Erder, dunia yang luas dan memukau, membentang tanpa batas di depan mata. Ini adalah dunia yang terbagi menjadi empat benua inti yang mendominasi planet ini, masing-masing memiliki daya tarik dan pesona yang berbeda.
Benua Fairland, yang terletak di utara Erder, adalah tanah gurun yang luas, dikenal dengan iklimnya yang hangat dan kering. Di antara bukit pasir dan oasis yang indah, masyarakatnya hidup dalam kemakmuran. Benua ini adalah tempat bagi kaum bangsawan dan pedagang yang makmur, yang mengisi kota-kota megah dengan kekayaan dan kemewahan. Namun, di balik kemegahan itu, mungkin tersembunyi rahasia kuno yang menanti untuk diungkap.
Beralih ke barat, kita tiba di Benua Elfedge yang menakjubkan. Hutan-hutan lebat, gunung-gunung yang menjulang tinggi, dan sungai-sungai berliku memberikan pesona alam yang tak terlupakan. Di sini, kaum Elf yang abadi menghuni daerah ini, menjaga keharmonisan alam dengan kekuatan magis yang kuat dan pengetahuan mendalam tentang alam.
Di bagian timur, Benua Ashan Ilynore menawarkan lanskap yang beragam, dengan danau-danau yang indah dan sungai-sungai yang mengalir bebas. Ini hampir seperti sebuah benua kepulauan, dengan pulau-pulau yang tersebar di sepanjang pantainya. Meskipun ras manusia jarang terlihat di sini, mereka tetap memegang kekuasaan tertinggi di benua ini.
Di selatan, Benua Winterhedge menampilkan pemandangan yang berbeda. Hutan musim dingin yang tak berujung, gunung es yang menakjubkan, dan dataran salju yang memikat menciptakan pemandangan yang menarik. Tempat ini adalah rumah bagi berbagai makhluk mitos dan monster yang hidup di antara alam liar yang sangat luas. Di sini, lima kerajaan besar mengatur, menciptakan politik yang penuh intrik dan potensi bahaya yang tak terduga. Dan di benua ini juga, Leo Demhian memulai perjalanannya.
Erder adalah dunia yang mempesona dengan keberagaman lanskapnya yang menakjubkan. Budaya yang kaya, sejarah yang dalam, dan misteri yang tak terbatas menunggu penjelajah yang berani untuk mengungkapnya. Setiap benua menawarkan petualangan yang tak terlupakan dan kekayaan yang belum terpecahkan bagi mereka yang berani menjelajahinya.
...-...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
"Tarik napas dalam-dalam, lalu keluarkan," kata Belladona dengan suaranya yang menenangkan. Alisha mengikuti instruksinya, mencoba meredakan kecemasan di dalam dirinya. Tangannya menyentuh permukaan Menhir, dan barisan obor di sekitarnya menyala dengan cahaya lembut, menciptakan bayangan yang menari-nari di sekitarnya.
"Bagus, sekarang rasakan dan terima semua aliran energi yang mengalir melalui tanganmu," ucap Belladona dengan penuh keyakinan. Alisha mencoba meresapi sensasi itu, mencoba untuk memahami dan merasakan energi yang mengalir ke dalam dirinya.
Namun, beberapa saat berlalu, ekspresi Alisha berubah menjadi kebingungan. Dia terlihat seperti sedang berjuang, mencari sesuatu yang seharusnya dia rasakan. Akhirnya, dia melepaskan tangannya dengan napas terengah-engah.
"Aku rasa, batu ini tidak menerima keberadaanku. Aku seperti tidak merasakan energi apapun," keluh Alisha dengan nada kecewa.
Belladona tetap tenang, dia memegang bahu Alisha dengan lembut. "Peluangnya memang tidak 100%, tapi kamu layaknya untuk mencobanya. Cobalah untuk melakukannya lagi."
Alisha, meskipun masih ragu, mengangguk dan kembali meletakkan tangannya di Menhir Bastion. Dia memejamkan kedua matanya, mencoba sekali lagi untuk berkomunikasi dengan energi misterius yang ada di dalam batu ini.
Langkah kaki yang berat dan mantap menghampiri mereka, diiringi dengan suara gemetar dari perburuan yang baru saja selesai. Seorang pria berjubah hitam yang tebal melangkah masuk ke dalam area Menhir Bastion. Leo Demhian, dengan rambut hitam yang sedikit berantakan dan mata tajam yang selalu waspada, tampak gagah dengan rusa buruan yang dijinakkannya tergantung di punggungnya. Meskipun jubah hitam tebalnya menutupi sebagian besar tubuhnya, jaket polisi yang selalu setia dikenakan olehnya tetap terlihat di antara jubah hitam tersebut. Setiap langkahnya menghasilkan suara keras yang menggema di lantai, menandakan kehadiran yang kokoh.
Di belakang Leo, seorang gadis muda mengikutinya dengan hati-hati sesekali melompat dengan riang seperti anak kecil. Matilda, yang juga turut membantu dalam perburuan itu, menatap sekeliling dengan cermat sambil membawa sebuah kantong yang berisi sayuran dan jamur yang baru saja mereka dapatkan.
"Apa sudah berhasil?" tanya Leo dengan suaranya yang tenang, tetapi selalu penuh perhatian terhadap situasi di sekitarnya.
Belladona, yang berdiri di samping Alisha yang masih terus mencoba ritualnya di Menhir Bastion, menggelengkan kepalanya. "Kita masih terus mencobanya," jawabnya dengan harapan yang kuat.
Leo dengan hati-hati meletakkan hasil buruannya dan bergerak mendekati Menhir Bastion, langkahnya mantap dan penuh perhatian. Dia berdiri di belakang Alisha, dekat sekali dengan menhir, sehingga hampir tidak ada jarak yang memisahkan mereka berdua.
"Tekan tanganmu lebih kuat," bisik Leo dengan lembut, tetapi suaranya penuh dengan kepastian. Tangannya menutupi punggung tangan Alisha dengan lembut, dan hawa keberadaannya terasa begitu dekat. Alisha bisa merasakan sentuhan hangat dari tangannya, dan napasnya yang lembut seperti nyanyian yang menghiasi kepalanya. Wajahnya memerah seiring dengan perasaan canggung yang merasukinya, tetapi dia tetap fokus pada Menhir Bastion di depannya.
Dengan perlahan, Alisha memejamkan matanya, memasuki keadaan konsentrasi yang mendalam. Kedua tangannya terasa begitu kuat saat dia menyentuh menhir, mencoba untuk meresapi dan menerima aliran energi yang mengalir melaluinya. Meskipun perasaan gugup dan canggung terus mengusiknya, dia tahu bahwa ini adalah saat yang sangat penting.
Sementara Alisha dan Leo tengah terlibat dalam ritual mereka yang mendalam, Belladona yang berdiri di samping Matilda tidak bisa menahan senyuman kebahagiaan. Namun, begitu dia melihat ekspresi cemburu yang terpancar dari wajah Matilda, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjahili temannya.
Belladona memiringkan kepala dan berbisik pada Matilda, "Hey Matilda, siapa tahu nanti aku juga bisa membantumu mencari pasangan yang sebagus Leo."
Matilda mengernyitkan keningnya dan membalas dengan cemas, "Tidak ada manusia yang lebih bagus dari Tuan Leo! Lebih baik aku berpasangan dengan babi laut, dari pada dengan pria lain."
Belladona hanya tertawa pelan, mengetahui bahwa Matilda sedang terjebak dalam perasaan cemburu yang konyol.
Tidak perlu menunggu lama, menhir mulai bergetar dan berputar, mengeluarkan cahaya berkilauan. Belladona, Matilda, Leo, dan Alisha sama-sama terkejut oleh perubahan ini.
Belladona tersenyum girang dan berkata, "Itu berhasil! Menhir Bastion akhirnya meresponsmu, Alisha!"
Matilda juga tak kalah senang, "Wah, hebat!"
Leo, yang telah terlalu dekat dengan Alisha selama ritual, merasa detak jantungnya semakin kencang. Dengan wajah merah padam, dia melepaskan tangan dari Alisha dengan cepat, "Ternyata kamu berhasil, Alisha. Kamu memang hebat." Suaranya terdengar sedikit gugup.
Alisha, juga merasa gugup, tetapi wajahnya tetap terlihat berseri-seri karena kebahagiaan, "Terimakasih kalian semua." Lalu menatap Leo dengan senyuman lembut, "Terimakasih kasih Leo, Ini juga berkat bantuanmu."
Saat pandangan mereka bertemu, ada momen kecil yang penuh makna di antara mereka, di tengah perasaan canggung dan senyuman yang tak terhindarkan.
Menhir Bastion menjulang tinggi, dan malam itu, dalam gemerlap cahaya perak yang memancar darinya. Cahaya ini memantul di wajah mereka, menciptakan bayangan yang bergerak di sekitar ruangan. Ruangan yang tadinya hanya menerima penerangan dari barisan obor dan sinar bulan yang masuk melalui kaca besar di atap dan dinding yang jebol, kini berubah menjadi ruangan ajaib yang indah.
Belladona melambaikan tangannya di udara, mencoba menangkap seberkas cahaya perak yang berputar. "Ini benar-benar indah! Bagaimana Menhir Bastion bisa melakukan hal seindah ini?"
Kunang-kunang yang mulai masuk dari luar, berterbangan di sekitar menhir, menambah pesona malam yang sudah begitu indah. Mereka membentuk tarian cahaya yang menambah keindahan memukau di ruangan itu.
Semuanya terpesona oleh keindahan Menhir Bastion yang tengah beraksi malam itu. Tidak ada kata-kata yang bisa mengungkapkan betapa memukau dan ajaibnya momen ini. Mereka hanya bisa berdiri di sana, mengagumi kekuatan dan kecantikan yang ada di depan mata mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kai
Memang gk pusing ya ? mikir sejauh ini
2023-10-03
2