Leo merasa kebingungan saat mendapati dirinya terperangkap dalam kegelapan yang sempurna. Dia berdiri di atas permukaan yang tampaknya seperti air hitam yang bergelombang, tapi semuanya hanya warna hitam yang dalam.
"Di mana ini? Apa yang terjadi?" gumam Leo dengan suara yang terdengar begitu kecil di keheningan yang gelap itu. Dia meraba-raba di sekelilingnya, tetapi tidak ada apa-apa yang bisa dia rasakan selain kekosongan dan kegelapan total.
Ketika dia mencoba untuk mengingat apa yang terakhir kali dia alami, semua informasi terasa kabur. Dunia Erder, Raja Sullivan, dan ingatannya yang dipenuhi dengan misteri tampaknya begitu jauh dan samar. Leo merasa terombang-ambing di antara ketidakpastian, tak tahu harus kemana atau apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Leo."
Di dalam kegelapan yang misterius itu, suara yang tak asing itu merayapi telinga Leo, memanggil namanya. Mendengar suara itu, jantung Leo berdebar dengan kencang, dadanya mulai sesak dan air mata mulai mengalir di wajahnya.
"Kakak?" serunya, mata Leo mencari-cari sumber suara itu. Dan di antara kegelapan, munculah seorang wanita yang memancarkan kecantikan dan kerinduan yang begitu kuat. Elara Demhian, kakak perempuan Leo yang telah lama hilang, berdiri di hadapannya.
Elara memiliki wajah yang memikat sama seperti adiknya, dengan mata berwarna biru yang teduh, rambut putih yang terurai panjang, dan senyuman yang memancarkan kehangatan. Dia mengenakan gaun yang mengalir dengan warna biru yang mencolok, kontras dengan latar gelap yang menyelimuti mereka.
Leo berusaha melangkah mendekati kakaknya, tetapi tubuhnya yang lemah tidak memungkinkannya. Dalam kegelapan yang menyelimuti mereka, ia akhirnya ambruk dengan perlahan, kedua tangannya menopang tubuhnya yang rapuh. Suara tangis pria dewasa yang berusia 25 tahun itu memenuhi ruangan gelap, mencerminkan keputusasaannya. Dengan suara gemetar, Leo mengakui, "Kakak, aku... aku tidak bisa." Air mata mengalir deras di pipinya saat ia merangkak dan berlutut di lantai air yang tak begitu gelap, "aku tidak bisa hidup tanpamu." Tetesan air matanya menimbulkan gelombang di air.
Namun, tangan lembut Elara yang memiliki paras cantik dan mata yang bersinar dengan kelembutan mengangkat perlahan wajah adiknya yang penuh keputusasaan. Elara tersenyum hangat di dalam kegelapan, memberikan jawaban tanpa kata-kata. Sementara latar tempat mereka adalah ruang gelap yang menyelimuti mereka, atmosfernya penuh dengan rasa sedih yang mendalam, seperti pemandangan yang mencerminkan hati yang terluka.
Kemudian, Elara berdiri perlahan dengan adiknya yang masih terjatuh dihadapannya. "Tidak perlu menangis, lagipula, kakak juga akan selalu menunggu kehadiranmu, Leo," ucap Elara dengan suara lembut yang penuh harapan. "Di dunia ini bukan di dunia yang lain, kita pasti akan kembali bersama." Leo sempat terdiam mendengar kata-kata kakaknya, namun ada sedikit ketenangan yang merayap ke dalam hatinya, bahkan di tengah kegelapan yang melingkupi mereka.
Tak lama kemudian Leo mulai menyadari arti pernyataan kakaknya, matanya melebar dalam kebingungan dan harapan. Air mata mulai mengisi sudut-sudut matanya yang berkaca-kaca. "Apa maksud kakak? Apa kakak masih hidup?" Suaranya lirih, penuh dengan campuran antara harapan dan ketidakpercayaan.
Elara hanya tersenyum dengan lembut, tatapannya yang hangat menyelinap ke dalam jiwa Leo. "Kita harus kuat, Leo," katanya dengan nada yang penuh makna. "Kamu harus kuat."
Pandangan Leo berubah, bagai sebuah sinar harapan yang terang dalam kegelapan hatinya yang sedih. Dia merasakan dorongan besar di dalam dirinya, dorongan untuk berdiri dan mendekati kakaknya yang telah lama dia cari. Hati Leo penuh dengan kehangatan dan rasa kasih saat akhirnya ia dapat berdiri, langkahnya yang berat berjalan menuju Elara, dan mereka memeluk erat satu sama lain. Dalam pelukan itu, dunia mereka yang penuh misteri dan kegelapan seakan menyatu, menciptakan momen yang penuh makna dan kebahagiaan.
Elara mengelus lembut rambut Leo, getaran lembut terasa dalam setiap sentuhan jari kakaknya. "Sekarang, terimalah kekuatan yang memang layak kamu dapatkan," bisiknya dengan lembut, "Jadilah yang terkuat, Leo. Dunia ini bukanlah dunia yang sama seperti dunia kita yang dulu."
Leo merasakan dorongan yang mendalam dalam perkataan Elara. Hatinya merespons panggilan itu, mengetahui bahwa di dunia ini, kekuatan adalah kunci untuk bertahan hidup. Dia menatap kakaknya dengan mata yang penuh tekad dan harapan. "Kakak, berjanjilah padaku jika kita akan segera kembali bersama."
Elara tersenyum lembut, mata mereka bersatu dalam sebuah kesepakatan yang kuat. "Itu janji kita berdua," jawabnya dengan mantap.
Mereka terus berpelukan, meratapi waktu yang terbatas namun juga bersyukur karena mereka akhirnya bersama kembali. Dalam pelukan itu, dunia yang penuh misteri di sekitar mereka seakan menghilang, meninggalkan mereka dalam momen kebahagiaan yang tulus dan penuh arti.
Hingga akhirnya, Leo tersadar sepenuhnya dan keluar dari tempat gelap itu, dan juga keluar dari sekilas memori yang tersimpan di dalam Menhir Bastion. Di sekitarnya, suara berisik dari batu yang berputar bersama dengan suara-suara aneh lainnya terdengar memenuhi udara, menciptakan suasana yang berubah drastis. Cahaya ungu yang menyilaukan terpancar melalui kolam yang mengelilingi Menhir Bastion.
"Leo! Menjauhlah dari sana!" Teriakan Belladona memecah kebisingan, memaksa Leo untuk mencoba memahami situasi.
Sambil menjaga tangannya tetap menyentuh Menhir, dia melihat ke atas batu itu. Bagian terakhir dari Menhir Bastion telah berhenti berputar, namun yang mencolok bukan cahaya perak seperti sebelumnya, melainkan cahaya ungu kehitaman yang memancar dari batu itu dan menjalar melalui seluruh air kolam yang mengelilinginya.
Belladona terus berteriak, seraya berusaha mendekati Leo. "Leo, cepat, lepaskan tanganmu dan pergi!" Dia terlihat sangat khawatir. Tepat pada saat itu, tulisan 'Faksi Nythorian' mulai terukir dengan jelas di batu tersebut, seolah-olah menjadi penegasan atas peristiwa yang sedang terjadi. Leo memahami arti dari semua ini dan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Menurutnya, ini adalah 'kekuatan' dimaksudkan oleh Raja Sullivan dan Kakaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments