Pertengkaran kecil yang manis

Topaz membangunkanku ketika hari masih gelap. "Ruby, sayang bangunlah," ucapnya lembut di telingaku.

Wajah mengantuk masih tampak ketika aku membuka mataku. "Hubby, ini masih gelap." Sahutku sembari menggosokkan mataku, berusaha mengusir kantuk.

"Kita akan rapat jam 7 pagi. Ayo bersiap sekarang." Balasnya dengan mengusap rambutku.

"Rapat?!," ulangku menyakinkan tak salah dengar. "Soal apa?," tanyaku.

"Menghukum dirimu yang nakal tak menuruti perintahku," jawabnya.

Mataku mendadak bangun mendengar tuduhannya. Kuputar kembali memori tentang hari kemarin dan semalam. Suamimu mencium wanita lain, suara itu bergema di otak mengingatkanku.

"Aku tidak bersalah," belaku, "seseorang mengirimkan undangan dengan sebuket bunga. Tanyakan sendiri pada resepsionist di bawah," tambahku membela diriku.

"Lihatlah!." aku menunjukkan bunga yang sudah ku taruh di vas. "Aku meletakkan bunganya,"jelasku mengelak dari tuduhannya.

"Undangan dari siapa?," tanyanya tegas.

"Entahlah. Isinya kau akan memberiku kejutan kalau aku datang jam 11 ke Club Peridote. Garth bisa membuktikan hal itu," jawabku.

"Garth!," ucapnya tak senang, "lantas kau dapat kejutannya?,"

Ya. Kau berciuman dengan wanita. Jerit hatiku.

"Apa kejutannya sayang." Topaz menunggu jawaban dariku, matanya mengamati wajahku. "Lagi-lagi kau bengong."

Ketidaksabarannya menungguku menyebabkannya dengan santai meraih bibirku dan mencium penuh hasrat tak memberikan kesempatan untuk bernapas.

Pikiran serta tubuhku selalu dikalahkan oleh rayuannya. Saraf di tubuhku segera terbangun menerima sentuhan darinya. Topas baru melepaskanku saat dia sudah puas melihatku terengah kebabisan napas.

"Kau melanggar aturanku. Pergi tanpa ijin karena Soka tidak mengawasimu di tambah kau pergi bersama pria lain. Kau tau dampak apa yang kau buat untuk perusahaan?."

Lagi-lagi perusahaan. Aku mulai bertanya dalam hatiku, aku ada di urutan keberapa dalam pikiranmu, hubby?.

"Ruby kau mendengarkanku." Aku melirik ke arahnya. "Apa yang kau pikirkan?." Matanya kian lekat menatapku. Mengganggu detak jantungku di pagi buta.

Tak ada kata terucap walaupun mulutku telah terbuka untuk berbicara. "Sayang apa yang membuat wajahmu mengkerut tak karuan. Ceritakan pada hubbymu. Kenapa semalam menangis? Apa yang kau lihat di club sialan itu?," ucapnya kehilangan kesabaran.

"Hubby.." Entah mengapa aku menjadi cengeng.

"Apa katakanlah," bujuknya. Keperhatikan wajahnya dan terpaku pada bibirnya, membuatku makin meneteskan air mata. "Ah! Kau melihatku berciuman, kan!." Terkanya dengan senyum nakal.

Aku melotot padanya, mulutku menganga mendengar ucapannya, suara tawanya menaikan api kemarahanku. Aku memukulinya kesal mendengar tawanya di tengah kesedihanku.

"Sayang, kau tak percaya hubbymu. Terserah, itu pilihanmu. Akan ku jelaskan semuanya, jadi bersiapkan sebelum Soka datang." Kecupan manis di daratkan pada keningku sebelum dia turun dari kasur menuju kamar mandi.

Topaz heran menyaksikanku yang masih bengong di tempat tidur. "Sayang, waktumu 30 menit untuk bersiap," gertaknya, "atau kau ingin menggoda tamumu dengan gaun tidurmu." Ejeknya yang tertawa terkekeh.

Kulemparkan bantal mengenai tubuhnya yang bertelanjang dada, bergegas ku menghilang ke kamar mandi sebelum dia membalasku.

Tak ada siapapun ketika aku keluar kamar. Rumah tampak sepi. "Hubby," panggilku, tak ada jawaban. saat akan menjelajahi ruangan, aku terheran melihat Soka telah berada di rumah.

"Nyonya, ditunggu di ruang kerja," ucapnya datar seperti biasa. Aku mengikuti berjalan di belakangnya.

Ruang kerja Topaz dipenuhi 2 pria berbadan besar menawan seorang pria yang mengenakan penutup kepala, kedua tangannya diikat ke belakang, pakaiannya lusuh oleh keringat dan darah tercecer di kemejanya. Aku bergidik melewatinya.

"Kemarilah sayang," panggilnya yang bersandar pada meja besarnya. "Buka penutupnya," perintahnya dingin. Sekarang wajah tawanan itu telah terekspos. Memperlihatkan bekas luka pukul di wajahnya.

Setelah sampai di sampingnya ku berbisik, "siapa dia?," tunjukku seram pada pria yang telah lunglai dipukuli.

Topaz tertawa sembari mendecakkan lidahnya, "lihatlah isteriku tak mengenalimu," teriaknya.

Soka memberikanku tablet yang biasa di gunakannya. Aku tercengang menonton video dimana aku seperti beradegan mesra, dengan judul 'isteri pebisnis Wine Zephyr berselingkuh.'

"Hubby, aku.. " ucapku terbata setelah menonton video itu. "Katakan," perintahnya galak. "Siapa yang menyebarkan video ini?," bentak Topaz.

Pria yang di tawan itu hanya menatap nanar, "aku tidak tahu, kau salah orang. Berapa kali harus kukatakan kepada kalian, hah!," teriaknya. Satu pukulan melayang menghantam perutnya. Aku meringis menyaksikannya.

"Kuulangi sekali lagi," geram Topaz, "siapa dalang di balik semua ini?," gertakan giginya menandakan hilang kesabarannya.

Pria itu menatap dengan senyum kecil, "kau melindungi musuhmu Zephyr. Perlakuanmu ini akan ku balas. Nona, kau mempercayai orang yang salah. Percayalah, kau akan menderita nantinya kalau tetap bersamanya," ocehnya tak karuan.

Topaz tertawa terbahak-bahak, "kau tak punya kuasa apa pun di Aquamarine," ejeknya, "aku akan mengampuni kalau kau katakan siapa yang berani mengusik Zephyr," Bentaknya dengan suara menggelegar.

Pria itu kembali tertawa, "sudah kubilang, dia di dekatmu. Kau memelihara musuhmu," ledeknya. Matanya menatapku, "nona, aku memang brengsek tapi tak sebejad suamimu." Pukulan bertubi di arahkan kedua pria berbadan besar hingga sang tawanan terjatuh berlutut.

"Hubby, hentikan. Jangan menyiksanya lagi," mohonku yang tak di dengarnya.

"Nona, percuma kau memohon padanya. Dia bukan manusia. Lihatlah dia sedang membuka topengnya," ucapnya diselingi suara rintih kesakitan.

Tak sanggup aku menontonnya, "Hubby please, berhenti. Dia bisa mati," jeritku ketakutan.

Dengan sekali tendangan orang yang berlutut itu terbangun, rintih kesakitan keluar dari mulutnya, "pukullah sampai kau puas," jeritnya menantang. Tak tega aku meyaksikan, ku putar badanku dan menutup telingaku dengan kedua lenganku.

Topaz membalikkan badanku, "lihatlah, dia yang menyebarkan video, membuat sahamku turun. Perhatikan Ruby, jangan tutup matamu." Ucapnya dingin sambil memegang wajahku.

"Hubby, cukup." teriakku.

Mengamatiku yang gemetaran akhirnya dengan gerakan dagunya, kedua orang berbadan besar itu menyeretnya keluar.

"Nona, kalau aku hidup akan kubalas jasamu. Akan kubuat Zephyr jatuh terpuruk. Camkan itu!," teriaknya.

Dipeluknya diriku, ditepuk pelan pundakku menenangkan tubuhku yang gemetaran, "si brengsek itu sudah di bawa pergi," Topaz memberitahukanku.

"Aku mendapatkan informasi itu dari wanita di club," Topaz mengawali ceritanya, "wanita itu tidak menciumku, dia hanya berbisik di telingaku. Kau melihatnya dari kejauhan jadi seperti orang ciuman. Kau salah sangka sayang," tutupnya mengakhiri cerita.

Kubuka mata, meneliti semua ucapannya lewat mata coklatnya, "benarkah?."

"Atau kau lebih percaya pria itu," ucapnya ketus. Aku menggelengkan kepalaku, "aku percaya hubby."

"Dan kau melanggar perintahku lagi," protesnya, "berkeliaran dengan seorang pria di tengah gosip perselingkuhanmu. Kau nakal sayang," komentarnya.

Aku tersenyum geli, "jangan rahasiakan apapun dariku. Dan jangan berlaku seperti itu lagi, aku takut kau terluka," saranku. Topaz mengecup pipiku.

"Ini Aquamarine. Yang lemah akan di lindas yang kuat. Maka jadilah yang kuat di sini, kuharap kaupun begitu," ungkapnya.

"Tapi, hubby. Yang kau lakukan adalah kekerasan, bahkan kejahatan. Aku tak mau kau mendapatkan masalah karena ini. Sepertinya pria tadi bukanlah orang baik." Kutarik napas, lega telah mengungkapkan isi hatiku.

Topaz hanya tersenyum menanggapi omelanku, "kau terlalu khawatir."

"Tentu saja," sungutku, "kau menghindariku, mengurungku bersama Soka si manusia robot itu. Aku bosan kau tahu."

"Uhm. Aku mengurungmu demi kebaikan, agar kau tak menggoda lelaki lain," balasnya.

"Hubby, kapan aku menggoda lelaki. Kau tahu diriku, kemanapun aku pergi selalu ditemani Soka, bawahanmu yang patuh. bagaimana bisa aku menggoda lelaki kalau kau mengawasiku terus," sanggahku.

"Pikirkanlah. Kau wanita penggoda tanpa kau sadari." jemarinya menyentil keningku.

"Omong kosong. Hubby konyol. Tak pernah aku melakukan hal itu."

"Kau hanya tak menyadarinya," ujarnya. "Sebaiknya aku mencari pengawal perempuan untukmu, sebelum Soka tergoda olehmu." kupukul dirinya.

"Hubby konyol,"

"Kau bodoh dan nakal sayang," balasnya.

"Aku tidak begitu," belaku.

"Kau begitu hanya tak sadar."

"Kau berlebihan," godaku.

"Kau terlalu baik." Senyumnya.

"Kau jahat kalau begitu," ledekku.

"Makanya kita serasi ya kan," rayunya.

"Gombal." Ucapku tersipu malu.

"Memang. Buktinya kau bertekuk lutut padaku," bangganya.

"Aku gak begitu," bantahku segera.

"Kau enggan mengakuinya."

"Hubby... " rengekku yang kalah dalam peperangan kata ini.

Senyumnya menghangatkan hatiku, "jangan membantah ucapanku, mengerti. Atau kau lebih suka dihukum," candanya.

"Tak akan, selama kau berbagi denganku. Jangan simpan semuanya sendiri. Aku isterimu, biarkan aku mengetahui keluh kesahmu," usulku.

Mata coklat itu menatapku, pelukannya semakin erat, "aku tak mau istriku kesusahan." Selesai mengatakannya, dia menciumku lembut.

Ciuman saling mendamba dan membutuhkan, perlahan membangkitkan semua saraf yang tertidur. Bibir kami bergantian saling memberi dan menerima.

Perlahan tangannya membelai tubuhku, mengirimkan sengatan panas yanag tertinggal setelahnya. Semakin lama bibirnya semakin menuntut. Gigitan kecil di bibirku mengirimkan sinyal baru untuk tubuhku.

Tangannya mulai menyusup ke balik blouseku menyentuh kulit punggungku yang telanjang. Tangannya terus merayap hingga menemukan kaitan bra.

Gerakannya terhenti ketika suara ketukan pintu terdengar. Umpatan kasar dilontarkannya bertubi-tubi, aku tersenyum menyaksikannya.

"Kau beruntung." ucapnya, "masuk," teriaknya setelah mengatur emosinya.

Soka tahu dia masuk disaat yang tidak tepat, "maaf tuan dibawah ada tamu untuk nyonya, seorang pria bernama Garreth," lapornya singkat.

"Lihatkan, kau penggoda nakal," ledeknya, "turunlah sampaikan padanya kau akan pergi ke Rosewood bersamaku."

Aku kegirangan mendengar perkataannya hingga tanpa sadar mengecup bibirnya di depan Soka yang segera mnundukkan kepalanya,

"Makasib hubby." Aku segera berlari kebawah menuemui Garreth.

"Soka ikuti nyonya, aku akan turun sebentar lagi. Lalu tetap awasi pria tadi cari tahu semua tentangnya tanpa kecuali. Satu lagi, carikan pengawal perempuan untuk isteriku."

"Baik tuan," Soka bergerak cepat menyusulku.

Topaz kembali berpikir tantang semua yang di ucapkan pria itu. Emosinya kembali muncul ketika pria itu terang-terangan mempengaruhi isterinya. "Kau takkan bisa mendapatkan isteriku, ku pastikan hal ini!" gumamnya.

Musuh yang kupelihara! Siapa?. Batin Topaz bertanya. Ditutupnya pikiran tersebut, agar segera menyusul sang isteri.

Di lobby Garreth menunggu di tempat kemarin, segera kuhampiri dirinya bersama Soka yang mengikutiku.

"Garth," sapaku.

Garreth tesenyum lembut, "Nona sudah siap pergi." Aku menggeleng.

"Aku pergi bersama suamiku."

Garreth tidak menyukai jawabanku, "dia tidak mengijinkan, benar kan!," tuduhnya.

"Dia yang akan mengantarku."

"Lebih tepatnya menemani isteriku pulang kampung." Sahut Topaz yang berjalan mendekat.

Topaz mengulurkan tangan dan dijabat kasar oleh Garreth. "Pulanglah, biar aku yang menemani isteriku. Sampaikan pada Eldred untuk mempersiapkan keperluan kami," perintahnya.

Ekspresi kesal bercampur kecewa menghiasi wajah Garreth, dia tak bisa membantah ucapan Topaz, suami dari nonanya.

"Baiklah. kalau begitu aku pamit, nona dan tuan. Aku menunggu kedatangan kalian," sambutnya kasar.

"Sayang, naiklah dahulu. Ada yang perlu ku sampaikan padanya," bujuk Topaz.

Aku meninggalkannya dengan cemas, Topaz seperti memendam sesuatu terhadap Garreth. "Tak akan terjadi apa-apa kan!."

"Tuan mengetahui bagaimana harus bersikap," jawab Soka. Aku melongok mereka sebelum lift tertutup.

"Berhentilah menemui isteriku. Aku tidak ingin karena dirimu tersebar gosip aneh." Topaz memperlihatkan ponselnya dengan foto dirinya bersama isterinya di club.

"Ini jebakan," sangkalnya.

Topaz mengeluarkan nada ancaman, "satu foto ini bisa menghancurkan nama baik Celeste. Pertimbangkanlah kalau kau akan bertindak."

Garreth hanya tersenyum tak gentar oleh ancamannya. "Anda sungguh luar biasa. Memperdaya nona untuk tinggal di istana semu. Anda mencari musuh yang salah, dan tak kan ku biarkan nona terluka."

"Lakukanlah sebisamu. Akan ku tunggu gebrakanmu," cibirnya.

Kemarahan menjalari hati Garreth tak terima atas tuduhan Topaz tehadapnya. Namun yang membuatnya lebih marah adalah sang nona telah terperdaya rayuan liciknya.

"Kau tak akan pernah bisa merebut Ruby dariku," ujar Topaz dengan percaya diri.

Kecemasan membuatku mondar-mandir di depan pintu. Suara pintu terbuka memperlihatkan sosok Topaz, segera ku sambut kedatangannya.

"Kalian berbicara apa?," tanyaku penasaran.

"Rahasia," jawabnya. "Segera kemas keperluanmu, kitaberangkat siang ini. Kau rindu Rosewood kan," usulnya.

Dengan gembira aku berbalik menuju kamar, "sayang, jangan lupa pakaianku juga." ucapannya menyebabkan langkahku terhenti.

"Maksudnya?." Topaz menghampiriku dan berbisik di telingaku, "untuk menjalankan usulan mama. Bulan madu kedua."

"Hubby.." teriakku yang tersipu malu dengan perkatannya.

"Jangan mengangguku, ada pekerjaan yang harus ku selesaikan." peringatan darinya.

Bulan madu di Rosewood. Aku tersenyum tanpa henti setiap hatiku mengulangi kalimat itu. Bagaikan mantra kebahagian.

Episodes
1 Perjanjian konyol kedua orangtua
2 Pernikahan di tengah kesedihan
3 Lembaran baru pernikahan
4 Antara perkenalan dan memamerkan
5 Siapakah Wanita itu?
6 Keromantisan yang terganggu
7 Memadu kasih di Tanzanite Island
8 Sesuatu terasa janggal
9 Hasrat pria Arogan
10 Secuil cerita tentangnya
11 Tak seindah kemarin
12 Rasa sakit itu adalah cinta
13 Yang manakah wajah aslimu?
14 Seribu alasan untuk cinta
15 Bertahan dalam rayuan
16 Bersamamu sudah cukup
17 Tawarannya beracun
18 Hembusan badai kecil
19 Pertengkaran kecil yang manis
20 Tenggelam dalam pesonamu
21 Cinta yang ku tanamkan untukmu
22 Hadiah terakhir dijadikan rahasia darinya
23 Berpisah sejenak
24 Memeluk rahasia
25 Harum khas yang membuat curiga
26 Perseteruan
27 Mencoba berdebat dengannya
28 Dugaanku tentangmu
29 Magnet pria bermasalah
30 Satu satunya pria di hidupku
31 Kecurigaan
32 Terang-terangan menginkannya
33 Hari bersamanya
34 Kekacauan di Griya Tawang
35 Kehamilan yang di rahasiakan
36 Ternyata ku rindu
37 Bimbang telah usai
38 Kegembiraan yang tergantikan
39 Hargai aku sebagai isterimu
40 Bohongi hatiku
41 Masih menginginkannya
42 Cinta tidak mudah berganti
43 Masa lalunya
44 Si wanita misterius
45 Kapan aku berada dihatimu
46 Pertikaian 2 pria tampan
47 Siapa yang bertahta di hatimu
48 Suami pura-pura
49 Menetaplah jangan sebatas menemani
50 Keteguhan menyatakan keinginan
51 Sikap posesif yang menganggu
52 Hadiah kamuflase
53 Bersikap manis
54 Berhenti menyangkal
55 Semangat untuk bangkit
56 Rasa aneh terhadapnya
57 Trik jahat
58 Apa yang coba kau ungkapkan?
59 Mencari celahnya di mana
60 Awal peristiwa
61 Bersandiwara mengejeknya
62 Sang penguasa August Peridot
63 Ekspresi yang tidak pernah terungkap
64 Kemarahan terpendam
65 Mana yang harus ku percayai?
66 Menyusun rencana
67 Isi hatinya meragukanku
68 Mencari bukti
69 Tidak sekuat yang kuduga
70 Perasaannya ternyata dusta
71 Bertekad membalasnya
72 Tindakan bodoh
73 Kesedihan sang pria arogan
74 Tenang sebelum badai
75 Tidak kusangka selicik ini
76 Kerjasama yang tidak terbayangkan
77 Siapa yang kalah
78 Perlawanan berakhir
79 Menunggunya kembali
80 Kembali kepada pemiliknya
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Perjanjian konyol kedua orangtua
2
Pernikahan di tengah kesedihan
3
Lembaran baru pernikahan
4
Antara perkenalan dan memamerkan
5
Siapakah Wanita itu?
6
Keromantisan yang terganggu
7
Memadu kasih di Tanzanite Island
8
Sesuatu terasa janggal
9
Hasrat pria Arogan
10
Secuil cerita tentangnya
11
Tak seindah kemarin
12
Rasa sakit itu adalah cinta
13
Yang manakah wajah aslimu?
14
Seribu alasan untuk cinta
15
Bertahan dalam rayuan
16
Bersamamu sudah cukup
17
Tawarannya beracun
18
Hembusan badai kecil
19
Pertengkaran kecil yang manis
20
Tenggelam dalam pesonamu
21
Cinta yang ku tanamkan untukmu
22
Hadiah terakhir dijadikan rahasia darinya
23
Berpisah sejenak
24
Memeluk rahasia
25
Harum khas yang membuat curiga
26
Perseteruan
27
Mencoba berdebat dengannya
28
Dugaanku tentangmu
29
Magnet pria bermasalah
30
Satu satunya pria di hidupku
31
Kecurigaan
32
Terang-terangan menginkannya
33
Hari bersamanya
34
Kekacauan di Griya Tawang
35
Kehamilan yang di rahasiakan
36
Ternyata ku rindu
37
Bimbang telah usai
38
Kegembiraan yang tergantikan
39
Hargai aku sebagai isterimu
40
Bohongi hatiku
41
Masih menginginkannya
42
Cinta tidak mudah berganti
43
Masa lalunya
44
Si wanita misterius
45
Kapan aku berada dihatimu
46
Pertikaian 2 pria tampan
47
Siapa yang bertahta di hatimu
48
Suami pura-pura
49
Menetaplah jangan sebatas menemani
50
Keteguhan menyatakan keinginan
51
Sikap posesif yang menganggu
52
Hadiah kamuflase
53
Bersikap manis
54
Berhenti menyangkal
55
Semangat untuk bangkit
56
Rasa aneh terhadapnya
57
Trik jahat
58
Apa yang coba kau ungkapkan?
59
Mencari celahnya di mana
60
Awal peristiwa
61
Bersandiwara mengejeknya
62
Sang penguasa August Peridot
63
Ekspresi yang tidak pernah terungkap
64
Kemarahan terpendam
65
Mana yang harus ku percayai?
66
Menyusun rencana
67
Isi hatinya meragukanku
68
Mencari bukti
69
Tidak sekuat yang kuduga
70
Perasaannya ternyata dusta
71
Bertekad membalasnya
72
Tindakan bodoh
73
Kesedihan sang pria arogan
74
Tenang sebelum badai
75
Tidak kusangka selicik ini
76
Kerjasama yang tidak terbayangkan
77
Siapa yang kalah
78
Perlawanan berakhir
79
Menunggunya kembali
80
Kembali kepada pemiliknya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!