Pesona pria ini tak bisa ditolak. Mata kecoklatan itu kini menatapku seolah mencari sesuatu, pahatan wajah sempurna dengan hidung mancung mencuat dibingkai wajah tirusnya menambah pandangan mata tak bisa berkedip.
Aku menahan napasku ketika salah satu jemarinya menyusuri lenganku sampai ke tali gaun tidurku yang terletak di depan dadaku.
"Nona Ruby, kau belum menjawab pertanyaanku?" suaranya yang berbisik membuat ku merinding.
Bekas sentuhan yang ditinggalkan jemarinya di tubuh ku membangkitkan sesuatu dalam diriku.
"Kenapa kau terdiam? Kau tidak ingin menyenangkan suamimu?" suaranya semakin lirih memicu hilangnya akal sehatku.
Jemarinya bermain di tali gaun tidurku seolah ingin menarik namun tidak dilakukannya. Sentuhan halusnya membuat darahku berdesir.
"Sampai kapan kau akan mematung, hanya matamu saja yang menatapku," ledeknya.
Topaz bosan dengan reaksiku. Dia melampiaskan dengan memegang daguku, mengangkat wajahku dan memerangkap bibirku dalam ciuman gairah.
Berbeda dengan saat di pelaminan, ciuman yang Topas lakukan lebih menuntut. Dari kecupan kecil yang tanpa henti hingga permainan bibirnya yang membuatku kehabisan napas. Perpaduan membingungkan antara kenyamanan dan gairah membuatku ketakutan. Aku memukulkan tanganku acak agar dia berhenti memciumku.
"Begini lebih baik kan," katanya yang melihatku bernapas tak beraturan, "tidurlah! Besok hari yang sibuk, kita akan pindah ke Aquamarine, kediaman Zephyr," suruhnya.
"Apa! Pindah?" teriak ku.
"Ya, pindah. Kau istriku otomatis harus ikut denganku," ujarnya yang mengganti baju di depanku dan beranjak tidur.
"Kau becanda!" sahutku.
"Aku selalu serius dengan perkataanku, jadi tidurlah dan jangan menggangguku," tandasnya.
Berakhirlah malam pertama kami, dia dengan mudahnya tertidur tanpa menghiraukan aku, istrinya.
Jantungku masih berdebar, setiap sentuhannya di kulitku masih terasa panas, kutelusuri bibirku dengan jemariku yang kini membengkak dan berkedut setiap mengingat kembali apa yang dia lakukan tadi. Aku menggigit bibir mengingat betapa mudahnya aku tergoda pria arogan ini.
"Apa yang kau lakukan?" ucapnya yang membuatku terlonjak dari dudukku, "matikan lampunya, sampai kapan kau akan bengong," sambungnya.
Aku beranjak mematikan lampu dan ragu untuk kembali ke kasur.
Haruskah aku tidur dengannya? Atau..
"Sekarang apa lagi," ucapnya yang membuyarkan lamunanku, "ayo tidur! Apa nona muda punya hobi bengong?" sambungnya dengan nada tak sabaran.
Topaz bangun dari tempat tidurnya dan membopongku seperti seorang putri di film kerajaan yang membuatku terkesiap.
"Aah... " seruku.
Segera ku rangkulkan kedua tanganku ke lehernya, wajah kami sangat dekat, aku bisa memperhatikan wajahnya dari samping, tak di pungkuri kharismanya di pertengahann usia 30-an telah menyihirku.
Topas membaringkanku di tempat tidur, diikuti dengan dirinya.
"Tidurlah! Besok kau harus berkemas," perintahnya yang menarik diriku dalam pelukannya.
Aku tidak pernah dipeluk saat tidur kecuali oleh orangtuaku, itupun saat hujan badai melanda yang membuat lampu tidak menyala. Pelukannya hangat dan posesif, tepukan lembut di punggungku membuatku tenang.
Entah karena Topaz berlaku lembut atau aku yang kelelahan, rasa kantuk menyerangku menyebabkanku tertidur pulas.
"Aku akan memperlakukanmu dengan baik, tapi jangan paksa aku mencintaimu. Tugasmu adalah menemaniku, jangan pernah beranjak dari sisiku, mengerti nona Ruby Celeste Zephyr," bisiknya yang kemudian mencium puncak kepalaku yang telah tertidur.
Cahaya kuning menembus jendela menggoda mataku yang terpejam. Kurasakan berat di pinggang ku dan guling yang kupeluk terasa keras. Kuraba dan kurasakan dengan jemariku.
"Sampai kapan kau meraba tubuhku?" terdengar suara yang masih ku biarkan, "sebegitunya kau menyukai tubuhku?" tanya suara yang terasa familiar itu.
Perlahan ku buka mataku, terkejutlah aku melihat yang telah ku lakukan. Tanganku berada di dadanya yang bidang, satu kakiku di naikan ke pahanya hingga tersingkap gaun tidurku meperlihatkan pahaku, sedangkan kepalaku berada di tangannya yang ku jadikan bantal. Tanpa berpikir panjang aku segera bangun terduduk di kasur. Dengan gauntidur yang jelas acak-acakan, dan segera ku tutupi dengan kedua tanganku.
"Sudah puas merabanya?" goda Topaz yang kini meregangkan sebelah lengannya.
Heish! Kok bisa dengan nyaman tidur di pelukannya.
"Bawa barang yang dianggap penting saja, aku akan membelikanmu baju dan semuanya ketika kita sampai di tempatku." Suruhnya yang kini beranjak turun dari ranjang menuju kamar mandi.
Kupandang diriku di cermin meja rias, sungguh berantakan. Gaun tidurku tersibak, rambutku berantakan dan bibirku merah merona.
Pintu kamar mandi terbuka, Topaz keliar dengan mengenakan kaus dan celana jeans pendek selutut. Tampilannya sangat modis bisa dibilang lebih muda dari usianya.
"Kau tidak bersiap."
Aku yang terpana dengan penampilannya segera turun dari ranjang bergegas ke kamar mandi.
Ketika berpapasan, dia menarik lenganku mendekat ke arahnya.
"Berdandanlah yang cantik, jangan mempermalukanku," perintahnya.
Aku mengucapkan salam perpisahan kepada Eldred dan Garreth. Aku berpesan kepada Eldred untuk menjaga perkebunan dan menghubungi jika terjadi masalah.
Aquamarine City, merupakan kota modern, berbeda dengan rosewood yang kutinggali. Topaz membawaku ke rumah dua lantai dengan nuansa modern.
"Ruby sayang, ini rumah tante. Mampirlah kalau senggang. Baiklah dengan Topaz yah sayang!" Tante Esmerald turun dari mobil dan meninggalkanku.
"Kita tidak tinggal disini?," tanyaku.
"kita tinggal di rumahku," sahutnya.
Topaz menghentikannya mobilnya dibangunan menjulang mewah entah berapa lantai. Kami segera di sambut oleh pria bersetelan rapih.
"Gandeng tanganku," bisiknya yang segera ku lakukan.
Pria bersetelan jas tersebut membukakan pintu lift dan memencet no. 30 yang membawa kami bertiga ke lantai tersebut.
Lantai 30 merupakan Griya Tawang yang bisa melihat penjuru kota. Ini adalah tempat tinggal sekaligus kantor Topaz.
"Ruby, ini Soka. Dia assistan yang akan mengurus keperluanmu," Topaz memperkenalkanku mepada pria berjas tadi. Sedangkan dirinya masuk ke sebuah kamar, berganti pakaian.
Pria bernama Soka hanya menundukkan kepala sopan, tanpa berjabat tangan.
"Kau tinggallah di sini, ada rapat yang harus aku hadiri. Kalau butuh sesuatu telp Soka, kau bebas menggunakan fasilitas yang tersedia," Katanya tergesa-gesa.
Setelah sampai pintu, Topaz kambali ke arahku dan mendaratkan kecupan di bibir serta pipiku.
"Aku akan segera kembali," ucapnya.
Kejutan tiba-tiba darinya membuatku lemas tak berdaya.
Bagaimana aku tidak tergoda.
Di tinggal sendirian di apartement sebesar ini membuatku leluasa untuk mengenali setiap ruangan. Kujelajahi setiap ruangannya yang mewah dengan interior dan furniture modern. Terdiri dari 3 kamar lengkap dengan kamar mandi, ruangan kerja, dapur, teras yang dilengkapi kolam renang serta gym.
Aku memasuki kamar yang sebelumnya di masuki oleh Topaz. Ini adalah kamarnya, wangi khas parfurmnya tercium. Perjalanan antara Rosewood ke Aquamarin City membuatku lelah, aroma wangi yang kuhirup di kamarnya menyebabkanku mengantuk, dan kasurnya yang lembut memberikan sensasi rileks di tubuhku hingga tak kuat menahan kantukku.
Tingtong... Tingtong...
Suara bell pintu membangunkanku, aku mengerjapkan mataku beberapakali mengusir rasa kantuk.
Kubukakan pintu, seorang wanita berdiri disana. Terlihat modern dengan setelan rok mini dan blazer berwarna coklat dengan kemeja putih didalamnya yang belahannya rendah. Untuk selebihnya bisa di bilang sexy.
Wanita tersebut masuk tanpa aku persilahkan terlebih dahulu, dia duduk di sofa panjang dan memandangku hina.
"Kau pembantu baru Topaz, ambilkan aku minum," nadanya yang sombong memerintahku.
Aku diam tak bergerak hanya memandanginya.
"Aku bukan pembantu, aku istri Topaz," jawabku
Wanita itu hanya tertawa mendengar ucapanku.
Hahahaha....
"Istri! Topaz tak akan pernah menikahi type seperti mu, kampungan dan norak," jelasnya yang membikin hatiku sakit.
"Buruan! Apa kau tuli?!" Hinanya untuk kesekian kali.
Aku tak bisa menjawabnya mendengar penjelasan bahwa aku bukanlah type wanita kesukaan suamiku, jadi aku pergi ke dapur mengambilkan minuman untuknya.
Aku memang tidak mengenal suamiku, tidak tahu bagaimana selera suamiku tapi siapa yang betani datang ke rumah suamiku kalau wanita itu tidak ada hubungannya dengan suamiku.
Siapa wanita itu? kata-katanya begitu kasar dan menyakitiku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
YouTube: hofi_03
Cie cie malam pertama nih ye
2023-10-02
1