Tidak terasa Airin sudah bekerja satu bulan lebih dikeluarga Agantara. Dia sudah mendapatkan gaji pertamanya langsung ditransfer kerekening milik Laras.
Sekarang dia sudah tenang tidak mengahawatirkan nasib adik - adiknya lagi. Kurang lima bulan lagi tanah akan menjadi hak milik anak - anak panti. Setelah semua sudah terbayarkan nanti dia akan mengalihkan nama sertifiket manjadi hak milik panti.
Sore ini Airin membuatkan teh untuk nyonya nya Agata. Setelah selesai dia membawa teh itu keruangan santai dimana Agata berada. Airin meletakan teh diatas meja.
"Airin..." panggi Agata saat Airin akan beranjak.
"Iya nyonya"
"Kamu mau kemana? Sini duduk, kita ngobrol - ngobrol" ajak Agata.
"Mmm..." dia ingin menolak tapi tidak enak.
"Sini duduk" ajak Agata lagi, dan Airin duduk disebelah Agata.
Mereka mengobrol cukup lama, dari tadi yang bicara Agata terus sih, Airin hanya mendengarkan saja. Karena Agata bicara terus hingga dia kehausan lalu dia meminum minuman teh yang Airin buat tadi. Dia sempet merasakan ada yang aneh dengan rasa teh buatan Airin tidak seperti biasa.
Setelah itu dia menyisakan minumanya sedikit dan dia meletakan gelas kembali keatas meja lalu melanjutkan mengobrol. Beberapa saat kemudian Agata meresa sedikit pusing dan merasakan ditubuhnya ada yang aneh.
"A Airin" pangil Agata tercekat sambil memegang dadanya.
"Nyonya" Airin melihat nyonya nya ada yang aneh dia langsung menyentuh, tapi saat dia akan memegang tubuh Agata. Agata sudah ambruk.
"NYONYA..." teriak Airin "Bangun nyonya. Nyonya kenapa? NYONYA...." air matanya lolos begitu saja sambil membangunkan Agata, tapi Agata tidak sadarkan juga.
"TOLONG..." teriak Airin minta tolong.
Lalu pengawal datang karena mendengar ada orang minta tolong, pengawal itu langsung menolong nyonya nya. Dan datang Ratih dan beberapa pembantu lainya.
"Apa yang terjadi nona?" tanya pengawal itu.
"Saya tidak tau, tiba - tiba nyonya ambruk begitu saja" jawan Airin menangis.
Lalu nyonya besar dibopong para pengawal untuk segera dilarikan kerumah sakit. Disaat itu, tidak tau kenapa tiba - tiba Airin sesak nafas, dia memegang dadanya.
"Airin kamu kenapa?" tanya Indah dan segera menolong Airin juga. Setelah Airin diberi minum dia sudah tidak apa - apa, dia baik - baik saja.
Dirumah sakit Mahendra terkejut dengan penjelasan dari dokter, bahwa Agata keracunan. Sekarang keadaan Agata sedikit membaik hanya perlu dirawat untuk beberapa hari.
Saat ini Airin berlutut menunduk menangis karena terbukti dia yang meracuni majikanya. Teh yang Agata minum itu tadi ada racunya. Memang di CCTV dapur tidak terbukti dia memasukan racun kedalam teh yang dia buat, setelah beberapa saat Airin pergi ada dua pelayan datang Wiwik sama Mira, setelah itu Mira tidak sengaja menumpahkan semua gula dari dalam wadah toples, lalu dia membersikanya dan gula itu dia buang dan Wiwik yang mencuci tempat wadah toples gula tersebut. Tapi semua barang bukti mengarah pada Airin. Dia terkejut disaku celananya ada sisa bubuk racun. Bukan cuma itu saja dalam laci kamarnya tersimpan ada beberapa bubuk serupa didalam kantong kresek hitam.
Semua tidak menyangka kalau Airin seorang gadis kecil yang polos bisa melakukan perbuatan keji itu pada majikanya.
"Maafkan saya tuan. Saya tidak pernah sedikit pun kefikiran untuk membunuh nyonya. Dan semua barang itu bukan milik saya tuan" penuturan Airin sambil meneteskan air matanya dia berusaha membela diri, agar situan besar percaya.
Mahendra diam dia tidak menyangka pelayan yang dia sayang bisa berbuat begitu. Dia tidak tega harus menjebloskan Airin kedalam penjara.
"Aku kecewa sama kamu Airin. Aku masih punya hati, aku tidak mau memperpanjang masalah ini. Hari ini kamu aku pecat" kata Mahendra.
"Jo" panggilnya.
"Iya tuan" jawab Jo menunduk.
"Beri dia pesangon" setelah mengatakan itu dia pergi kembali kerumah sakit.
"Baik tuan"
Airin menangis, banyak yang dia pikirkan, dia memikirkan keadaan majikanya dia juga memikirkan nasib adik - adiknya.
Shaka sedikit pun tidak percarya kalau Airin yang mencoba melakukan pembunuhan, dia merasa ada yang aneh. Setelah dia menatap Airin yang menangis beberapa saat lalu dia berjalan mengikuti Mahendra pergi.
Airin mengemasi barang - barangnya sambil menangis, dia ingin sekali minta maaf sama majikanya gara - gara dia nyonya besar masuk rumah sakit.
Ratih berjalan memasuki kamar Airin, setelah dari rumah sakit dia mendatangi Airin.
"Airin saya berterimakasih, selama kamu bekerja disini, kamu bekerja dengan baik" kata Ratih.
"Saya juga berterimakasih ibu sudah mrngizinkan saya bekerja disini, aku minta maaf aku tidak bermaksud..." ucapanya berhenti karena percuma dia menjelaskan pasti tidak akan percaya padanya.
"Seharusnya kamu bersyukur tuan besar tidak menjebloskanmu kedalam penjara. Lebih baik kamu segera pergi dari sini. Sebelun tuan berubah pikiran" kata Ratih, Airin mengangguk.
Lalu dia berpamitan pada Ratih, dia melihat Indah, Mira dan Eni berdiri menatap iba padanya. Dia juga berpamitan pada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
amara agustina
pasti mira biang keroknya
2024-01-05
2