Arga berjalan kedapur dengan tangan dimasukan kedalam saku celana, dia melihat Airin yang sedang membawa mangkok besar berisi sayuran berjalan dengan hati - hati menuju meja makan. Reflek Dirga membantu membawakanya. Airin melihat siapa yang membantu memegang mangkoknya.
"Kalau butuh bantuan bilang" kata Arga tanganya membantu memegang mangkok.
"Tidak usah aden" tolak halus Airin. Tapi Arga tetap merebut mangkoknya lalu diletakan diatas meja makan.
"Terimakasih den" ucap Airin menunduk.
"Ya elah biasa aja jangan terlalu begitu, mmm jangan panggil aden, gimana kalau kita berteman aja? jangan sungkan kalau butuh sesuatu oke" kata Arga memberi senyuman pada Airin. Airin belum jawab Dirga datang.
"Modus" ucap Dirga tiba - tiba, dia berjalan dengan tangan dilipat kedada.
"Dia hanya modus, begitu bila dia mendekati cewek" kata Dirga sudah didepan Airin.
"Ck. Ganggu aja lu" kesal Arga.
"Jangan mau, kalau dia menawarkan bantuan, itu cara untuk menggaet cewek. Dia suka merayu cewek, play boy" saran Dirga badanya agak dicondongkan kedepan Airin. Airin hanya senyum kikuk. Dirga tersenyum lalu pandanganya beralih ke Arga.
"Nggak dikampus nggak dirumah sama saja suka menggoda perempuan. Apa Airin mau kamu jadiin korban berikutnya?" tanya Dirga, adiknya ini suka sekali menggoda cewek.
"Ya nggak lah, siapa juga yang mau menjadikan Airin korban. Sayang kan kalau dia jadi korban" Arga menatap Airin. Apa sih mereka, aku mau dijadikan korban, korban apa coba? pikir Airin.
"Emang aku nggak ngerti apa? Yang ada didalam pikiranmu itu" Dirga tau sifat adiknya seperti apa.
"Apa sih kalian ini sudah ribut - ribut didapur?" tanya mama Agata yang baru datang. Lalu Agata menyuruh Airin kembali dengan menggunakan dagunya, dari tadi Airin masih berdiri diantara dua pria tampan itu.
Agata tau kalau anak - anaknya lagi meributin tentang Airin lagi. Lalu Airin mengangguk dan kembali dengan pekerjaanya.
Khmm.
Lalu semua diam setelah Mahendra datang, beliu melihat anak - anaknya tumben semua sudah dimeja makan pikirnya.
"Ayo duduk pa" ajak Agata dan Mahendra menjatuhkan bokongnya dikursi yang biasa beliu duduki. Dan semua duduk dikursi mereka masing - masing
"Apa Erlangga nggak jadi pulang pa?" tanya Agata sambil mengambilkan nasi kesuaminya.
"Jangan mengharapkanya pulang, anak yang satu itu dia selalu sibuk nggak bisa diganggu" kata Mahendra. Memang anak sulungnya pebisnis dia selalu sibuk dengan pekerjaanya.
"Ya setidaknya kan sempatkan pulang sebentar apa dia nggak kangen sama mamanya" omel mama Agata agak sedih. Beliu ingin selalu ngumpul terus dengan anak - anaknya. Semenjak semua putranya dewasa mereka mempunyai dunianya masing - masing jadi tidak ada waktu dengan orang tuanya.
Sedangkan Arga berbisik bilang "Terimakasih" sambil tersenyum paling manis sama Airin karena telah mengambilkan minum untuknya. Airin hanya mengangguk. Dirga geleng - geleng, Airin memang cantik pantas saja Arga menyukainya dia pun juga sama menyukai gadis kecil ini.
Tidak lama datang seorang pria berjalan dengan langkah lebarnya langsung menuju meja makan. Agata tersenyum bahagia ternyata anak sulungnya masih ingat dengan ibunya.
"Sayang" Agata menyambut anak pertamananya dan beliu diberi kecupan dipipi.
Erlangga Febian Agantara, anak pertama. pebisnis, super dingin, berkarisma, tegas, masih singgle. Banyak para perempuan yang antri ingin menjadi calon istrinya, tapi dia enggan untuk menjalin hubungan dengan seorang perempuan.
"Mama pikir kamu nggak jadi pulang, apa kamu nggak kangen sama mama ha?" tanya Agata. Erlangga melepaskan jasnya.
"Maaf ma, Erlangga baru aja tiba dibandara langsung pulang kerumah" ucap Erlangga, Agata mengangguk dan mengusap lengan anaknya lalu mengajak Erlangga duduk.
"Apa kamu kangen hanya mamamu aja?" tanya Mahendra.
"Iya pa" jawab Erlangga asal.
"Ck. Kenapa anaku semua tidak ada benar semua" canda Mahendra.
"Kak, apa kabar?" tanya Dirga, berjabat tangan dan berpelukan ala laki - laki.
"Seperti yang kamu lihat" ucap Erlangga. Lalu Erlangga melihat adiknya yang paling bungsu.
Tapi Arga pura - pura makan menyendokan makanan kemulutnya. Pasti kakaknya tau apa yang dilakukan kemaren dia kan seperti papanya nggak asik.
"Arga" panggil Erlangga, karena adiknya ini tidak begitu antusias dengan kedatanganya.
"Eh. Kakakku yang paling keren hehehe" kata Arga memcoba merayu agar tidak dimarahi.
"Aku tau apa yang kamu lakukan kemaren" kata Erlagga. Tu kan bener.
"Ah kakak, biasa laki - laki" katanya pelan. Dia agak takut juga sama kakak pertamanya karena Erlangga lebih tegas dari papanya, semua perkataanya mutlak harus ditaati dia nggak suka main - main. Kalau papanya masih bisa dinego ya karena rayuan dari mamanya yang selalu membela anak - anaknya beliu tidak tega dengan anak - anaknya.
Lalu Erlangga menatap Airin hingga tanpa berkedip "Cantik" ucapnya dalam hati. Airin meresa dilihat tuanya yang baru datang dia mengangguk tanda menyapa.
"Khmm. Namanya Airin" kata Dirga. Semua menoleh ke Dirga. Erlangga berdehem serpertinya adik - adiknya lihat dia dari tadi menatap Airin.
"Ada apa lagi sih kalian?" tanya mama Agata.
"Tau ni ma" Arga.
"Sudah jangan brisik, lanjutkan makan kalian" perintah Mahendra. Lalu mereka menikmati makan malam mereka. Agata bahagia akhirnya anak - anaknya bisa ngumpul bareng seperti ini. Tak henti - hentinya beliu tersenyum
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments