BAB 3 KEANEHAN

"wah Lisa dan Hana,, mantap bener masakannya, meski cuma nasi dan mie" ucap Umar

"Umar dan MaiL habis makan cuci piring ya dan Heri bersihkan bungkus makanan kita, pastikan tidak ada api yang menyala" tegas Lisa

"siap....!" jawab Heri, Umar dan MaiL

"Sekalian cari sumber air dan ambil air buat persediaan diatas nanti" ucap Hana

Setelah menyantap makanan, Mail dan Umar membawa piring dan gelas kotor ke aliran sumber mata air untuk dicuci.

tidak jauh dari sumber mata air , terdapat pohon besar yang batangnya penuh dengan coretan para pendaki yang iseng dan kurang bertanggung jawab pada alam.

"gila ni orang - orang, pohon dicoret - coret" ucap MaiL sambil mencuci gelas

"Mar,. Bantuin nyuci sini!" keluh MaiL

"bentar lah iL,,mau sebatang rokok dulu, habis makan ni. kamu mau??" jawab Umar

"Hadeh,, kelakuan" sahut MaiL

Umar sambil merokok dan memandang pohon besar itu, tidak lama Umar melihat diatas pohon itu ada wanita yg tergantung lehernya diatas pohon besar tersebut

"astaghfirullah... iL,,," sambil berlari menuju tempat Heri, Lisa dan Hana

"lah kenapa si Umar?! Mar,, mar,," teriak MaiL sambil memandang Umar berlari

Mail merasa bingung dan menoleh ke pohon besar itu dengan perlahan

"tidak ada apa - apa" ucap MaiL

Dengan langkah seribu Umar berlari sekencang - kencangnya penuh ketakutan

Heri melihat dari jauh Umar berlari dan Heri langsung menghampiri Umar

"ada apa mar?! Kenapa? Mana Mail? Tanya Heri

"eeeeaaaaaaaa... Aaadddaaaaaa cewek gantung diri her!!!" jawab Umar sambil bicara gagap dan ketakutan

" ini her, kasih Umar minum dulu" ucap Lisa

" dimana Mar cewek gantung dirinya?" tanya Heri

"didekat sumber air di pohon besar" jawab Umar

"Lisa, tunggu sini ya dengan Umar dan Hana ayo kita ke mail dan lihat di pohon besar itu"ucap Heri

Hana dan Heri langsung bergegas menuju ke sumber air dimana mail masih mencuci piring dan gelas

Heri dan Hana bertemu dengan mail di sumber air dan mempertanyakan cerita Umar kepada mail, namun Mail malah bingung dan mereka bertiga menatap pohon besar itu. Tidak ada wanita gantung diri di pohon.

mereka bertiga pun kembali menuju Lisa dan Umar berada, sambil merasa bingung dengan kata - kata Umar

"mar, kamu lihat di pohon kah wanita gantung diri tadi?" tanya mail

"iya iL, pas aku lihat pohon besar itu, aku melihat wanita terlilit tali dilehernya tergantung" jawab Umar

"gak ada aku cek tadi dengan Mail dan Hana, mar?!" sahut Heri

"udah,, udah,, ayo kita bergegas siapin ransel kita dan melanjutkan perjalanan,, kamu enggak apa - apakan mar?!" tanya Lisa

"iya gak apa - apa" jawab Umar

"mungkin hanya halusinasi kamu aja mar" ucap Lisa

Merekapun akhirnya melanjutkan perjalanan menuju pos 3, dengan saling bertatapan mereka jadi penasaran dan Heri berpikir apa benar yang dikatakan bapak penjaga pos 1 tentang 1 orang yang ikuti kita. Jadi 6 orang padahal kita kan berlima

Heri merasakan hal yang aneh tetapi di hanya menyimpan dalan hati

Dari kejauhan kami melihat sekelompok pendaki yang turun dari puncak, mereka hanya 4 orang

kami menyapa mereka dan saling bertanya bagaimana keadaan diatas

"Hai bang, dari puncak ya" tanya Heri

"iya mas, mau turun ni" jawab salah satu kelompok tersebut

"gimana disana bang keadaannya?" ucap Heri

"mulai kabut tebal mas" jawab mereka

"hati - hati mas kalau diatas mulai kabut tebal, jangan sampai kalian terpisah ya" ucap mereka

kamipun melanjutkan pendakian dan mereka turun dari pendakian

Padahal masih siang tetapi kabut mulai menutupi jalan kami dan jalan kami makin sulit menanjak cukup tinggi dan berbatu

Terdengar nafas kelompok kami yang semakin berat karena jalan kami dan kami putusan untuk berhenti karena Lisa dan Hana mulai kelelahan

"Lisa, Hana ... bagaimana masih sanggup?!" tanya Heri

"sanggup Her, tapi istirahat minum dulu ya semua" jawab Lisa

Mail mempunyai inisiatif untuk mencari batang kayu supaya kami melanjutkan perjalanan bisa saling menarik kayu satu sama lain, dan untuk alat bantu kami biar tidak tergelincir

"yuk kayu dah siap,, bawa satu - satu untuk tongkat kalian, kalau kalian ngak kuat naik julurkan tongkat ini ke teman kalian biar ditarik" ucap MaiL

"Ok iL, makasih" sahut Hana

Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan kami

Dan menjelang sore Hari akhirnya kami akhirnya sampai dipos 3 dan kebetulan ada penjaga pos 2 orang yang bersiap untuk turun gunung

"Bapak,, ijin mau mendaki" ucap MaiL

"Silahkan, isi buku dulu ya,, 5 orang kan?! Jawab bapak penjaga pos

"iya pak,, bapak mau kemana kok sudah bersih - bersih pos?" tanya Heri

"karena sore bapak turun dulu dan kabut mulai tebal, kalian hati - hati ya,, kalau pandangan kalian sulit lebih baik berkemah diposisi kalian saat ini" tegas Penjaga pos 3

"Baik pak, terima kasih sarannya" jawab Heri

"kalian akan bertemu 2 pos lagi, pos 4 dan pos 5. dan tidak ada yang menjaga diatas, jadi total kalian akan bertemu 5 pos setelah itu kalian akan Sampai dipuncak" ucap bapak penjaga pos 3

"saat sampai pos 4 kalian naik aja terus, ucapin salam atau permisi dipos 4 karena pos itu agak lain" sahut bapak penjaga pos satunya

"maksudnya pak? Agak lain gimana?!" tegas Hana

"ah,, pokoknya kalian kalau dipos 4 ucapin salam atau permisi ya nak." sela bapak penjaga pos

"Baik pak" jawab Hana

"Lain kali kalau mendaki gunung genap ya anggotanya, jangan ganjil" ucap bapak penjaga pos

"udah bismillah aja,, lebih sopan dan berhati - hati jalannya" ucap bapak penjaga satunya lagi

Kami berlima melanjutkan perjalanan dan kami saling bertanya - Tanya kenapa dipos 4 tidak ada penjaga harus ucapin salam atau permisi

"ada yang aneh her" ucap Lisa

"ya kita ikutin aja, kan sudah aturannya" jawab Heri

Kabut semakin tebal dan hawa dingin menjadi sangat dingin tapi kami terus paksakan mendaki karena sudah menjelang sore dan kami takut kemalaman sampai pos 5

Jalan yang kami lewati semakin terjal dan curam dan kanan kiri kami pepohonan yang lebat juga tinggi menemani kami setiap perjalanan

Jujur dalam hati kami berlima ada rasa takut, terlihat dari mimik wajah mereka yang terdiam dalam perjalanan kami. Menyesal sih tidak mengajak kakak senior ikut mendaki tetapi ya sudahlah, sudah sampai setengah perjalanan

Tidak henti kami juga memanjatkan do'a dan berharap bertemu pendaki lainnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!