CH 5 - Perwira Tangguh

Di tengah getaran dan ketidakpastian gempa, Alisha menyempatkan momen untuk bertanya, "Leo, bisa kamu ceritakan sedikit tentang kakak perempuanmu?"

Leo memandang jauh, seperti sedang berusaha mengingat kenangan yang sudah lama terpendam. "Kakakku... Elara, dia adalah sosok yang selalu hadir saat aku membutuhkannya. Rambut panjangnya yang selalu terurai rapi, wajahnya selalu tersenyum kepada semua orang, dan ia juga sering kali kehilangan kacamatanya di saat-saat yang penting." Leo tidak bisa menahan senyuman di wajahnya.

Alisha tersenyum, membayangkan betapa lucunya kebiasaan kakak perempuan Leo itu. "Bagaimana hubunganmu dengannya? Apa kalian selalu menghabiskan waktu bersama?"

Leo tersenyum penuh kerinduan. "Kami memiliki ikatan yang tak tergantikan. Ketika ayahku jatuh sakit, dia yang selalu merawatku. Ibu kami sudah berpisah dengan ayahku sejak lama, jadi kakakku mengambil peran ibu dan saudara sekaligus."

Alisha menganggukkan kepala dengan penuh pengertian. "Mendengarnya saja membuatku merasa kagum." Alisha diam sejenak, kemudian kembali bertanya. "Umm... Itu.. bagaimana dengan pelukannya?" Alisha melempar senyuman manis.

Leo menarik nafas dalam-dalam, matanya memancarkan hangatnya pelukan sang kakak. "Pelukannya, Alisha... hangat dan penuh kasih. Itu selalu menjadi tempatku kembali saat dunia terasa berat."

Namun, dalam momen yang seharusnya penuh sentuhan emosional, pandangan mereka tertarik ke arah yang lain. Lift kembali berguncang seakan alarm telah berbunyi, mengingatkan mereka pada realita yang ada. Monster-monster yang menyeramkan merayap si atap lift mulau bergerak ke pintu, menyeringai dengan kejam dengan ketiga mulutnya.

Leo dan Alisha menyambut monster-monster itu dengan sikap biasa. Seakan mereka sudah siap menghadapi takdir mereka yang tak terhindarkan, mereka menatap ancaman dengan tatapan tanpa rasa takut.

Leo melihat Alisha dengan mata yang penuh keyakinan. "Alisha, ini mungkin perlawanan terakhir kita."

Alisha mengangguk. "Jika memang begitu, kita tetap tidak akan menyerah begitu saja, Leo. Kita akan berjuang sampai titik akhir."

Sementara itu, Leo merasa beban pistolnya yang semakin ringan. Ia menarik magasin peluru pistolnya, mendapati bahwa hanya ada delapan peluru tersisa. Ia tahu ia harus menggunakannya dengan bijak, apalagi dengan kondisinya yang terluka akibat pukulan tadi, tidak mungkin baginya untuk dapat melawan monster-monster itu secara langsung.

Alisha, dengan pergerakan yang tegas namun terlihat feminim, melepaskan jaket polisinya. Ia merasa bahwa waktu untuk ragu sudah berlalu, dan ia harus bersiap untuk melawan dengan segala yang ia miliki. Jaket polisinya terjatuh dari bahunya, mengungkapkan kemeja putih yang dia kenakan. Tubuhnya yang ramping dan atletis nampak jelas dengan kemeja itu.

Tanpa ragu, Alisha merobek sepotong kain dari jaketnya yang sudah dilepas. Dengan cermat, ia membungkus pecahan kaca yang tajam dengan kain itu, menciptakan senjata sederhana yang efektif. Kaca yang ia pilih memiliki ujung yang tajam dan mematikan, sama seperti yang telah dia gunakan untuk membunuh monster tiga mulut. Sekarang Alisha sudah siap untuk menggunakannya dengan keahliannya yang terlatih.

Mereka berdua, berdiri di tengah lift yang gelap dan terguncang, merasa seolah mereka telah mencapai akhir dari perjalanan mereka. Namun, dalam pandangan mereka yang tegar dan senjata yang siap di tangan, terpancar keinginan yang kuat untuk bertahan dan melawan. Monster-monster itu akhirnya mulai menampakkan wajahnya satu per satu karena sempitnya jalur mereka untuk masuk kedalam, mulut jelek mereka menyeringai dengan niat membunuh.

Leo menatap Alisha, ekspresinya penuh dengan tekad. "Alisha, kamu siap?"

Alisha mengangguk, menguatkan tangannya yang gemetar saat ia memegang pecahan kaca yang di balut dengan kain. Ia tahu ini mungkin adalah saat-saat terakhir, dan ia tidak ingin melihat Leo terluka.

Monster-monster hitam semakin mendekat, dan dalam sekejap, pertarungan dimulai. Leo memicu tembakan pertamanya, satu monster terjatuh dengan darah hitam menyembur ke lantai. Alisha, dengan gesitnya, meluncurkan dirinya ke arah monster lain dengan pecahan kaca yang tajam. Monster itu mengaum kesakitan ketika kaca merobek tubuhnya.

Namun, banyak monster yang mulai merusak dinding dan memperlebar akses masuk mereka kedalam lift, jumlah monster-monster itu terlalu banyak, dan mereka terus datang. Leo dan Alisha terus berjuang, mempertahankan diri sekuat tenaga. Meskipun pelurunya semakin berkurang, Leo selalu menembak dengan tepat sasaran, dan Alisha menghindari serangan monster dengan ilmu bela dirinya yang lihai.

Namun, dalam momen yang dramatis, salah satu monster melompat ke arah Leo dengan tangan panjangnya yang mengerikan. Alisha melihat bahaya itu dan tanpa ragu, ia meluncur ke depan, melindungi Leo. Ia mengayunkan pecahan kaca dengan penuh tekad, menyebabkan monster itu menjerit kesakitan. Tetapi saat Alisha melindungi Leo, monster lainnya mencengkram kaki Alisha dari bawah dan satu lagi melompat dari belakang hingga lemudian menusuk Alisha dengan tangan panjangnya yang tajam. Alisha merintih kesakitan, darahnya mengalir ke lantai lift.

Leo melihat Alisha terluka parah, matanya memancarkan kemarahan. "Alisha!"

Alisha tersenyum lemah, tangannya masih memegang erat pecahan kaca yang telah dia korbankan untuk melindungi Leo. "Terimakasih... Leo." Namun, senyum itu segera memudar saat tubuhnya ambruk ke lantai lift.

Leo merasa niat pembalasan membakar dalam dirinya. Dia langsung menembak monster yang telah melukai Alisha. Tetapi, saat dia berusaha menyelamatkan Alisha, monster-monster lainnya terus menyerang. Pertempuran sengit melanjutkan gelombangnya, diiringi oleh darah yang menetes dan setiap luka yang memburuk.

"Monster bangsat!" seru Leo dengan nada marah penuh ketidakpuasan.

Leo merasa hilang dalam gelap mata. Akibat peluru habis dan kemarahannya yang memuncak, ia melemparkan pistol kosongnya dengan penuh frustrasi ke arah mereka. Dalam kegelapan lift yang berguncang, ia terus menghajar monster-monster itu tanpa ampun, walau para monster itu seakan tidak terluka.

Sesaat, Leo merasa putus asa, tetapi keteguhan hatinya membuatnya terus melanjutkan serangan. Ia berjuang dengan segala yang ia miliki, setiap gerakan pukulannya menghantam monster-monster yang mencoba masuk. Ruangan lift yang sempit sangat menyulitkan dirinya untuk menghindar, tak jarang tubuhnya tersayat kuku tajam monster itu. Disisi lain dia harus berhati-hati agar tidak menginjak Alisha yang terbaring disebelahnya. Leo juga tidak yakin, apakah rekannya masih bertahan atau tidak.

Terpopuler

Comments

༒𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑛𝑎 𝑊𝑖𝑗𝑎𝑦𝑎 ༒

༒𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑛𝑎 𝑊𝑖𝑗𝑎𝑦𝑎 ༒

temannya mati semua /Cry/

2023-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 CH 1 - Aurora Crest Hotel
2 CH 2 - Neil Hooper
3 CH 3 - Monster Tiga Mulut
4 CH 4 - Di Tepi Jurang
5 CH 5 - Perwira Tangguh
6 CH 6 - Dunia Erder
7 CH 7 - Dorston Citadel
8 CH 8 - Menhir Bastion
9 CH 9 - Emeric (Ext. Penjelasan setiap faksi yang menguasai suatu kerajaan)
10 CH 10 - Emeric 2
11 CH 11 - Raja Sullivan
12 CH 12 - Harapan
13 CH 13 - Teman Tapi Musuh
14 CH 14 - Aura Matilda
15 CH 15 - Bala Bantuan
16 CH 16 - Masih Seorang Polisi
17 CH 17 - Hawa Kegelapan
18 CH 18 - Harmoni
19 CH 19 - Celestials
20 CH 20 - Berkilauan (Ext. Penjelasan empat benua inti)
21 CH 21 - Cahaya Bulan
22 CH 22 - Tanpa Disadari
23 CH 23 - Perasaan Baru
24 CH 24 - Desa Kabut
25 CH 25 - Bahaya Mendekat
26 CH 26 - Lonceng Kematian
27 CH 27 - Balas Dendam
28 CH 28 - Terlalu Mudah
29 CH 29 - Kolam Pertemuan
30 CH 30 - Hasil Pertemuan (Ext. Penjelasan kekuatan tiap faksi)
31 CH 31 - Tavern
32 CH 32 - Kotak Hadiah
33 CH 33 - Doa dan Harapan
34 CH 34 - Harganya 250 Koin Emas
35 CH 35 - Cariole
36 CH 36 - Cariole 2
37 CH 37 - Banshee
38 CH 38 - Banshee 2
39 CH 39 - Arne dan Alisha
40 CH 40 - Ditangkap (Ext.Penjelasan Tingkatan Kekuatan Dunia Erder)
41 CH 41 - Mengambil Resiko
42 CH 42 - Koloseum
43 CH 43 - LUCAS
44 CH 44 - Kucing?
45 CH 45 - Es Krim Bekas
46 CH 46 - Sebuah Usaha
47 CH 47 - Cinta Untuk Banshee
48 CH 48 - Pertarungan Tiada Henti
49 CH 49 - Desa Goblin
50 CH 50 - Koloseum Semakin Memanas
51 CH 51 - Bukan Berarti Tidak Terkalahkan
52 CH 52 - Tunduk atau Mati
53 CH 53 - Setiap Detik Itu Berharga
54 CH 54 - Masuk Perangkap
55 CH 55 - Menyerah Bukanlah Pilihan
56 CH 56 - Alisha dan Ilymeira
57 CH 57 - Alisha dan Ilymeira 2
58 CH 58 - Angin Berhembus Membawa Kedamaian
59 CH 59 - Berlebihan
60 CH 60 - Cinta dan Kehancuran
61 CH 61 - Optimisme Menuju Badai Api
62 CH 62 - Keluarga Bukan Yang Utama
Episodes

Updated 62 Episodes

1
CH 1 - Aurora Crest Hotel
2
CH 2 - Neil Hooper
3
CH 3 - Monster Tiga Mulut
4
CH 4 - Di Tepi Jurang
5
CH 5 - Perwira Tangguh
6
CH 6 - Dunia Erder
7
CH 7 - Dorston Citadel
8
CH 8 - Menhir Bastion
9
CH 9 - Emeric (Ext. Penjelasan setiap faksi yang menguasai suatu kerajaan)
10
CH 10 - Emeric 2
11
CH 11 - Raja Sullivan
12
CH 12 - Harapan
13
CH 13 - Teman Tapi Musuh
14
CH 14 - Aura Matilda
15
CH 15 - Bala Bantuan
16
CH 16 - Masih Seorang Polisi
17
CH 17 - Hawa Kegelapan
18
CH 18 - Harmoni
19
CH 19 - Celestials
20
CH 20 - Berkilauan (Ext. Penjelasan empat benua inti)
21
CH 21 - Cahaya Bulan
22
CH 22 - Tanpa Disadari
23
CH 23 - Perasaan Baru
24
CH 24 - Desa Kabut
25
CH 25 - Bahaya Mendekat
26
CH 26 - Lonceng Kematian
27
CH 27 - Balas Dendam
28
CH 28 - Terlalu Mudah
29
CH 29 - Kolam Pertemuan
30
CH 30 - Hasil Pertemuan (Ext. Penjelasan kekuatan tiap faksi)
31
CH 31 - Tavern
32
CH 32 - Kotak Hadiah
33
CH 33 - Doa dan Harapan
34
CH 34 - Harganya 250 Koin Emas
35
CH 35 - Cariole
36
CH 36 - Cariole 2
37
CH 37 - Banshee
38
CH 38 - Banshee 2
39
CH 39 - Arne dan Alisha
40
CH 40 - Ditangkap (Ext.Penjelasan Tingkatan Kekuatan Dunia Erder)
41
CH 41 - Mengambil Resiko
42
CH 42 - Koloseum
43
CH 43 - LUCAS
44
CH 44 - Kucing?
45
CH 45 - Es Krim Bekas
46
CH 46 - Sebuah Usaha
47
CH 47 - Cinta Untuk Banshee
48
CH 48 - Pertarungan Tiada Henti
49
CH 49 - Desa Goblin
50
CH 50 - Koloseum Semakin Memanas
51
CH 51 - Bukan Berarti Tidak Terkalahkan
52
CH 52 - Tunduk atau Mati
53
CH 53 - Setiap Detik Itu Berharga
54
CH 54 - Masuk Perangkap
55
CH 55 - Menyerah Bukanlah Pilihan
56
CH 56 - Alisha dan Ilymeira
57
CH 57 - Alisha dan Ilymeira 2
58
CH 58 - Angin Berhembus Membawa Kedamaian
59
CH 59 - Berlebihan
60
CH 60 - Cinta dan Kehancuran
61
CH 61 - Optimisme Menuju Badai Api
62
CH 62 - Keluarga Bukan Yang Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!