tak akan ada masalah, Topaz kelihatan orang yang bertanggung jawab belum lagi wajah tampannya di usianya yang matang. Kuakui aku tertarik.
Temanku pasti iri kalau melihatnya nanti.
Pertemuan kami yang hanya sebentar itu memperlancar rencana pernikahan yang akan di laksanakan 2 minggu lagi.
Ayah dan Bunda sibuk mempersiapkan pernikahan kami yang tidak lama lagi. Seminggu sebelum pernikahan, Ayah dan Bunda harus pergi menghadiri undangan yang diadakan oleh organisasi perkebunan di Aquamarine city. Cuaca tak bersahabat hari itu.
"Ayah, jangan pergi. Bahaya! Hujan membuat jalanan licin, penglihatan Ayah juga kurang baik," bujukku yang hanya ditanggapinya dengan memeluk dan mencium pipiku.
"Kan ada Bunda yang menemani, Eldred jaga putri kami yah! Ruby sayang, Bunda harap kau menjalani kehidupanmu dengan bebas dan bahagia suatu hari nanti," ucapnya sambil memelukku lama sekali dan mengecup kening dan kedua pipiku, "Ayah dan Bunda sayang Ruby!," bisiknya.
"Bunda ngomong apa sih?. Hati-hati yah di jalan," kataku.
Itulah percakapan terakhir yang aku lakukan dengan mereka, kabar dari kepolisian yang mengatakan bahwa mobil yang ditumpangi kedua orangtuaku mengalami kecelakaan beruntun yang mengakibatkan keduanya tewas di tempat.
Tangisan ku tak bisa berhenti ketika melakukan identifikasi jenazah di rumah sakit. Di temani oleh Eldred, aku mencoba tenang namun ketika melihat jenazah kedua orangtuaku membuatku pingsan seketika.
"Ruby, bagaimana keadaanmu?" tanya Esmerald.
"Ayah.. Bunda.." isak tangisku kembali setelah sadar dari pingsanku.
"Relakanlah, orangtuamu sudah tenang di sana," ucapnya.
Esmerald memelukku, menenangkan serta menghiburku. Terlihat Topaz berdiri di jendela rumah sakit, matanya menerawang, entah apa yang dipikirkannya.
Pengurusan pemakaman dilakukan oleh Eldred, seluruh pegawai dan rekan bisnis Ayah datang untuk penghormatan terakhir. Yang bisa kulakukan hanya menangis, Esmerald dan Topaz pun turut hadir dan membantu proses pemakaman.
Rumah tanpa kehadiran Ayah dan Bunda sangat sepi, setelah kepergian mereka yang kulakukan hanyalah melamun di kamar mereka. Eldredlah yang mengurus segala keperluan kebun.
"Nona, sampai kapan akan terus seperti ini. Nona harus melanjutkan hidup, pernikahan akan tetap di lanjutkan," kata Eldred.
"Haruskah aku melanjutkan perjanjian konyol itu, kan mereka sudah tiada, buat apa di lanjutkan," teriakku.
"Harus," teriak suara dari ambang pintu, sosok Topaz hadir dengan membawa sebuah dokumen di tangannya, "bisa tinggalkan kami," kata Topaz kepada Eldred.
"Kau tidak bisa membatalkan pernikahan secara sepihak, bacalah!" Topaz menyerahkan dokumen yang di bawanya.
Disana tertulis bahwa Ayah telah meminjam sejumlah uang pada keluarga Zephyr dengan jaminan tanah perkebunan yang ternyata telah di wariskan kepadaku.
"Kau bisa membatalkannya, jika semua hutang lunas," katanya.
"Aku akan mencari cara dan mencicilnya kepadamu," sahutku.
"Nona, intinya adalah kau dijual kepada keluargaku untuk menyelamatkan perkebunan dan nama besar Celeste," mendengarnya berbicara begitu terhadap mendiang orangtuaku, menyebabkan emosiku meledak dan sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
Plaak...
"Jaga ucapanmu," bentakku.
"Dengar! Aku seorang pebisnis, pernikahan ini adalah satu-satunya jalan keluar permasalahan kita. Aku butuh nama Celeste dan kau butuh uang untuk mempertahankan perkebunan warisan orang tuamu, jadi berhentilah mengeluh dan mulailah mempersiapkan dirimu atas pernikahan ini. Aku tak mau kau mempermalukanku dengan tampangmu yang mengerikan itu," hardik Topaz.
Ayah, Bunda... Apa yang sebenarnya telah terjadi? Mengapa kalian berhutang banyak sekali. Di kemanakan hasil perkebunan selama ini?.
Pertanyaan itu tidak akan pernah terjawab, karena mereka sudah tiada. Kini keputusan ada di tanganku, Menikahi pria arogan berwajah tampan atau kehilangan perkebunan ini selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
ʰᶦᵃᵗᵘˢ❦⃟𝐐_al𝐐haira🏠ર⃠
kok kasian nya...dia di jual...untuk mempertahankan kebun aja
2023-11-22
1
Amira Jihan Nurfaiza
ruby yang malang,.,😔
2023-11-19
1
վմղíα | HV💕
kk Yunia mampir
2023-10-24
1