Semua murid berhambur keluar kelas setelah jam pelajaran telah usai. Airin sama Kiky masih merapikan buku - buku mata pelajaran mereka.
"Ai" panggil Kiky, tanganya berhenti sejenak dan hanya dijawab Airin deheman saja.
"Gimana rasanya bekerja dikeluarga besar Agantara, pasti senang ya bisa ikut menikmati fasilitas orang kaya?" tanya Kiky, Airin senyum.
"Ya nggak gitu juga" Airin menggendong tas renselnya.
"Tapi kamu disana enakkan? Aku jadi pengen deh" Kiky membayangkan bila berada dirumah keluarga Agantara.
"Airin sekarang kamu kerja dimana, aku cari dimini market katanya kamu udah nggak kerja disana lagi?" kepo Riko mengukuti Airin berjalan disampingnya.
"Iya sekarang aku kerja jadi asisten rumah tangga Ko" jawab Airin.
"Ai, aku kok ditinggalin sih" Kiky mengejar Airin sama Riko.
"Gimana pasti disana enak kan?" Kiky mengulang pertanyaannya tadi.
"Yang namanya bekerja sama orang pasti ada nggak enaknya juga Ki" kata Airin mereka mengobrol sambil berjalan keluar gerbang sekolahan.
Saat diperjalanan pulang dia tidak sengaja melihat beberapa pemuda sedang berkelahi, lalu Airin putar arah untuk menghindar dari perkelahian mereka. Tapi baru dia beranjak dia sudah ditabrak seseorang yang kejar - kejaran otomatis dia terjatuh.
Buk.
"Aw" pemuda itu hanya melihat sekilas lalu kembali lari mengejar lawanya tadi.
Ssst. Lututnya lecet sedikit terkena aspal, lalu Airin berdiri membersihkan rok yang kotor agak sedikit pincang dia berjalan.
didapur, semua sibuk mempersiapkan untuk makan malam, Airin membantu mengupas sayuran, dikeluarga Agantara sehari masak tiga kali, selalu membuat menu makanan yang berbeda - beda, mereka memasak bukan cuma untuk majikan mereka tapi juga untuk seluruh para pekerja yang bekerja dirumah Agantara.
Nyonya Agata datang mengecek masakan didapur, beliu mencicipi rendang buatan koki andalan keluarga Agantara, beliu memberi jempol masakan tersebut.
"Airin. Kenapa kaki kamu ha?" tanya Agata beliu melihat Airin berjalan agak sedikit tertatih.
"Tadi jatuh nyonya" jawab Airin.
"Saya panggilkan dokter ya" Agata mengambil hand ponenya. Airin buru - buru melarangnya.
"Nyonya tidak usah" tolak halus Airin
"Tidak usah gimana? Itu juga luka harus segera ditangani" padahal cuma lecet Agata sepanik itu.
"Tidak usah nyonya, sudah diobati, sudah sembuh nyonya sudah tidak apa - apa" Agata melihat lutut Airin memang sudah diobati.
"Lagian cuma lecet dikit aja nyonya" lanjut Airin.
"Ya udah kalau ada apa - apa, bilang ya" akhirnya Agata membiarkanya.
"Iya nyonya" lalu Agata beranjak pergi.
Seorang pemuda memakirkan montor didepan pintu, setelah melepaskan helm dan turun dari montornya dia melemparkan kunci montor kepengawal yang berjaga didepan rumahnya. Pintu dibuka oleh pengawal dia berjalan memasuki rumah rumah dan disambut Agata dengan senyuman.
"Sayang akhirnya kamu pulang juga. Apa kamu nggak kangen sama mama ha?" Agata mendapat pelukan dari anaknya dan ciuman.
Fathan Mirza Agantara, anak bungsu Mahendra dan Agata, masih kuliah, seorang bad boy, tampan, suka berkelahi, suka merayu cewek tapi hanya merayu saja sih, banyak digandrungi para wanita dan suka membuat onar.
"Kangenlah ma mamaku yang paling cantik bak bidadari turun dari kayangan ini" rayu Arga.
"Kamu tu bisa aja, ayo makan kamu pasti laper kan" Agata mengusap rambut anaknya, karena Arga yang lebih tinggi Agata sampai dongok keatas.
"Iya ma, aku mandi dulu" Arga melewati ayahnya begitu saja.
"Papa tau apa yang kamu lakukan setiap hari Arga" Arga melihat papanya sekilas.
"Ya bagus deh kalau udah tau" lalu Arga kembali berjalan.
"Arga" panggil Mahendra tapi yang dipanggil tidak mendengarkan.
"Ck. Itu mama selalu memanjakanya jadi apa nanti dia?" kesal Mahendra.
"Sudahlah pa dia masih belum dewasa" Agata selalu menyanyangi anak - anaknya.
"Dua puluh satu tahun belum dewasa? lalu dewasa itu usia berapa?" Agata mengusap baju suaminya sambil tersenyum.
"Udah jangan marah - marah, entar cepat tua lebih baik kita kemeja makan" ajak Agata suaminya hanya mengangguk.
"Umur boleh tua. Tapi papa masih muda ma" kata Mahendra Agata tersenyum mereka bicara sambil berjalan kemeja makan.
Arga sudah selesai mandi lalu dia berjalan nenuju meja makan. Saat dia mau duduk dia terkejut ada cewek yang dia tabrak tadi siang.
"Kamu kan yang tadi siang?" tanya Arga sama Airin yang menuangkan air kedalam gelas. Airin melihat Arga.
"Gimana ada yang luka?" tanya Arga lagu mencari bagian yang luka, Airin belum bicara Agata sudah bicara dulu.
"Jadi kamu yang nabrak Airin orang yang tidak bertanggung jawab itu" tuduh Agata.
"Bukan tidak bertanggung jawab ma ee..." Arga garuk - garuk tengkunya yang tidak gatal memang benar tadi dia pergi begitu saja setelah Airin dia dia tabrak. Agata memarahi anaknya.
"Ee nyonya saya yang salah tidak melihat kalau ada orang" jelas Airin, karena nyonya nya mengomelin anaknya.
"Tapi Arga kamu terlaluan" kesal Agata.
"Aku kok dimarahin sih ma" jarang mamanya memarahinya.
"Lihat apa yang kamu lakukan" Agata nujuk lutut Airin. Airin jadi tidak enak sendiri
"Aku kan tidak senga..."
Brak.
Mahendra menaruh sendok dengan sedikit kasar. Semua terlonjat kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments