BAB 19 WARUNG

kamipun memutuskan untuk bermalam ditempat perkemahan yang sudah dekat dengan tempat wisata, kami berencana pulang esok hari, Heri dan Mail masuk tenda dan tidur, kak sandi dan Umar tidak ngantuk dan ingin pergi ke warung diatas, yang selalu buka malam jika ada orang yang berkemah.

"mar, kita ke warung yuk, cari cemilan. Ngk bisa tidur ini" ajak kak sandi

"gassss kak" canda Umar

Kamipun menuju warung itu, kebetulan penjaga warungnya pasangan lansia.

"permisi Nek, beli" ucap Umar

Dan nenek yang tertidur seketika bangun dan menyambut kami dengan senyuman

"mau beli apa nak?" tanya neneknya

"cemilan nek" jawab Umar

Yang dijual nenek hanya makanan ringan snack dan pisang goreng yang ditutup dengan daun pisang dan juga menjual minuman hangat kopi, teh

Kamipun minta kopi dan makan pisang goreng sambil nongkrong di warung dan ngobrol sama nenek

"dari puncak nak?" tanya nenek sambil menyeduh kopi

"betul nek" jawab kak sandi

"sering kabut tebal nak, hati - hati kalau dihutan" ucap nenek

"iya nek, tapi kami mau pulang besok nek" jawab kak sandi

"nenek kok jualan sendiri di perkemahan ini, apa tidak takut nek? Mana pakai lampu strongking lagi" tanya Umar

"enggak nak, tadi ada orang berkemah Pramuka sampai Maghrib, jadi nenek tunggui Sampai selesai, mau pulang nenek liat kalian datang siapa tahu ingin jajan, kan nenek ada temannya jadinya" jawab nenek

"Nenek ngak sendiri nak, sama kakek tidur di pondok sana, sebentar lagi juga datang"

"Apa nenek selama berjualan disini ngak pernah diganggu makhluk halus nek?" tanya Umar

"Hust, sembarangan aja kamu mar kalau ngomong!" tegur kak sandi

"ngak apa - apa nak, iya kadang ada aja yang datang beli atau ingin makan tapi ada yang berwujud ada juga yang ngak berwujud" kata nenek

"maksudnya nek,,?! seru ni kak sandi ceritanya nenek, tapi rada takut juga sih.. Hehehe" ujar Umar

"iya,, kadang ada suara orang bangunin mau beli tapi ngak ada orangnya, ada juga wujudnya orang tapi pucat mukanya mau minum kopi" cerita nenek

"terus nek, nenek buatin kopi gtu?" tanya Umar

"Iya nak, nenek buatin. Nenek suguhi dimeja baru dia Menghilang" jawab nenek sambil suguhkan kopi ke Umar dan kak sandi

Sandi dan Umar mendengarkan cerita nenek dan kagum karena bertahun - tahun jualan dihutan dan sudah biasa ditakuti. Tak lama kemudian kakek terbangun dari pondok yang terbuat dari kayu dan menuju warung

"kakek, ngopi kek" ucap Umar

"silahkan nak, dari puncak apa mau kepuncak?!" tanya kakek

"kami dari puncak kek dan besok kami pulang. Tapi nginap dulu disini kek" jawab kak sandi

"kek, nek, tanya,, apa pernah disini ada pendaki yang hilang karena masuk gerbang ghoib" tanya Umar

"iya nak, ada. Tapi sudah lama itu.. Kok tahu nak?" tanya kakek

"kami ketemu dipuncak kek, terus kami mimpi pendaki itu bisa gentayangan " jawab umar

"yang penting kita sopan sama mereka, kita ngak akan diganggu nak" ucap kakek

lalu Umar dan kak sandi mencari ranting - ranting kayu dan membuat api didepan warung kakek dan nenek sambil mengobrol, lalu baring - baring di warung karena ada tempat duduk dari kayu yang panjang

Umar dan kak sandi akhirnya tertidur di warung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!