BAB 13 LIBURAN SEKOLAH

waktu terus berjalan dan telah datang waktu yang dinantikan yaitu libur panjang sekolah, Heri dan MaiL berencana untuk melakukan pendakian digunung berbeda dengan kakak kelas kami

"Her, cari orang lagi yuk buat teman mendaki, 1 orang saja" ajak mail

"iya siapa iL, jelas Hana dan Lisa ngak akan mau lagi ikut mendaki" jawab Heri

"coba kita ajak Umar her" ucap mail

"apa Umar mau ikut lagi, Umar kan pernah bilang ngak mau ikut mendaki lagi" jawab Heri

"trauma mungkin dia"

Akhirnya Heri dan MaiL menemui kakak kelas yang mau ikut mendaki, namanya sandi orang pecinta alam juga

"jadikan kak mau ikut mendaki gunung?" tanya Heri

"jadilah, saya ikut mendaki" ucap sandi

"cari satu orang lagi donk, jangan bertiga. Ganjil" ucap sandi

"iya kak, kami cari satu orang lagi ini" jawab maiL

Akhirnya sepakat mereka akan mendaki lagi, keesokannya Mail bertemu dengan Umar

"Mar, kita mau mendaki lagi, ikut yuk mar?" tanya mail

"aduh iL, jera aku kejadian kemarin" jawab Umar

"kurang satu orang mar, kita sudah ada 3 orang. Ayolah mar, laki - laki semua ini" ajak mail

"gimana yah,, iya deh. Aku ikut" jawab Umar

umarpun ikut lagi melakukan pendakian dan besok akan berangkat.

esok paginya, Heri, Mail, Umar dan Sandi berkumpul di gerbang sekolah dan setalah semuanya lengkap, mereka berjalan menaiki angkot menuju terminal bis kota

perjalanan dari terminal menuju gunung lumayan jauh sekitar 4 jam perjalanan menggunakan bis, lalu setelah turun lagi ke terminal, lanjut menaiki angkot kembali

akhirnya merekapun sampai di tempat wisata air terjun, karena akses masuk ke pendakian lewat wisata air terjun. Sebelum masuk mereka membayar karcis masuk pendakian dan mendaftarkan nama dan jumlah yang mendaki

sungguh bagus dan tertata tempat wisata air terjunnya, saat kita masuk saja jalan sudah cor semen meski menaiki tangga cor cukup banyak.

Tak lama berselang kita disambut dengan Goa jepang (peninggalan Jepang dulu) yang pintu Goa Nya sangat lebar, saat kita masuk dibibir Goa banyak di tanah kotoran kalelawar dan di langit - langit Goa banyak bergelantungan kalelawar sedang tidur. Konon katanya jaman perang dulu pasukan Jepang bersembunyi disini karena banyak cabang Goa tembusan.

Tetapi saat masuk lebih dalam lagi nafas menjadi seperti berat, mungkin oksigen didalam berkurang. akhirnya kami memutuskan untuk keluar lagi

"wah, kita mendaki kali ini sambil wisata ini, mantap lah" ucap Umar

"asik kan mar, untung kamu ikut mar" canda MaiL

Setelah melewati Goa jepang, kami disuguhkan dengan pemandangan kera bergelantungan dipohon - pohon dan dijalan yang akan kamu lalui. kita bebas memberi makanan ke kera itu

kamipun sungguh senang dan kami menikmati perjalanan kali ini, belum mendaki saja sudah seru.

"kak, tahu dari mana tempat wisata ini? tanya Heri

"aku sering kesini dengan keluargaku, tapi hanya sebatas wisata saja melihat air terjun dan belum pernah mendaki digunung ini" jawab Sandi

karena pendakian kali ini rekomendasi dari Kak Sandi.

Dan setelah kami puas bermain dengan kera, perjalanan kami lanjutkan kembali dan tak berapa lama kami tiba di Playground (tempat bermain anak) dan kami terus berjalan melewatinya.

setalah itu kami tiba di tempat perkemahan, warga sekitar menyebut Bumi Perkemahan karena banyak aktifitas dari kelompok Pramuka, pecinta alam sekedar berkemah disini

jika tidak ada tenda, kita bisa menyewa tenda dengan tarif yang sangat murah tetapi tenda hanya bisa digunakan di Bumi Perkemahan saja. Tidak bisa dibawa kepuncak hehheheee

Lanjut lagi, kami akhirnya sampai ke air terjun. Air terjunnya cukup tinggi dan airnya cukup jernih karena air pegunungan jadi terjaga kemurniannya

setalah kami puas bermain air, kami kembali ke bumi perkemahan karena jalur pendakian harus melewati itu. Sebelum mendaki kami singgah ke warung penjual makanan, banyak yang berjualan ditempat Playground. Wajar sih karena tempat wisata jadi tidak heran lagi

Kami berempat makan siang diwarung, sungguh..! Pendakian kali ini beda banget, indah .. Sejauh kami memandang pepohonan pinus yang menjulang tinggi dan tersusun rapi, orang berlalu lalang menikmati wisata alam Air terjun

selesai makan kami langsung membayar dan melanjutkan perjalanan kembali menuju jalan kepuncak, makin menjauh kami meninggalkan tempat wisata dan semakin lebat pepohonan yang kami lalui dan semakin jarang cahaya matahari menembus jalan kami menuju puncak karena pepohonan yang besar dan rimbun

menjelang sore kami melihat didepan ada pipa yang mengeluarkan air atau kami sebut pipa bocor, biasanya para pendaki mengambil air di pipa bocor ini, airnya sungguh jernih dan segar

Jadi kami mengambil air untuk persediaan diatas nanti, dan lanjut kami naik. Jalan mulai berbatu dan agak licin juga menanjak. Disini kami tertantang dengan jalannya, sungguh menguras tenaga.

Kami sering istirahat duduk dan minum, betul - betul jalur yang menantang. saat kami istirahat dan melihat bawah, terasa merinding karena kami berada di atas jalur yang terjal

Tak berselang lama kami menemukan tanah lapang, dan banyak sisa - sisa kayu bakar bekas orang berkemah disini. Kami putuskan untuk beristirahat disini dan bermalam disini karena hari sudah menjelang malam

Hari dan Mail membangun tenda dan Sandi, Umar mencari kayu bakar untuk api unggun malam ini supaya hewan digunung tidak berani mendekat dan menghangatkan kami nanti

Sandi dan Umar mendapatkan kayu bakar yang cukup banyak, dan mulai membuat api didepan tenda kami. Heri dan Mail mengeluarkan kompor gas tabung kecil untuk masak makan malam kami

Mie instan dan telur adalah andalan kami digunung, malam semakin larut, angin semakin kencang dan dingin terasa menusuk ke tulang

Kami menikmati makan malam dengan lahap, dan minum kopi sambil ngobrol tentang pengalaman pendakian, Umar yang sering kami ejek

tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00 malam dan kami masuk tenda untuk tidur karena badan kami mulai lelah dan pegal - pegal karena perjalanan tadi

Tengah malam, MaiL terbangun dan melihat api unggun diluar meredup karena kayu mulai habis, dan Mail keluar tenda melihat api unggun dan menambah kayu agar tidak mati, suara angin kencang yang berderu ditelinga membuat rasa dingin semakin dingin

Karena malam ini terang bulan jadi sinar bulan menerangi hutan dan dari belakang telinga Mail terdengar orang memanggil pelan dan dekat

"Maasss" suara berbisik ditelinga Mail

Sontak mail langsung membalikkan badan dan mencari sumber suara tersebut, karena tidak bertemu siapapun. Mail mulai merasakan merinding seluruh bulu kuduk dari leher ke kepala. Mail langsung masuk kembali ke tenda karena takut

Mail dalam tenda berfikir, siapa tadi yang memanggilnya?

Dalam tenda mail hanya terdiam dan berfikir sambil melihat keatas tenda, kebetulan kami buat 2 tenda. Sandi dengan Umar dan Heri satu tenda dengan Mail.

Saat Mail terdiam didalam tenda, tampak telapak tangan dari dalam tenda seolah ada orang yang memegang tenda kami.

"kak sandi,, Umar.. kamukah?" panggil Mail

"jangan bercanda lah"

"hihihiiiiiii" tertawa perempuan diluar tenda

Mail pun langsung menutup wajahnya dengan sarung dan mencoba memejamkan matanya dan ketakutan

akhirnya Mail tertidur karena takut

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!