Airin menarik kopernya berjalan memasuki pintu gerbang dan menggendong tas rensel dipunggungnya, mulutnya sampai terbuka karena takjub melihat bangunan megah didepan matanya.
KELUARGA AGANTARA, disinilah dia akan memulai pekerjaan barunya, sebagai pelayan, kenapa dia bisa diterima? Padahal begitu banyak saingan kemaren, entahlah. Dia bisa lolos dari beberapa persyaratan dari Ratih kepala pelayan. Apa lagi dia masih dalam keadaan bersekolah.
Dia melihat sekeliling halaman sangat luas, dirumah ini penjagaanya sangat ketat dimana - mana ada bodyguard tampangnya sangar dan galak. Siapa sih yang tidak kenal dengan Agantara, Airin hanya tau saja ditv pengusaha sukses dan terkenal tidak terhitung berapa jumlah kekayaan yang dimiliki dari keluaraga Agantara. Dia sangat beruntung bisa diterima bekerja disini.
Rupanaya pelayan disini banyak sekali mereka mempunyai tugas masing - masing, dan tugas Airin adalah hanya membantu para pelayan lain tidak ada khusus, enak kan? dia harus stanby bila ada yang membutuhkan kecuali dijam 8 pagi hingga dia pulang dari sekolah, begitu banyak peraturan bila bekerja disini, tidak boleh ngegosip terutama tidak boleh mempunyai sedikit kesalahan apapun dan masih banyak lagi.
Airin dibawa menghadap nyonya besar, Airin terperangah melihat seluruh isi didalam rumah, dalam hati dia berkata WAW.
Airin menatap wanita paruh baya yang berjalan kearahnya, walaupun usia 50 lebih tapi masih terlihat cantik dan awet muda.
Agata Dewi Agantara nyonya besar istri dari tuan Agantara, berhati baik, penyanyang, ibu dari tiga anak - anaknya laki - laki semua, penampilan selalu elegan.
"Nyonya" sapa Ratih menunduk "Ini gadis kecil yang akan menjadi pelayan baru nyonya" lanjutknya. Airin menunduk dan memperkenalkan dirinya.
"Nama saya, Airin Kamaniya nyonya" sambil tersenyum. Mereka saling tatap, entahlah ada sesuatu yang aneh dalam perasaan mereka masing - masing. Tiba - tiba tangan Agata terangkat dengan sendirinya menyentuh pipi Airin, seperti ada rasa rindu.
"Cantik" hanya satu kata yang terucap dimulut Agata.
"Terimakasih nyonya" ucap Airin.
Lalu Ratih memangil pelayan lain untuk mengantar Airin kekamar dan memberikan tugas pertamanya.
"Permisi nyonya" ucap Airin menunduk lalu beranjak. Agata masih menatap kepergian Airin.
"Nyonya" panggilan dari Ratih membuyarkan lamunan Agata.
"Apakah nyonya baik - baik saja?" tanya Ratih.
"Ah iya" lalu Agata beranjak dari sana. Seperti ada sesuatu tapi nggak tau apa itu pikir Ratih.
Agata tersenyum sangat lebar menyambut kedatangan suaminya yang baru pulang dari kerja. Kebiasan yang dia lakukan mecium pipi kiri dan kanan.
Mahendra Danu Agantara tuan besar, berwibawa, tegas siapa sih yang tidak kenal dengan pengusaha kaya raya, perusahananya dimana - mana, banyak saingan yang ingin menjatuhkanya bahkan saudara sendiri menjadi musuh dalam selimut.
"Pa" panggil Agata sambil menyentuh jas suaminya yang masih dipakai.
"Ada pelayan baru lo pa, Airin namanya, cantik masih sekolah lagi" cerita Agata, sambil melepas jas ditubuh suaminya. Istrinya ni kenapa tidak seperti biasa antusias sekali sama pelayan baru.
"Oya" balas Mahendra.
"Ah papa ini kok reaksinya gitu doang" Agata agak kesal reaksi suaminya yang biasa aja.
"Terus papa harus gimana?" Mehendra melonggarkan dasinya.
"Papa harus tau" lalu Agata memanggil Airin "Airin" tidak lama Airin datang.
"Iya nyonya" menunduk lalu melihat kedua majikanya "Ee bisa saya bantu nyonya?" tanya Airin mengapa dia dipanggil.
"Tidak saya cuma memberitau, dia papa...eh suamiku tuan besar Mahendra" ucap Agata memperkenalkan suaminya sambil tersenyum.
"Oh. Iya. Selamat sore tuan besar saya Airin" Airin juga memperkenalkan dirinya. Mahendra menatap Airin ya ada daya tarik tersendiri, mengapa istrinya antusias sekali sama pelayan baru ini.
"Semoga kamu betah kerja disini" ucap Mahendra.
"Iya tuan" sebelum Mahendra beranjak dia mengusap kepala Airin sambil tersenyum.
"Ya sudah sana kembali lagi" suruh Agata.
"Baik nyonya" Airin menunduk dan pergi tapi dia sempat mendengar mereka berbicara dengan samar - samar sambil berjalan.
"Andai kita punya anak perempuan ya ma" kata Mahendra berjalan menjauh.
***
Sudah tiga hari Airin bekerja diistana Agantara. Semua memperlakukanya dengan baik, terutama tuan dan nyonya besar mereka menganggap Airin bukan hanya pelayan. Banyak juga pelayan lain menyukai kehadiran, Airin yang ramah dan baik hati membuat mereka tidak iri dengan majikan yang memperlakukan seakan spesial. Mungkin Airin mempunyai aura positif didirinya.
Didalam kamar, Airin baru bisa beristirahat pukul 9 malam, kebiasanya menyempatkan untuk belajar sebentar. Dia teringat belum mengabari bunda Lesti.
"Assalamualaikum..." ucap Airin tersenyum lewat vidio call nya.
"Waalaikumsalam..." jawab bunda Lesti diseberang telfon sana.
"Apa kabar bunda? Airin kangen" tanya Airin.
"Bunda baik nak, kita semua juga kangen, lalu bagaimana keadaanmu disana?" tanya bunda.
"Sama bun aku juga baik, bekerja disini menyenangkan bun, semua baik pada Airin"
"Syukur deh kalau gitu, ingat ya jangan terlalu capek" nasehat bunda Lesti.
"Iya bun" lalu adik - adiknya ikut nimbrung.
"Kakak" panggil Lili.
"Kita kangen sama kakak Airin" Afifa.
"Kakak juga kangen sama kalian" Airin senang bisa melihat adik - adiknya walau hanya lewat telfon bisa mengobati rasa rindunya pada mereka. Lalu mereka mengobrol sebentar sambil bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments