Bab 17

Antara kesal dan kasihan campur aduk menjadi satu di hati Bening. Begitu melihat Bayu mengenakan daster, Bening sebenarnya tidak tega mengerjai suaminya itu, tetapi Bening juga tidak mempunyai pakaian yang lain.

"Sudahlah, saya mau berangkat," Bening melihat jam dinding sudah hampir jam tujuh, bisa-bisa terlambat.

"Ning... tolong jangan pergi," Bayu merengek seperti anak kecil. Sebenarnya tidak masalah jika dia ikut mengantar Bening ke toko sekaligus pulang ganti pakaian. Akan tetapi yang menjadi masalah bagaimana caranya Bayu keluar dari rumah Bening. Dalam keadaan memakai daster tentu akan menjadi tontonan seperti badut dan banyak orang yang mentertawakan dirinya.

"Sebaiknya Tuan menunggu disini," Bening menyarankan agar Bayu menyuruh Wawan ambil baju ganti.

"Cek! Masa saya disisi sendiri Ning, sama kamu lah," Bayu keberatan dengan usulan Bening. Bayu baru tahu Bening wataknya lebih keras dari Naura.

"Toko itu hidup saya Tuan, saya tidak bisa seenaknya minta izin. Hanya pemilik toko itu yang mau menerima orang seperti saya bekerja, wanita yang tidak berpendidikan," Kata Bening panjang lebar.

"Kamu jangan khawatir masalah uang Bening, saya bisa kok, memberikan apapun yang kamu mau," Kata Bayu diplomamatis.

"Saya tahu, dengan uang yang Anda dan istri Anda miliki mampu membeli apapun, termasuk harga diri saya," Pungkas Bening, kemudian benar-benar pergi.

Bayu tertohok mendengar ucapan Bening, dia hanya bisa memandang istrinya itu berjalan menjauh darinya. Kini hati Bayu merasa diobrak abrik oleh wanita yang bermana Bening. Gadis lugu, tampak kalem dan pendiam ternyata karakter nya tidak bisa ditebak.

Bening memang perhatian, penyayang dan pengertian, tetapi hanya dalam waktu sekejap mood nya akan berubah galak jika merasa dirinya benar, tidak takut kepada siapapun termasuk dirinya.

Bayu balik badan setelah Bening tak terlihat lagi, ia ambil handphone mencari nomor seseorang. "Wan, antar Bening ke toko. Setelah itu, kamu pulang ke rumah ambil pakaian saya," Perintah Bayu kepada Wawan via telepon.

Bayu meletakan kembali handphone, lalu pandangan matanya tertuju ke meja kecil. Meja untuk menyimpan makanan tetapi bukan meja makan mewah seperti di rumahnya.

"Apa ini? Sepertinya enak," Bayu ambil piring dan kopi membawanya ke ruang tamu. Ia seruput kopi sedikit lalu menggigit ubi goreng tepung.

"Emmm... enak juga," Bayu menikmati sarapan yang belum pernah dia makan hingga habis tiga potong. Setelah kenyang ia masuk ke kamar Bening.

Bayu memindai sekeliling kamar tanpa tempat tidur itu menghela napas berat. Ternyata begini keadaan istrinya. Tidur beralas karpet tentu bukan karpet mahal seperti di rumahnya, melainkan karpet plastik.

Andai Bayu tahu, istrinya itu orang yang selalu mengalah. Jangankan hanya tempat tidur yang diberikan untuk Lisa. Nyatanya menyerahkan dirinya hidup dalam tekanan Bayu pun tidak menolak, tentu demi kesembuhan ibunya.

Bayu menuju kaca kecil yang ditumpangkan ke atas meja. Tidak ada apa-apa di depan kaca tersebut, jangankan meja rias, yang ada hanya sisir dan foundation berwarna gelap. Tentu Bayu tidak tahu untuk apa foundation tersebut.

Sangat berbeda dengan kamar pribadinya yang dipenuhi alat make up milik Naura dari berbagai macam merk, dengan harga selangit.

"Hah..." Bayu membelalakan mata, kala menatap tampilannya di depan kaca. Ia memutar tubuhnya ingin tahu seperti apa tampilannya di belakang dengan menggunakan pakaian mak-mak itu.

"Ahahaha..." Bayu terbahak-bahak seorang diri kala melihat wajahnya yang tumbuh jenggot sedikit, tetapi mengenakan daster merasa geli sendiri.

Tok tok tok

Mendengar pintu diketuk, Bayu berjalan cepat ke depan membuka pintu.

"Tuan..." Wawan terperangah, kala melihat tampilan bosnya seperti mak-mak menahan tawa.

"Kenapa kamu cengar cengir?! Mana baju ganti saya?!" Ketus Bayu tidak terima supirnya mentertawakan dirinya. Ia menarik tas jinjing dari tangan Wawan lalu membawanya ke kamar Bening. Bayu mengganti daster yang sudah melekat di badannya selama satu jam lebih itu.

"Antar saya ke rumah Mama Wan," Titah Bayu setelah berpakaian, ternyata Wawan pun tengah menghabiskan ubi tanpa izin, karena memang lapar. Sejak jam 6 sudah harus berangkat mengantar Bayu hingga tidak sempat sarapan.

"Baik Tuan" Wawan segera beranjak, tetapi ubi yang ia makan masih menyangkut di tenggorokan karena tidak ada minum.

"Ambil air di atas meja sana," Bayu rupanya paham walaupun Wawan tidak berbicara. Wawan mengangguk lalu menuang air putih dari teko, walaupun sebenarnya ingin minum kopi, tetapi Wawan harus menahanya. Setengah gelas air putih Wawan teguk kemudian menyusul Bayu yang sudah menunggu di teras rumah.

Matahari sudah menyinari bumi, karena saat ini sudah jam 10 pagi, embun yang membasahi rumput jalanan di pinggir sawah pun telah mengering. Dengan demikian Bayu melalui jalan itu tidak terlalu sulit seperti saat jam 6 tadi.

Mobil Bayu yang dikendarai Wawan, tiba di rumah mewah yang terletak di Cibubur Jakarta timur.

"Mama sama Papa ada Mbak?" Tanya Bayu kepada art begitu masuk rumah yang jarang dia kunjungi.

"Tuan ke kantor Den, kalau Nyonya sedang di dapur," Jawab art menatap Bayu yang sudah pergi.

Bayu segera ke dapur, menghampiri wanita yang berusia 55 tahun itu yakni sang mama. Mama Bayu yang sedang membuat kue rupanya tidak menyadari kehadiran putra semata wayangnya itu.

"Kok seperti mencium parvum Bayu," Kata Leanna, mengendus angin.

"Masak kue apa Ma?" Tanya Bayu yang berdiri di belakang Leanna, mengulum senyum.

"Kamu masih ingat pulang rupanya?!" Ketus Leanna menoleh Bayu melengos. Ia kesal jarak pondok indah ke Jakarta timur tidaklah jauh, tetapi mengapa anaknya tidak mau berkunjung.

"Mama..." Kata Bayu, balik badan menuju kamarnya, jika sudah begitu, Bayu lebih baik menghindar dari sang mama. Inilah alasan Bayu mengapa tidak mengunjungi orang tuanya. Sebab, Bayu pasti akan kena omelan mamanya.

"Teruskan Mbak" Titah Leanna. Sekesal kesalnya orang tua pasti tidak tega mengacuhkan anaknya. Leanna melimpahkan tugasnya membuat kue kepada art lalu menyusul Bayu.

"Kamu tumben, menjenguk Mama, biasanya lebih berat istri kamu daripada Mama," Sindir Leanna, duduk di ranjang dimana Bayu sedang berbaring.

"Mama... kalau tidak suka Bayu kesini aku mau pulang saja," Jawab Bayu. Rupanya anak dengan mama itu sama-sama keras kepala. Maka setiap Bayu datang sering bertengkar.

"Sekarang mama mau tanya, kenapa kamu datang kemari tidak mengajak istri kamu?" Tanya Leanna lebih lembut.

"Naura sedang..."

"Sedang sibuk! Pasti itu alasannya kamu kan Bayu?" Potong Leanna.

"Kalau menuruti kesibukan, tidak akan ada habisnya Bayu... istrimu itu sibuk syuting, sedang keluar negeri, hingga kamu pun kena pengaruhnya, sampai lupa sama orang tua kamu sendiri," Omel Leanna.

"Mau sampai kapan kamu begini Bayu? Rumah tangga yang seperti kamu jalani itu sudah tidak sehat," Leanna geleng-geleng kepala.

Leanna menatap sendu wajah Bayu, gurat kekecewaan tampak nyata. Kenapa anaknya bisa menjauh darinya. Kadang Leanna berpikir, ingin kembali ke masa Bayu kecil, Bayu anak yang penurut tidak pernah membantahnya jika dinasehati. Namun, setelah menikah Bayu serasa menjauhi dirinya.

Sementara Bayu akhirnya tidur hingga siang hari kemudian dibangunkan art agar makan siang. Selesai makan ngobrol dengan mamanya. Namun belum berani bercerita jika ia telah menikah lagi.

"Sudah sore Ma, aku pulang dulu." Pamit Bayu.

"Kamu ini Bay... kenapa tidak menginap saja, lagi pula kan istrimu tidak ada di rumah." Cegah Leanna.

"Aku mau menjemput...." Bayu tidak melanjutkan ucapanya.

"Menjemput siapa Bay?"

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

rasain loe bayu. makanya jangan sombong sama org yg gak punya

2024-01-14

2

Erina Munir

Erina Munir

jemput bening mah...😁😁 mang brani luh bayu..

2024-01-14

0

Ani Ani

Ani Ani

isteri ku

2024-01-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!