Pagi yang cerah, semua pelayan disibukan dengan pekerjaan masing - masing. Terutama Airin saat ini sedang menunggu baju yang digiling dimesin cuci sambil membereskan peralatan buat mencuci tadi.
Tiiit.
Tiiit.
Tiiit.
Bunyi mesin cuci tanda pakaian sudah kering, lalu Airin mengangkat pakain kedalam keranjang besar. Airin agak kesusahan mengangkat keranjang pakain tersebut karena lumayan berat.
Arga melihat Airin kesusahan mengangkat keranjang pakaian dia segera membantu.
"Eh tidak usah aden" tolak Airin, dengan sekali angkat Arga membawa keranjang kehalaman rumah. Airin jadi tidak enak.
"Sudah gue katakan, kalau butuh bantuan bilang" kata Arga sambil berjalan
"Tapi aden..."
"Dan jangan panggil gue aden" setelah sampai Arga menaruh keranjang dekat jemuraan. Dia juga membantu menjemur pakaian.
"Jangan aden" larang Airin.
"Tidak apa - apa"
"Aduh, nanti kalau nyonya tau bisa marah" kata Airin agar majikanya tidak membantunya lagi.
"Biarkan aja, paling cuma ngomel kayak kereta api" sambil menjemur, Airin tidak enak jadinya.
Dikamar Erlangga, setelah dari kamar mandi dia berjalan keluar menuju balkon kamar, sudah lama dia tidak pulang kerumah karena kesibukanya didunia bisnis, dia menghirup dalam - dalam udara yang menyegarkan dipagi hari, bukan cuma orang tuanya saja yang dia rindukan melainkan suasana dirumah juga.
Dari kejauhan dia melihat adiknya yang paling bungsu sedang mengganggu Airin bekerja sambil membantu menjemur pakaian, aneh. Dia menatap Airin dari kejauhan seperti ada sesuatu tapi dia tidak tau apa itu.
"Cantik" ucap Dirga tiba - tiba sudah didekatnya.
"Ck. Ngagetin aja, tiba - tiba sudah ada disini" kata Erlangga. Dirga tersenyum.
"Dari tadi aku sudah mengetuk pintu berkali - kali, kamunya aja yang nggak denger, sibuk melamum dari tadi" sindir Dirga, lalu mereka kembali melihat Arga dan Airin.
"Hah tu anak ya, tumben sekali bangun pagi - pagi kayak gini, biasanya masih molor apa lagi hari libur kayak gini, ternyata dia mau mengganggu Airin rupanya" kata Dirga.
"Kamu ngerasa nggak? Kalau kehadiran Airin disini seperti... Ada yang lengkap gitu" lanjutnya. Erlangga senyum tipis, persis pemikiranya sama persis denganya.
" Kenapa? Jangan bilang kamu suka sama dia" kata Erlangga.
"Hahaha... Siapa sih nggak suka sama gadis imut seperti Airin. Kamu juga tertarik kan?" tanya Dirga. Erlangga tidak menjawab pertanyaan dari adik pertamanya. Sebenarnya memang benar saat Erlangga pertama melihat Airin, sudah mencuri perhatianya, hanya saja gengsi. Airin tu seperti mempunyai daya tarik tersendiri. Mereka berdua kembali melihat Arga dengan Airin sambil mengobrol, mereka sudah lama tidak mengobrol bareng seperti ini karena kesibukan masing - masing.
***
"Kayaknya, den Arga suka kamu deh Ai" kata Indah usianya yang lebih tua dari Airin sambil menyetrika baju. Semua yang menjadi pelayan dikeluarga besar Agantara kira - kira pada umur 20 tahunan keatas.
"Heh. Mana mungkin kak Indah, den Arga suka sama aku yang jelek dan miskin ini" kata Airin yang membantu merapikan baju - baju tersebut.
"Suka itu tidak pandang apapun Ai. Siapa bilang kamu jelek kamu tu cantik. Apa kamu tidak merasakannya? Aden sering perhatian sama kamu" tanya Indah. Airin tersenyum tipis.
"Memang aden Arga baik, tapi menurutku hal yang biasa" kata karena memang Airin menganggapnya hanya majikan yang baik.
"Hal biasa katamu?" kata Indah agak dikencengin suara.
"Khmm..." semua menoleh, disitu ada Ratih kepala pelayan menatap mereka tangan dengan dilipat kedada. Indah cengengesan.
"Jangan mengobrol terus, kerja yang baik" tegur Ratih.
"Iya bu, maaf" ucap Airin sambil mengangguk. Ratih hanya mengataka itu lalu pergi untuk mengecek didapur. Lalu mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
Malam hari, Dirga melihat Airin ditaman dimalam hari sedang nengangkat - angkat hand pone nya, ngapain dia pikirnya, lalu dia mengambil syal berwarna merah dan nyamperin Airin.
"Sedang apa?" tanya Dirga sudah dibelakang Airin.
"Eh. Aden" Airin menoleh, rambutnya yang berterbangan karena tertiup angin.
"Sedang apa malam - malam begini ha, apa nggak kedinginan?" tanya ulang Dirga sambil memakaikan syal tadi keleher Airin.
"Eh..." Airin kaget tiba - tiba tuan mudanya memakaikan syal dilehernya.
"Sudah diam" perintah Dirga.
"Tapi..." Dirga melotot, lalu Airin hanya diam saja membiarkan tuan mudanya memasangkan syal.
"Terimakasih den" ucap Airin. Dirga tersenyum dan mengangguk.
"Malam - malam ngapain disini?" karena Airin belum jawab Dirga terus bertanya.
"Ee saya mencari sinyal den, didalam tiba - tiba sinyalnya ilang" jawab Airin sambil sesekali melihat hp nya.
"Anginya kencang sekali, angin malam tu tidak baik untuk kesehatanmu" nasehat Dirga, Airin mengangguk.
"Iya den ini sebentar lagi saya mau masuk" sebelum Airin beranjak Airin berkata lagi "Mm nanti syal nya saya cuci dulu dan saya kembalikan"
"Tidak usah, itu hadiah buat kamu" kata Dirga.
"Aduh saya jadi tidak enak den" kat Airin.
"Sudah terima aja, itu tanda pertemanan kita" Dirga maksa banget Airin menerimanya
"Mmm..." lalu Airin mengangguk "Kalau gitu saya masuk dulu den. Terimakasih" ucap Airin lalu beranjak pergi masuk kedalam rumah.
"Iya" balas Dirga, dia masih menatap punggung Airin yang menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments