Diruang pertemuan disebuah hotel, Mahendra bersama rekan bisnisnya mengadakan acara pertemuan. Setelah acara selesai mereka berjabat tangan dan meninggalkan ruangan.
"Apa kakak juga akan kembali kekantor?" tanya Aryo adik kandung Mahendara, saat Mahendra akan beranjak. Dia menoleh sama adik yang pura - pura baik denganya musuh dalam slimut.
"Tinggalah sebentar, kita minum kopi sambil ngobrol - ngobrol sebentar" ajak Aryo, memang sudah lama mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk mengobrol bareng.
"Aku masih banyak urusan, lain kali saja" kata Mahendra lalu keluar dari ruangan dan diikuti asisten pribadinya Jonatan dan seketaris perempuanya.
"Ck" Aryo kesal kakaknya benar - benar sudah berubah. Apa kakaknya tau kalau kematian putranya yang paling bungsu dia yang merekayasa. Padahal dia sudah main cantik, seharusnya sulit diselidiki karena sudah 17 tahun.
Ya Mahendra mencurigai adik kandungnya sendiri dibalik semua ini, atas kematian putra bungsunya yang baru istrinya lahirkan.
Mahendra berjalan keluar dari hotel dengan langkah lebarnya, walau usia sudah tidak muda lagi beliu masih tetap terlihat awet muda, masih banyak wanita yang menggilainya. Dan dibelakang bukan cuma asisten dan seketaris melainkan ada dua bodyguard yang selalu mengawal kemana beliu pergi.
Seorang pengawal membukakan pintu mobil untuknya. Mobil melaju meninggalkan hotel dan para bodyguard dimobil belakang.
Setelah sampai diruanga CEO beliu mendudukan bokongnya dikursi singgasananya. Tidak lama Tobi orang kepercaanya memasuki ruangan datang membawa laporan yang selama beberapa waktu ini dia selidiki.
"Selamat siang tuan" sapa Tobi, hanya dijawab deheman saja oleh Mahendra.
"Silahkan tuan" Tobi menyerahkan beberapa berkas dan ada sebuah foto kusam.
Disitu tertulis bahwa bayinya yang dilahirkan oleh istrinya 17 tahun lalu bukan seorang laki - laki melainkan bayi perempuan. Kalau bayinya perempuan, lalu bayi laki - laki siapa yang meninggal dan dia kuburkan waktu itu?p
Beliu sedikit bergetar melihat foto bayi perempuan mungil itu, walau sudah kusam tapi masih terlihat, bayi yang masih merah itu karena habis dilahirkan.
"Apakah ini putriku?" tanya Mahendra menatap dan meraba foto itu. Sejak lama dia menantikan bayi perempuan.
"Benar tuan. Seorang suster yang membantu nyonya Agata lahiran waktu itu yang menukarnya" kata Tobi.
Waktu itu saat Agata lahiran caesar beliu dibius. Setelah selesai proses lahiran dokter itu entah menghilang kemana. Yang ada hanya suster dia dibayar untuk menukar bayi laki - laki milik orang lain yang sudah meninggal dengan bayi perempuan milik Agata yang baru dilahirkan.
Sebelumnya Mahendra dan Agata tidak tau jenis kelamin anak yang dikandung Agata, karena saat di USG posisi sibayi selalu tidak sengaja menutupi kelaminya.
"Apakah putriku masih hidup?" Mahendra kembali bertanya.
"Kemungkinan besar, iya tuan. Saya akan mencari tau lebih dalam lagi" kata Tobi, Mahendra menganguk. Lalu Tobi beranjak keluar dari ruangan.
"Setelah semua terungkap, aku tidak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang Aryo, aku tidak peduli kamu adik kandungku sendiri" marah Mahendra, selama ini Aryo telah membohonginya.
***
Dirumah keluarga Agantara.
Agata menatap foto dirinya, suami dan anak - anaknya didinding, hanya beliulah satu - satunya perempuan ditengah - tengah para lelaki tampan difoto itu. Dari dulu dia ingin sekali memiliki anak perempuan tapi tidak pernah terwujud.
Kehamilanya yang terakhir dia melahirkan bayi laki - laki lagi setelah dilahirkan bayi meninggal. Gara - gara dia kepleset dan terjatuh perutnya mengalami kontraksi sehingga harus dilarikan kerumah sakit untuk melahirkan. Setelah oprasi kondisi Agata sangat lemah, dia mengalami pendarahan abnormal apalagi dia syok mendengar kematian anaknya yang baru dia lahirkan membuat dia harus mengangkat rahimnya.
Akibatnya dia tidak bisa memiliki anak lagi, dia harus mengubur dalam - dalam keinginanya untuk memiliki anak perempuan.
"Mama yang paling cantik diantara kita" kata Dirga. Agata tersentak kaget karena anaknya tiba - tiba ada didekatnya.
"Mama kenapa, apa mama baik - baik saja?" tanya Dirga karena mamanya kaget karena dengar suaranya.
"Mama tidak apa - apa, cuma kaget aja" jawab Agata.
"Mama melamun dari tadi, melamunin apa ma?" Agata malah tersenyum.
"Ternyata kalian semua sudah besar - besar" kata Agata sambil mengusap lengan putranya.
"Iya dong ma, masa kecil terus" ucap Dirga.
"Tapi bagi mama kalian masih anak kecil" ujar Agata.
"Dirga sudah bisa mengendarai pesawat ma" katanya.
"Kalau bisa mengedarai pesawat kok sampai sekarang masih sendiri" ejek mamanya.
"Ck. Kakak aja masih sendiri" kata Dirga.
"Ada cewek cantik anaknya teman mama, dia mau kenalan sama kamu. Dia mengajak ketemuan" Agata.
"Kak Erlangga aja ma" tolak Dirga halus.
"Apa lagi kakakmu, dia malas sekali kalau bahas seorang perempuan. Eh mau kemana kok rapi sekali?" tanyanya, dia baru sadar anaknya rapi sepertinya mau pergi.
"Mau keluar sebentar ma" jawab Dirga sambil mencim pipi mamanya lalu beranjak pergi.
"Dirga...bagaimana dengan anaknya teman mama, mau nggak?" teriak Agata. Dirga hanya melambaikan tanganya.
"Ck. Tu anak" Agata memijat pelipisnya.
"Nyonya baik - baik saja?" tanya Airin. Agata tersenyum.
"Tidak apa - apa. Ee Airin... buatkan saya jahe hangat ya, dan bawa keatas" minta Agata lalu beranjak tapi tanganya mengusab pipi Airin terlebih dahulu.
"Baik nyonya" ucap Airin. Entah kenapa setiap dia mendapatkan sentuhan dari nyonyanya terasa hangat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
amara agustina
jangan2 airin itu bayi nyonya agata yg ditukar dengan bayi laki2 yg sdh meninggal
2024-01-05
3