Ba 4

"Untuk apa kamu membawa gadis tompel itu ke rumah kita Ra, bukankah pembantu kita sudah ada dua?" Tanya Bayu, tentu terdengar oleh Bening yang sedang mengekori mereka.

"Sombong amat!" Batin Bening. Jika disuruh memilih, Bening lebih baik bekerja sebagai pembantu daripada menjadi istri pria sombong di depannya. Apa lagi menjadi istri kedua, sungguh tidak bermimpi bagi Bening. Walaupun wajahnya tompel dia tidak mau menjadi yang nomor dua. Manusia boleh berharap seperti Bening, walaupun wajahnya tidak mulus. Ia yakin, Allah akan memberikan jodoh yang terbaik bagi orang yang baik.

"Suuuttt... nanti aku jelaskan Mas" Bisik Naura di samping suaminya itu, lagi-lagi masih terdengar di telinga Bening.

"Bening... mari aku tunjukkan kamar kamu." Naura menoleh ke belakang. Bening mengangguk menyembunyikan rasa kesal kepada pria yang angkuh itu.

"Biar pembantu saja yang urus si tompel Ra, kita ke kamar saja," Cegah Bayu menahan tangan istrinya.

"Mas Bayu duluan ya," Naura mendorong suaminya agar ke kamar utama. Sementara dirinya mengajak Bening ke lantai dua.

"Ini kamar kamu Bening," Kata Naura.

Bening mengedarkan pandanganya ke seluruh luas kamar. Kamar ini memang luas, tetapi bagi Bening, akan lebih nyenyak tidur di rumah bersama Lisa sang ibu. Tetapi, nyatanya ibunya butuh perawatan dan Bening lah yang harus berjuang keras demi ibu. Bening rasanya ingin menangis saja, kian hari keadaan ibunya semakin memprihatinkan.

"Semangat Bening" Batinya, menyemangati diri sendiri, walaupun apa yang akan ia lakukan tidak sesuai dengan hati nurani nya.

"Bening, ini baju-baju saya yang sudah tidak terpakai, tetapi masih layak kok," Naura menunjukkan pakaian di dalam lemari. "Bening... heee," Naura menepuk pundak Bening yang sedang merenung.

"Oh iya Non." Bening terkejut, lalu mengalihkan pandanganya ke dalam lemari pakaian yang sudah dibuka oleh Naura. Pakaian yang tidak sesuai denganya. Bukan karena pakaian itu sudah bekas. Namun, yang menjadi persoalan adalah; Bening gadis berhijab tentu tidak mau mengenakan pakaian yang kurang bahan itu.

"Oh iya Ning, kamu pasti kurang cocok dengan pakaian ini, tetapi di lemari sebelah itu ada yang panjang-panjang kok," Naura ternyata tahu apa yang dipikirkan Bening.

"Iya Non... terimakasih." Pungkas Bening. Ia menatap langkah Naura yang keluar meninggalkan dirinya sendiri di kamar. Bening duduk di ranjang empuk merenung. Ya... saat ini memang akan tidur di kasur empuk, tetapi bagaimana kehidupannya ke depan jika benar nanti menjadi istri pria sombong itu. Bening hanya bisa berdoa, semoga pria sombong itu menolak di jodohkan dengannya.

Bening pun ke kamar mandi, gadis berhijab itu melepas kerudung. "Yaah... basah. Bagaimana ini? Mana tidak ada gantinya lagi," Gerutu Bening kala kerudung nya jatuh ke lantai yang basah. Bening pun mencuci kerudung yang sudah basah lalu menyangkutkan di paku.

************

Di dalam kamar utama, Naura menyampaikan maksudnya, mengapa mengajak Bening tinggal di rumah mereka. Entah apa tujuan Naura segitu antusias nya menjodohkan suaminya dengan Bening, masih menjadi misteri.

"Kamu sudah gila Ra! Mana ada istri yang rela menyerahkan suaminya kepada wanita lain!" Tandas Bayu. Dia menatap mata istrinya itu, berharap bahwa Naura hanya bercanda.

"Mas... jika kamu mau menikah dengan Bening, kamu tidak akan kesepian lagi, ada yang mengurus kebutuhan kamu sehari-hari. Kamu kan tahu, aku sering syuting lama di luar negeri" Jawab Naura enteng.

"Kamu benar-benar sudah gila!" Bayu melempar dasi ke sofa. "Kamu ini seorang istri, tapi tidak pantas disebut istri!" Bayu emosi dan kecewa, ternyata hanya segini cinta Naura terhadapnya. Padahal, Bayu selama ini mencurahkan cinta dan kasih sayangnya untuk Naura.

"Selama ini kamu tidak pernah mengurus aku Ra, dan anehnya malah mencarikan aku jodoh wanita buruk rupa itu!" Kemarahan Bayu memuncak.

"Mas... kalau kamu mencintai aku, dengarkan! Nikahi Bening." Naura memegangi kedua tangan suaminya. Namun, Bayu menepisnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar. Suara daun pintu di banting tidak hanya mengejutkan Naura, tetapi juga para asisten.

Waktu berganti, entah kemana perginnya Bayu hingga dini hari pria itu baru pulang. Dengan wajah suntuk, ia masuk rumah ketika sudah dibukakan pintu oleh asisten. Dari kejauhan Bayu menatap wanita yang sedang duduk di kursi meja makan berpakaian merah dan membungkus kepalanya dengan syal.

"Habis darimana istriku? Tumben. Dia pakai syal," Gumamnya lalu mendekati wanita yang dia kira istrinya itu. Tanpa ragu Bayu memeluk wanita itu dari belakang.

"Kiaaaaa..." Seru wanita itu, seketika berdiri menjauh hingga kursi yang dia duduki terbalik, menjaga jarak. Ternyata wanita itu adalah Bening yang mengenakan baju tidur milik Naura. Karena tidak mempunyai kerudung, Bening terpaksa menutup leher dan kepala dengan syal.

"Heh! Ngapain kamu pakai baju istriku?! Dasar tompel!" Hardik Bayu, menatap Bening horor.

"Maaf Tuan... saya hanya ambil minum saja." Bening pun meninggalkan meja makan, kembali ke kamarnya.

Semantara Bayu menyesali perbuatannya karena telah memeluk Bening. "Huh dasar! Kenapa wanita itu mengenakan pakaian Naura, apa sengaja dia ingin menggoda aku!" Bayu bermonolog lalu masuk ke kamar.

"Mas... darimana saja," Naura yang sudah mengenakan pakaian tipis menyambut kedatangan suaminya itu.

"Aku kangen sama kamu," Lirih Bayu. Mana bisa Bayu marah dengan istrinya itu. Segera ia rengkuh tubuh wangi istrinya, ingin menyalurkan hasrat yang dia tahan sejak salah memeluk Bening.

"Jangan malam ini Mas... Pleass..." Tolak Naura.

"Kamu ini kenapa sih Ra! Setiap aku minta hak, selalu menolak!" Bayu lagi-lagi emosi. Sudah hampir satu bulan ini istrinya selalu menolak jika di ajak melakukan hubungan suami istri.

Bayu pun kesal akhirnya tidur di sofa tidak mau tidur bersama Naura.

**********

Hari demi hari Naura terus meyakinkan suaminya itu, agar mau menikahi Bening. Satu bulan kemudian pada akhirnya Bayu menikahi Bening, tetapi bukan karena Bening itu sendiri, melainkan Demi cintanya pada Naura.

Hanya dengan menikah siri, Bening kini sudah sah menjadi istri kedua Bayu. Malam itu Bayu bukan ke kamar Bening untuk melakukan malam pertama. Memilih menyibukkan diri di ruang kerja. Sedangkan Naura sudah terbang ke luar negeri tadi siang setelah pernikahan Bayu dan Bening selesai.

Bayu pun akhirnya telepon asisten agar dibuatkan minum untuk teman kerja.

Tok tok tok.

"Masuk" Jawab Bayu. Derit pintu berbunyi itu tandanya minuman yang Bayu pesan sudah diantar.

"Kopinya Tuan."

Bayu mendengar suara wanita tetapi bukan bibi orangnya. Ia segera berpaling dari lap top menatap siapa yang meletakan secangkir kopi untuknya di atas meja sebelah sikunya.

"Kenapa kamu yang membuat kopi!? Pasti kopi buatan kamu tidak enak! Panggil bibi!" Bayu kesal begitu melihat Bening.

"Baik Tuan." Bening pun balik badan, meninggalkan ruang kerja sambil menggerutu. "Huh! Sombong! Belum juga merasakan nikmatnya kopi buatan gadis tompel sepertiku," Gumam Bening, tentu masih terdengar oleh Bayu.

"Heh! Tompel?! Bicara apa kamu barusan?!" Bayu beranjak menghampiri Bening yang akan membuka pintu.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

...

2024-04-21

1

Syin Airinazanresky Resky

Syin Airinazanresky Resky

pasti tompel di bening cuma tempelan aja awas ya Bayu klu lihat wajah bening jadi bucin

2024-04-12

1

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

entah kenapa aku suka ngakak sendiri kalau bayi panggil si tompel 😀😀

2024-04-06

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!