BAB 10 PERJUANGAN

Pepohonan tinggi dan sinar matahari yang sulit menembus pepohonan membuat rasa dingin terasa seluruh tubuh ini, ditambah kabut tebal yang membuat jarak pandang semakin sulit.

Belum lagi rasa lapar semakin menjadi, itulah yang dirasakan Hana dan Umar

Setelah 2 jam lebih mereka berjuang karena hal mistis terkena akar mimang, perjalanan mereka selalu berputar dan kembali ke asal mereka jalan tadi. Setelah membersihkan makan Hana dan Umar terbebas dari jeratan akar mimang, sehingga mereka bisa melanjutkan perjalanan kembali

"ayo, Hana kita jalan lagi" ajak Umar

"tunggu mar, aku ngk sanggup lagi.. Aku lelah dan lapar ditambah hawa dingin ini menjadi semakin lapar" keluh Hana

"sama Hana, aku juga. tetapi kita harus melanjutkan perjalanan sebelum gelap" ucap Umar

Umar memapah Hana yang mulai kelelahan dan kedinginan, dengan jarak pandang kurang lebih 4 meter karena kabut. Seperti memasuki dimensi lain karena harus memasuki kabut dalam tingginya pepohonan, itulah yang mereka rasakan

sembari berjalan dan berdoa, Umar tetap bertahan membantu Hana berjalan. Saat jalan agak datar, Umar langsung menggendong Hana

Hana yang merasa tidak enak dan tidak mau merepotkan Umar, meminta Umar untuk mencari pertolongan dengan meninggalkan Hana

Akan tetapi Umar yang setia kawan tidak mau menuruti permintaan Hana, Umar tetap memapah Hana menuruni gunung

Menjelang sore hari dan gerimis mulai turun, Umar membuat tenda darurat untuk berteduh (tenda dipasang sebagai atap mereka)

"Tunggu disini Hana, aku akan mencari makanan ya disekitar sini" ucap Umar

"Kamu disini saja, istirahat. Aku ngak lama kok cuma mencari disekitar sini"

Hana hanya mengangguk kan kepala dan duduk dibawah tenda yang dipasang sebagai atap, terlihat bibir Hana yang mulai memutih karena dingin.

Umar berjalan disekitar Hana mencari makanan, dan alhasil umar menemukan sayur pakis hutan dan Umar petik pucuknya saja yang melengkung. Dengan hati senang Umar mengambil dengan cepat dan dimasukkan di tas ranselnya

Dengan hati gembira Umar kembali menuju Hana dan sempat Umar tersesat karena lupa jalan kembali. Faktor kabut yang semakin tebal menjadi kendala

Umar berlari dengan sisa - sisa tenaga yang dimilikinya, agar menemukan Hana.

"Hana,, dimana kamu Han,, aku akan datang dan ngak akan ninggalin kamu" ucap Umar sambil panik karena terpisah dengan Hana

Umar yang merasa lelah dan lapar, berlari sempoyongan dan menerobos semak dan pohon pohon kecil karena cemas dengan Hana

"Alhamdulillah" ucap Umar bersyukur

Karena Umar menemukan Hana yang terbaring dibawah atap tenda darurat

"Hana ,, Hana , bangun.. Kamu ngak apa - apakan?" tanya Umar

Hana membuka mata sambil tersenyum

"Umar kah, syukur kamu kembali" jawab Hana

"sabar ya Hana aku akan masakin sayur pakis hutan untuk kita" ucap Umar

Umar pun mulai mencari ranting dan membuat api unggun kecil untuk memasak, Umar merebus air terlebih dahulu dan melepas tenda darurat diatas Hana. Dan Umar membuat tenda untuk bermalam nnti

Setelah air mendidih, Umar membuat teh hangat pahit karena gula telah habis dan lanjut merebus air lagi untuk memasak sayur pakis

"Hana,, duduk yuk, kita makan, sayur sudah jadi" ajak Umar

Umarpun membangunkan Hana yang lemas dan menyuapi Hana makan dengan tangan gemetar karena umarpun juga kelaparan

Setelah itu Umar langsung makan dengan lahap

.....

malam telah tiba, tim SAR dan yang lain belum juga bertemu Umar dan Hana dan akhirnya tim SAR dan yang lain memutuskan untuk bermalam dihutan

Tim pecinta alam dan petugas jaga pos bermalam di pos 5 dan tim SAR yang berada diatas air terjun juga membangun tenda untuk bermalam. Pencarian akan berlanjut esok hari

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***