Pagi yang cerah dimana semua orang melakukan rutinitas pekerjaan mereka masing - masing seperti biasa dipagi hari. Didepan Shaka bersama bodyguard yang lainya berdiri didepan pintu menunggu sang majikan tuan rumah keluar.
Arga melihat Shaka bodyguard sekaligus teman, saudara baginya lalu dia menghampirinya.
"Bro" panggil Arga sambil menepuk pelan pundak Shaka.
Shaka hanya menolehkan kepalanya sedikit, dia tidak kaget sedikitpun karena dia sudah tau kalau dibelakang ada orang mendekat. Telinganya sangat tajam dia bisa mendengar langkah seseorang walau tidak bersuara.
"Apa nggak cape setiap waktu berdiri kayak patung. Santai, jangan kaku gitu" kata Arga sambil meninju pelan lengan Shaka.
"Ini bagian dari tugas, aku harus profesional" jawab Shaka.
"Ya elah santai aja, kalau lu dingin kayak gini, nggak ada cewek mau sama lu" kata Arga.
"Bukanya kamu juga" balas Shaka.
"Hehehe..." Arga cengengesan, tau aja dia. Tidak lama Arga melihat Airin berjalan dari arah samping rumah, menuju pintu gerbang dengan menggunakan seragam sekolah lengkapnya.
"Ai...Ai... Tunggu" panggil Arga sambil berlari. Airin menoleh disana ada Arga dan bodyguard Shaka juga.
Arga buru - buru menuntun montornya untuk mendekat. Setelah sudah didekat Airin dia menstandarkan montornya.
"Mau berangkat sekolah?" tanya Arga.
"Iya den" jawab Airin.
"Sini aku antar" kata Arga tangan sambil menepuk - nepuk jok montornya.
"Ee tidak usah aden. Saya berangkat sendiri aja" tolak Airin.
"Nggak papa" Arga maksa.
"Tidak usah, terimakasih" ucap Airin.
"Ayolah..."
"Ee nyonya..." Arga menoleh dia pikir ada mamanya. Airin buru - buru kabur dia tidak mau merepotkan majikanya.
"Mana mama Ai..." Arga clingukan mencari keberadaan mamanya lalu kembali menoleh ke Airin yang sudah menghilang.
"Airin..." panggil Arga berteriak, Airin terus berlari.
"Ah..."
"Ck"
Disisi lain Shaka melihat Airin yang kabur dia ingin tertawa tapi dia tahan, Arga ditipu Airin. Lalu Arga menyalakan montornya.
"Ada apa sih?" tanya Agata yang baru keluar dari dalam bersama Mahendra, dia mendengar Arga teriak - teriak.
"Tidak ada apa - apa nyonya" jawab Shaka. Lalu Agata merapikan jas yang suaminya kenakan.
Sebelum berangkat kerja mereka berciuman dipipi terlebih dulu. Shaka membukakan pintu mobil untuk Mahendra. Dan mobil meninggalkan halaman rumah yang luas tersebut.
***
Sudah malam lagi.
Ratih melihat Airin lagi belajar diruang santai buat para pelayan, lalu dia mengahampirinya.
"Tumben Airin belajar disini?" tanya Ratih.
"Iya ni bu, dikamar Airin tidak bisa berfikir" jawab Airin.
"Bilang aja kalau belajar disini, bisa sambil minta bantuan" canda Wiwik.
"Hehehe...tau aja" Airin cengengesan.
"Ada pr?" tanya Ratih sambil melihat buku yang Airin kerjakan.
"Iya ni bu susah sekali, sampai pusing ni pala" keluh Airin sambil membuang nafasnya.
"Ah ibu udah tua, pelajaran kayak gini ibu nggak ngerti" kata Ratih.
"Apa lagi aku nggak ngerti sama sekali" kata Wiwik. Airin sedih nggak ada yang bisa bantu dia.
"Ibu bangga sama kamu, semangat belajarmu sangat tinggi" Airin mengangguk.
"Terus belajar ya" lanjutnya lalu Ratih pergi dari sana.
"Iya makasih bu" ucap Airin.
"Airin. Semangat, jangan menyerah. Aku dukung aja ya hehehe" Wiwik mengepalkan tanganya memberi semangat, Airin tersenyum.
"Iya makasih" ucap Airin, emang mau perang apa.
"Aduh susah sekali sih" keluh Airin "Mikir mikir mikir mikir, ayolah otak berfikir" Airin bermonolog sendiri.
Dari kejauhan Airin melihat Shaka berbicara dengan Erlangga. Aduh my bodyguard kenapa dia keren sekali, dia benar - benar tampan, pahatan yang sempurna, dia terlahir dari planet mana ya kok bisa cute begitu, ngidam apa sih mamanya dulu puji Airin dari dalam hati.
Airin memandangi Shaka hingga tak berkedip sambil senyum - senyum sendiri. Karena Shaka merasa ada yang memperhatikanya dia menoleh kesamping disana ada Airin yang buru - buru memegang bukunya untuk menutupi wajahnya.
"Aaa duh, dia kok lihat sini sih. Jadi ketahuan kan kalau dari tadi aku memperhatikanya" batin Airin.
Saat dia mengintip sedikit dibalik bukunya tiba - tiba sudah ada Erlangga didepanya.
"Ee tuan" ucap Airin.
"Sedang apa ha?" tanya Erlangga.
"Belajar tuan" jawab Airin. Erlangga melihat buku Airin yang terbalik.
"Apa sekarang metode membaca berubah?" tanya Erlangga.
"Ha. Maksud tuan?" tanya Airin tidak mengerti yang majikanya bicarakan.
"Metode membaca buku dengan terbalik" kata Erlangga. Airin melihat bukunya, ternyata dari tadi dia memegang bukunya terbalik. Wah semakin ketahuan deh kalau dari tadi pura - pura membaca buku.
"Ah ini, anu... saya mencoba belajar dengan cara terbalik tuan, ternyata seru juga hehehe" kata Airin sambil garuk - garuk.
Erlangga melihat buku - buku Airin, rupanya dia sedang belajar, sepertinya ada pelajaran yang Airin tidak mengerti. Erlangga berjalan kekamarnya.
Airin melihat majikanya yang menjauh, kenapa tu tuan muda tiba - tiba datang tiba - tiba pergi begitu aja, pikirnya. Saat Airin melihat Erlangga menjauh dia tidak sengaja melihat Shaka, mata mereka bertemu dengan segera Airin mengalihkan pandagannya. Tidak lama Erlangga kembali dengan membawa sebuah laptop ditangan, lalu dia mengambil kursi dan duduk disebelahnya. Airin terkejut majikanya mau apa pikirnya.
"Kalau ada yang tidak bisa, bilang" kata Erlangga sambil membaca materi di buku.
"Mmm..."
"Sini aku ajarin" kata Erlangga.
"Tidak usah tuan" tolak Airin.
"Jangan menolak" Erlangga membuka laptopnya "Kamu panggil aku tuan, apa aku setua itu?"
"Hehe..." kemudian Erlangga mengajari materi tersebut, Airin pun mendengarkan, dengan cepat Airin paham karena cara Erlangga menjelaskan mudah dipahami dan dimengerti. Majikanya benar - benar cerdas sekali, pantas saja dia menjadi pebisnis yang hebat, pengetahuanya sangat luas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments