CH 2 - Neil Hooper

Dengan wajah tegang, Alisha memanggil nama "Neil?" dengan harap-harap cemas, berharap bahwa sosok itu mungkin saja Neil yang sedang berada di dalam. Dia merasakan rasa cemas yang menggelayut di dalam dirinya, takut dengan kemungkinan terburuk yang mungkin muncul di hadapannya.

Karena tidak mendapat respon apapun, Alisha dan Leo mencoba untuk mendekati sosok misterius itu. Namun, saat mereka melangkah masuk ke dalam kamar, mereka dibuat terkejut oleh suara tawa dari arah yang lain. Keduanya menoleh, dan dengan cepat mereka menyadari bahwa suara itu berasal dari Neil yang tiba-tiba muncul dari sisi yang lain.

"Kalian terlalu serius, guys!" ucap Neil sambil tertawa, wajahnya dipenuhi keceriaan. "Kalian berdua seperti sedang berada di rumah hantu saja."

Alisha dan Leo terkejut melihat Neil yang tiba-tiba saja muncul, dan perasaan cemas mereka pun berubah menjadi lega. Mereka juga tidak bisa menahan senyuman saat Neil memamerkan selembar kain yang sedang dia bawa, khususnya Leo, karena Alisha justru merasa jijik.

Neil mengangkat alisnya dengan riang. "Lihat apa yang aku temukan! Harta karun!" kata Neil dengan nada jenaka. "Kira-kira ukuran berapa ini?" sambil memamerkan selembar kain yang ternyata adalah sebuah bra.

"Kau ini, Neil," ucap Leo sambil menggelengkan kepala, merasa lega bahwa semuanya baik-baik saja.

Dalam tawa mereka, suasana tegang yang sebelumnya melanda koridor itu mereda, namun hanya sesaat sebelum akhirnya sesuatu yang mengerikan terjadi.

Tiba-tiba, Alisha teringat dengan sosok hitam yang duduk di kamar tadi. Dengan reaksi cepat, Alisha mengarahkan senternya kembali ke arah tempat itu. Namun, ketika cahaya senter menyinari tempat yang tadi diduduki oleh sosok hitam, dia hanya menemukan kekosongan.

Alisha membulatkan matanya dalam keheranan, dan dia buru-buru menengok ke arah Neil yang masih tertawa, tapi ekspresi keheranan tiba-tiba berganti menjadi ketakutan yang mengerikan.

Sebelum Alisha atau Leo dapat bereaksi lebih lanjut, sosok hitam itu tiba-tiba muncul tepat di belakang Neil dengan gerakan yang cepat dan mengerikan. Dengan kejam, sosok itu menusuk Neil dengan tangannya yang kelam dari belakang, menembus perut Neil dengan cepat dan mengerikan. Darah Neil menyembur hebat membasahi kedua rekan didepannya.

Leo dan Alisha sama-sama mematung, tidak bisa mempercayai apa yang baru saja mereka saksikan. Teriakan yang terhenti dari Neil saat matanya melotot dan wajahnya berubah menjadi pucat. Alisha menahan teriakan ketakutan yang hampir keluar dari mulutnya, dan Leo terus menggenggam erat pistolnya.

Sosok hitam itu perlahan-lahan mengeluarkan tangannya dari perut Neil, meninggalkan bekas darah dan lubang besar yang mengerikan. Neil jatuh terduduk di lantai, wajahnya pucat dan ekspresinya penuh dengan rasa sakit dan keheranan, hingga akhirnya tersungkur dan berhenti bernapas selamanya.

Dengan hati yang penuh emosi, Leo menembak sosok hitam itu dengan sekali tembakan di kepala. Peluru melesat dengan cepat hingga menembus tengkoraknya, sosok itu roboh kebelakang dan mengotori lantai dengan cairan hitam pekat yang mengalir keluar dari kepalanya.

Leo menghembuskan napas lega. Namun, semuanya belum berakhir, mereka tiba-tiba dikagetkan dengan suara langkah kaki yang menggelegar muncul dari berbagai arah. Dari kamar-kamar di koridor itu, makhluk yang sama seperti yang baru saja mereka temui muncul dengan gerakan yang mencekam, merangkak dan berlari secara berdesakan kearah Leo dan Alisha.

Alisha tidak tinggal diam. Dengan mata berkaca-kaca, dia mengangkat pistolnya dan mulai menembak, berusaha menghentikan serangan makhluk-makhluk itu. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, dan tidak peduli seberapa banyak peluru yang ditembakkan, makhluk-makhluk itu terus saja mendekat seakan tidak ada habisnya.

Leo dan Alisha saling bertukar pandang, dan dalam pandangan mata mereka, mereka tahu bahwa mereka harus mencari jalan keluar dari situasi ini. Mereka tidak bisa mengandalkan senjata mereka sendirian. Pistol Glock 17 dengan kaliber 9 mm yang mereka pakai sebenarnya bekerja cukup baik, namun jumlah musuh yang terlalu banyak membuat mereka harus berpikir dua kali jika harus terus melawan mereka.

"Ikut aku!" teriak Leo kepada Alisha, sambil menarik lengan Alisha dan berlari menuju pintu keluar koridor.

Dengan mata berkaca-kaca karena teringat kematian Neil didepannya, Alisha melangkah lebih cepat untuk mengimbangi langkah Leo yang masih berlari di depannya. Dia menghapus air mata dengan punggung tangan, memaksa dirinya untuk fokus pada perjalanan mereka.

Leo dan Alisha berlari melewati belokan demi belokan, dengan kejaran musuh yang terus menghantui mereka. Dalam setiap langkah yang mereka ambil, mereka terpaksa menghadapi ancaman yang terus mendekat, dan peluru mereka menembus udara malam dalam usaha untuk melindungi diri. Suasana malam yang sunyi memperbesar resonansi suara tembakan, suara tersebut merayap di setiap koridor dan ruangan hotel, menembus kegelapan yang menyelimuti setiap sudut hotel.

Ketika pintu lift akhirnya tampak di ujung koridor, Leo berpikir untuk menyelamatkan diri mereka dengan masuk ke sana ,"Buka pintunya! Aku akan halangi mereka!" Leo berhenti beberapa kali untuk menembak mundur ke arah musuh yang terus mengejarnya.

Alisha berlari dengan cepat ke arah lift, tekadnya untuk selamat dan menyelamatkan Leo membuatnya tetap bergerak maju.

Disisi lain, Leo terkejut setengah mati saat dia menarik pelatuk pistolnya dan menyadari bahwa senjatanya telah kehabisan peluru. "Sial, kenapa harus sekarang?" Bisik Leo sambil tersenyum getir.

Namun, sebelum rasa putus asa sempat mengambil alih sepenuhnya, suara teriakan Alisha memecah keheningan. "Leo!" seruan itu menggelegar di udara, mengundang perhatian Leo yang segera berbalik melihat Alisha. Suara tembakan yang tiba-tiba memenuhi udara, dan sosok hitam yang hampir saja menyambar Leo seketika langsung ambruk.

Leo terkejut hingga terjatuh ke posisi duduk dengan cepat, napasnya tersengal-sengal karena reaksi refleknya yang memaksa tubuhnya terduduk. Wajahnya tegang dan pucat, matanya memandang Alisha dengan campuran kagum dan terima kasih atas aksi cepat dan tepat yang telah dilakukan oleh Alisha.

Alisha langsung bergerak, membantu Leo untuk berdiri dengan cepat. Dia merasa kekuatan dalam genggaman tangannya saat dia membantu Leo bangkit. Tanpa banyak kata, keduanya berlari menuju pintu lift yang sudah terbuka, dengan jantung yang berdebar kencang dan napas yang terengah-engah.

Mereka melangkah masuk ke dalam lift dengan cepat, dan Alisha menekan tombol untuk menggerakkannya. Pintu lift perlahan tertutup, menghalangi pandangan mereka dari ancaman yang berada di luar. Saat pintu lift tertutup, mereka mendengar suara berisik dari luar. Leo dan Alisha saling pandang dengan ekspresi kecemasan, dan sebelum mereka bisa merespons lebih jauh, sosok hitam yang layak disebut monster itu telah berlari mendekat dan memukul pintu lift dengan kekuatan yang menggetarkan.

Alisha merasa jantungnya akan copot, dia meraih pistolnya dengan tangan gemetar dan menodongkannya ke arah pintu lift yang sedikit terbuka akibat pukulan itu. Dia mencoba untuk menghadapi ancaman itu dengan tekad yang tetap kuat, tetapi ketakutan juga tergambar jelas dari matanya. Leo dan Alisha merasakan tekanan dan ketegangan yang terus bertambah saat sosok hitam itu terus berusaha menerobos pintu lift.

Beruntung, lift akhirnya mulai bergerak turun dengan perlahan. Meskipun pintu lift masih terbuka sedikit akibat serangan tadi, untungnya dengan berjalannya lift, mereka dapat memutuskan kontak dengan sosok hitam yang berusaha menerobos masuk. Leo dan Alisha bisa merasakan sedikit kelegaan di dada, setelah mendapatkan jarak dari ancaman yang mengerikan.

Dalam gelapnya ruang lift, mereka merasakan adrenalin masih berdenyut dalam darah mereka, tetapi juga rasa bersyukur karena berhasil menyelamatkan diri dari bahaya. Walaupun mereka tahu, bahwa ini belum berakhir.

Terpopuler

Comments

Mirabella

Mirabella

Keren sampai deskripsi senjatanya juga keren

2024-02-29

0

Naa.

Naa.

aku mampir nih kak

2023-10-27

1

엘룬이 💕

엘룬이 💕

Nah, loh, lupa /Blackmoon/

2023-10-18

3

lihat semua
Episodes
1 CH 1 - Aurora Crest Hotel
2 CH 2 - Neil Hooper
3 CH 3 - Monster Tiga Mulut
4 CH 4 - Di Tepi Jurang
5 CH 5 - Perwira Tangguh
6 CH 6 - Dunia Erder
7 CH 7 - Dorston Citadel
8 CH 8 - Menhir Bastion
9 CH 9 - Emeric (Ext. Penjelasan setiap faksi yang menguasai suatu kerajaan)
10 CH 10 - Emeric 2
11 CH 11 - Raja Sullivan
12 CH 12 - Harapan
13 CH 13 - Teman Tapi Musuh
14 CH 14 - Aura Matilda
15 CH 15 - Bala Bantuan
16 CH 16 - Masih Seorang Polisi
17 CH 17 - Hawa Kegelapan
18 CH 18 - Harmoni
19 CH 19 - Celestials
20 CH 20 - Berkilauan (Ext. Penjelasan empat benua inti)
21 CH 21 - Cahaya Bulan
22 CH 22 - Tanpa Disadari
23 CH 23 - Perasaan Baru
24 CH 24 - Desa Kabut
25 CH 25 - Bahaya Mendekat
26 CH 26 - Lonceng Kematian
27 CH 27 - Balas Dendam
28 CH 28 - Terlalu Mudah
29 CH 29 - Kolam Pertemuan
30 CH 30 - Hasil Pertemuan (Ext. Penjelasan kekuatan tiap faksi)
31 CH 31 - Tavern
32 CH 32 - Kotak Hadiah
33 CH 33 - Doa dan Harapan
34 CH 34 - Harganya 250 Koin Emas
35 CH 35 - Cariole
36 CH 36 - Cariole 2
37 CH 37 - Banshee
38 CH 38 - Banshee 2
39 CH 39 - Arne dan Alisha
40 CH 40 - Ditangkap (Ext.Penjelasan Tingkatan Kekuatan Dunia Erder)
41 CH 41 - Mengambil Resiko
42 CH 42 - Koloseum
43 CH 43 - LUCAS
44 CH 44 - Kucing?
45 CH 45 - Es Krim Bekas
46 CH 46 - Sebuah Usaha
47 CH 47 - Cinta Untuk Banshee
48 CH 48 - Pertarungan Tiada Henti
49 CH 49 - Desa Goblin
50 CH 50 - Koloseum Semakin Memanas
51 CH 51 - Bukan Berarti Tidak Terkalahkan
52 CH 52 - Tunduk atau Mati
53 CH 53 - Setiap Detik Itu Berharga
54 CH 54 - Masuk Perangkap
55 CH 55 - Menyerah Bukanlah Pilihan
56 CH 56 - Alisha dan Ilymeira
57 CH 57 - Alisha dan Ilymeira 2
58 CH 58 - Angin Berhembus Membawa Kedamaian
59 CH 59 - Berlebihan
60 CH 60 - Cinta dan Kehancuran
61 CH 61 - Optimisme Menuju Badai Api
62 CH 62 - Keluarga Bukan Yang Utama
Episodes

Updated 62 Episodes

1
CH 1 - Aurora Crest Hotel
2
CH 2 - Neil Hooper
3
CH 3 - Monster Tiga Mulut
4
CH 4 - Di Tepi Jurang
5
CH 5 - Perwira Tangguh
6
CH 6 - Dunia Erder
7
CH 7 - Dorston Citadel
8
CH 8 - Menhir Bastion
9
CH 9 - Emeric (Ext. Penjelasan setiap faksi yang menguasai suatu kerajaan)
10
CH 10 - Emeric 2
11
CH 11 - Raja Sullivan
12
CH 12 - Harapan
13
CH 13 - Teman Tapi Musuh
14
CH 14 - Aura Matilda
15
CH 15 - Bala Bantuan
16
CH 16 - Masih Seorang Polisi
17
CH 17 - Hawa Kegelapan
18
CH 18 - Harmoni
19
CH 19 - Celestials
20
CH 20 - Berkilauan (Ext. Penjelasan empat benua inti)
21
CH 21 - Cahaya Bulan
22
CH 22 - Tanpa Disadari
23
CH 23 - Perasaan Baru
24
CH 24 - Desa Kabut
25
CH 25 - Bahaya Mendekat
26
CH 26 - Lonceng Kematian
27
CH 27 - Balas Dendam
28
CH 28 - Terlalu Mudah
29
CH 29 - Kolam Pertemuan
30
CH 30 - Hasil Pertemuan (Ext. Penjelasan kekuatan tiap faksi)
31
CH 31 - Tavern
32
CH 32 - Kotak Hadiah
33
CH 33 - Doa dan Harapan
34
CH 34 - Harganya 250 Koin Emas
35
CH 35 - Cariole
36
CH 36 - Cariole 2
37
CH 37 - Banshee
38
CH 38 - Banshee 2
39
CH 39 - Arne dan Alisha
40
CH 40 - Ditangkap (Ext.Penjelasan Tingkatan Kekuatan Dunia Erder)
41
CH 41 - Mengambil Resiko
42
CH 42 - Koloseum
43
CH 43 - LUCAS
44
CH 44 - Kucing?
45
CH 45 - Es Krim Bekas
46
CH 46 - Sebuah Usaha
47
CH 47 - Cinta Untuk Banshee
48
CH 48 - Pertarungan Tiada Henti
49
CH 49 - Desa Goblin
50
CH 50 - Koloseum Semakin Memanas
51
CH 51 - Bukan Berarti Tidak Terkalahkan
52
CH 52 - Tunduk atau Mati
53
CH 53 - Setiap Detik Itu Berharga
54
CH 54 - Masuk Perangkap
55
CH 55 - Menyerah Bukanlah Pilihan
56
CH 56 - Alisha dan Ilymeira
57
CH 57 - Alisha dan Ilymeira 2
58
CH 58 - Angin Berhembus Membawa Kedamaian
59
CH 59 - Berlebihan
60
CH 60 - Cinta dan Kehancuran
61
CH 61 - Optimisme Menuju Badai Api
62
CH 62 - Keluarga Bukan Yang Utama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!