Topaz segera kembali bersama Soka, Langkahnya begitu tergesa ketika mendapatkan pesan yang berbunyi : "aku berada di griya tawangmu. "
Pintu terbuka secara kasar ketika aku akan memberikan minum pada wanita itu. Melihatku melakukan hal itu, Topaz dengan dahi mengernyit menarik paksa wanita tersebut dan menyeretnya keluar, walaupun wanita tersebut berteriak meminta Topaz melepaskan tangannya.
"Siapa wanita itu?" tanyaku pada Soka yang berdiri di sebelahku menghalangiku untuk mengikuti Topaz.
"Beliau adalah kenalan tuan Topaz," jawaban Soka datar.
"Benarkah hanya kenalan?" aku bertanya kembali menyakinkan jawaban dari Soka.
"Nyonya bisa bertanya langsung pada tuan untuk lebih jelasnya," jawab Soka kemudian.
"Apakah Topaz akan menjawabnya." Sahutku dengan raut kesedihan.
"Nyonya tak perlu khawatir, tuan menyayangi nyonya," jelasnya untuk menenangkanku.
"Benarkah!" seruku tak percaya dengan perkatan Soka, "jangan panggil nyonya cukup Ruby," pintaku ke Soka.
"Saya tidak bisa melakukan itu, tidak sopan," jelasnya.
"Aku yang memintamu memanggilku Ruby jadi lakukanlah," sahutku ketus dan meninggalkannya menuju teras.
Topaz menarik wanita tersebut hingga ke depan lift, memencet tombol lift untuk mengirimkannya pulang. Amarahnya tak dapat di bendung, terlihat dari cengkraman di tangan wanita itu yang semakin menguat.
"Lepaskan! sakit," rengek wanita tersebut.
Topaz menghempaskan dengan kasar, terlihat bekas kemerahan di tangan wanita tersebut dan dielus lembut oleh wanita tersebut.
"Ada apa denganmu? Hanya didepan seorang pembantu kau melakukan hal ini padaku," pekik wanita tersebut menandakan kemarahannya karena perlakuan Topaz.
"Dia bukan pembantu," gemeretak gigi Topaz berbunyi mendengar kata 'pembantu' keluar dari mulut wanita itu.
"Jadi dia siapamu?" tanyanya ketus.
Belum sempat di jawab oleh Topaz, pintu lift terbuka dan Topaz segera mendorong wanita tersebut ke dalam lift.
"Jangan pernah datang ke griya tawangku lagi," peringatan Topaz sebelum pintu lift tertutup.
Topaz memijit keningnya, tak menyangka wanita tersebut berani menghina istrinya yang baru sehari dinikahinya.
Rambut panjang hitam legamnya, kulitnya yang putih dan wajahnya yang oval ditambah perilaku yang ramah membuat dirinya pasti disukai kaum adam, hanya saja penampilan Ruby terlalu sederhana untuk seorang yang memiliki darah biru.
"Di mana Ruby?," Topaz bertanya ke Soka.
"Nyonya di teras," jawab Soka.
"Siapkan mobil," perintah Topaz yang segera di lakukan oleh Soka.
Topaz berjalan ke teras melihat istrinya yang sedang memainkan kakinya di kolam renang.
"Ayo! Kita pergi," ucap Topaz yang kini berada di sampingku.
Aku tak menghiraukannya.
"Kau tidak menghargai suamimu," katanya.
Tangannya terulur menyentuh daguku membawa wajahku menatapnya dan satu ciuman di daratkan di bibirku.
"Kau tidak tahu kalau suamimu pulang harus di sambut," katanya dengan senyum di wajahnya.
"Siapa perempuan tadi?" tanyaku masih tetap menatap matanya.
"Seorang kenalan, bisa dibilang ayahnya adalah rekan bisnisku," jelasnya.
Aku ingin menanyainya lebih banyak tapi aku tidak mau membuat dia berpikir bahwa aku wanita posesif.
"Oh," gumamku.
"Ayo, kita kencan sekarang. Kau tak ingin menjelajahi Aquamarin City?" tanyanya yang membuatku tertarik mendengar kata 'kencan'.
Topaz mengulurkan tangannya, ketika ku letakkan tanganku dia segera menarikku dari kolam renang.
"Aturan selama kencan, kau tidak boleh melepaskan gandengan tanganku ini, oke!," ucapnya, "dan panggil aku dengan hubby," perintahnya.
"Hubby!" ucapku geli menahan tawa.
"Ya sayang," jawabnya membuatku malu dan menghentikan tawaku.
Gimana aku tak jatuh hati kalau perlakuannya seperti saat ini, lembut dan penuh perhatian.
Topaz membawaku ke pusat perbelanjaan paling besar di Aquamarine City. Memasuki semua butik berkelas dan menyuruhku mencoba bermacam pakaian, sepatu dan tas. Dan membelinya walaupun aku belum mencobanya.
Terakhir mampir ke sebuah salon yang sepertinya salah seorang kenalan Topaz.
"Buat wanita ini terlihat elegan dan berkelas, waktumu hanya 1 jam," Perintah Topaz kepada pria dengan kepribadian kemayu.
"Kau akan menyusulku ke pesta bersama Soka," tegas Topaz dan berlalu pergi sembari mengecup pipiku.
Pria salon itu menganga melihat Topaz melakukan hal itu.
"Hei say, siapanya Topaz Zephyr, hah!" nada sewot terdengar darinya.
"Aku istrinya," sahutku.
"Wah ciyus nih say! hot news. Bakalan ada patah hati masal nih," serunya.
"Hubby aku terkenal yah," sahutku.
"Bukan lagi deh say, kabarnya nih banyak cewek yang rela ngantri hanya untuk one night stand, gila gak tuh say," celotehnya sambil menata rambutku.
Pria di salon itu cerita banyak hal mengenai siapa Topaz di Aquamarin City. Yang intinya adalah Topaz terkenal kaya, dan deretan wanita tak pernah habis mengencaninya.
"Jangan berbicara yang tidak-tidak tentang tuan Topaz," peringatan dari Soka.
"Tuan asistan, eike hanya mengatakan yang sejujurnya," sahut pria salon itu.
Aku agak sedikit risih dengan gaun yang kukenakan untuk menghadiri pesta. Gaun selutut dengan memperlihatkan kaki jenjangku, yang mengekspose leherku berwarna hijau tosca berdetail brokat.
"Aaih, Tuan Topaz tak salah memang mencari istri, cantik say, cucok bingit sama gaunnya," ucap pria salon yang tak henti memujiku.
"Benarkah?" tanyaku tak percaya.
"EM, percaya dirilah sedikit say, kau kan istri pria terkenal seantero Aquamarine City," ucapnya menghiburku.
Aku harus percaya diri, dan harus membuat suamiku bangga denganku.
Soka membawaku ke tempat pesta yang entah berada di mana.
"Apakah Topaz sudah ada di sana?" tanyaku.
"Ya," jawabnya singkat.
"Siapa yang mengadakan pesta?" tanyaku.
"Relasi bisnis tuan Topaz, dan pesta ini pun akan menjadi ajang Tuan untuk memperkenalkan Nyonya sebagai istri," jelas Soka.
"Ruby," ralatku yang tak di gubris oleh Soka.
Mobil berhenti di sebuah rumah mewah megah dengan pilar-pilar bagaikan istana zaman dulu, terlihat sekali rumah ini dibangun berabad lalu namun perawatan tak memudarkan pesonanya yang telah tua.
Topaz telah berdiri dan menyambutku. Dia terlihat tampan dengan balutan jas beludru berwarna hitam.
"Bersikaplah sesuai darah biru yang mengalir di tubuhmu, jangan mempermalukan hubbymu," bisiknya.
Topaz memperkenalkan aku ke setiap tamu yang hadir di pesta itu, beberapa dari mereka pernah kutemui ketika mendiang ayah masih hidup. Topaz terlihat senang dengan apa yang kulakukan, senyuman di wajah tirusnya dengan lesung pipi dilayangkannya kepadaku.
"Kau luar biasa Ruby Celeste Zepyr," bisiknya dengan mencium pipiku.
Rasa malu menyebar menyebabkan rona merah di pipiku.
"Berhentilah bersikap romantis pada teman lajangmu ini," ledek seseorang.
"Kasihanilah kami, jangan bermesraan walaupun kalian pengantin baru," timpal seseorang.
Yang diakhiri dengan tertawa semua orang.
Setiap malamnya pesta demi pesta kuhadiri, mulai dari pesta perayaan ulang tahun hingga pembukaan toko, butik ataupun perusahaan. Hingga membuatku muak.
Hingga suatu malam, aku dan Topaz mendatangi sebuah rumah bertingkat dua. Rumah bergaya bangunan kastil dengan tanaman wisteria merambati dindingnya, ini adalah rumah keluarga August Peridot. Menurut Soka dia adalah orang yang mensupport bisnis wine Zephyr, pemilik night club mewah di Aquamarine City.
"Lakukan seperti biasa, hubby tahu kau lelah tapi inilah Aquamarine City, kalau ingin diakui maka kita harus memperkenalkan diri," ucapnya.
Aku menganggukan kepalaku, sebuah kecupan manis sebagi penyemangat di berikan Topaz.
"Bertahanlan, hubby akan memberikanmu reward sebagai gantinya," Topaz mengedipkan sebelah matanya.
Sebuah reward? Apa yang akan hubby berikan untukku?.
Seperti semua pesta yang kudatangi, kami selalu di sambut hangat. Beberapa orang mulai ku kenal dan tak segan untuk mengobrol.
"Nyona Zephyr suatu kehormatan bisa berkenalan dengan anda," sapa pemilik rumah, "tak di sangka anda berhasil merebut hati Topaz. Kudengar banyak sekali yang patah hati karena kehadiranmu," sanjung tuan rumah yang kusambut dengan senyuman.
"Tunggulah disini, biar Hubby ambilkan minuman untukmu," Topaz berbisik lalu pergi bersama tuan rumah meninggalkanku sendiri.
Tak lama setelah kepergian Topaz, aku melamun memikirkan hadiah apa yang akan Topaz berikan untukku. Seketika suara yang pernah kudengar sebelumnya datang dari belakangku membuyarakan lamunanku.
"Hei, sedang apa kau disini?"
AKu menoleh ke asal suara, terkejutlah mendapati wanita yang beberapa lalu berkunjung ke griya tawang Topaz.
Dengan balutan gaun panjang berwarna magenta yang terbelah hingga ke pahanya, membuat sebagian pria meliriknya.
"Siapa yang membawamu ke sini, ini adalah pesta kaum elite, apakah kau menggunakan Topaz untuk menaikkan derajatmu?" ejeknya padaku dengan pandangan mata sinis yang merendahkan.
Plakk...
Kesabaranku sudah sampai batasnya hingga ku layangkan tanganku menampar pipi wanita itu.
"Ruby... "teriak Topaz menghampiriku.
Topaz menarikku keluar rumah, banyak mata memandang ke arah kami.
"Kau tidak mendengar perintahku agar menjaga sikapmu," bentak Topaz.
"Tapi wanita tadi dia... "
"Berhenti membela diri, wanita yang kau tampar tadi adalah putri August Peridot. Kalau kesepakatan bisnisku gagal karenamu, aku akan memberikanmu hukuman," Topaz memarahiku, "Soka! Antar dia pulang," perintahnya pada Soka.
Topaz kembali ke dalam rumah, dan meninggalkanku dengan Soka tanpa mau mendengarkan penjelasanku tantang apa yang terjadi.
Lebih pentingkah wanita itu di bandingkan istrimu?.
Soka membawaku pulang dengan tetesan airmata menemaniku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
YouTube: hofi_03
Topaz kayaknya sayang banget sama istrinya ya
2023-10-02
1