Bab 20

Selesai merayakan keberhasilannya di restoran, Naura pulang ke apartemen bersama menejer. Ia tersenyum meletakan penghargaan di lemari kaca, diantara penghargaan yang lain. Cita-citanya untuk go internasional kini telah tercapai. Saat ini yang harus Naura pikirkan bagaimana mempertahankan keberhasilan itu agar lebih baik di tahun yang akan datang.

Hari ini tidak ada Syuting dengan begitu, Naura akan memanjakan diri, menghubungi salon kencantikan. Setelah menyampaikan maksudnya kepada pemilik salon via telepon, Naura menghubungi Munah yang ia jadikan mata-mata.

"Mudah-mudahan... Mas Bayu dengan Bening sudah melakukannya," Gumam Naura, saat menunggu panggilan teleponnya diangkat Munah.

"Hallo Non," Jawab Munah dari Indonesia.

"Bagaimana Mun, apakah Bening dengan Tuan Bayu sudah akur?" Tanya Naura ingin tahu.

"Kalau saya lihat, sudah akur Non, sekarang Tuan menginap di rumah Bening," Munah melaporkan apa yang dia lihat dan dia dengar tentang Bayu, maupun Bening.

"Yes!" Naura kegirangan, segera memutuskan panggilan. Sebenarnya dia ingin telepon Bayu, menyampaikan hari bahagia nya. Namun, Naura tidak ingin mengganggu suaminya dengan Bening.

"Aku heran, kenapa Mas Bayu aneh ya" Naura bingung. Ia tidak menyangka jika seorang Bayu yang biasa hidup mewah, mau menginap di rumah Bening, tempat kumuh bahkan tidak ada akses jalan.

"Ah, masa bodo, yang penting Mas Bayu segera punya anak" Naura komat kamit seraya senyum-senyum di tempat tidur. Membayangkan jika Bening sudah punya anak dari Bayu, Naura akan berusaha memisahkan Bayu dari Bening. Setelahnya, Bayu akan menjadi milik Naura seutuhnya.

"Hihihi..."

Naura berpikir, setelah suaminya bercerai dengan Bening, hak asuh anak pasti akan jatuh ke tangan Bayu, karena Bening pasti tidak akan mampu membesarkan anaknya dengan keterbatasan ekonomi. Dengan begitu, Naura bisa membesarkan anak Bayu, tanpa harus mengandung dan melahirkan, yang akan membuat tubuhnya tidak cantik lagi.

"Mudah-mudahan, Mas Bayu akan menyembunyikan pernikahan keduanya dengan mertua, dengan begitu, aku bisa mengakui bahwa yang mengandung anak Bening nanti adalah aku," Monolog Naura sambil cekikikan.

************

Jika di ibu kota W pagi hari, di Jakarta saat ini malam.

"Tuan tidur di kamar Ibu saja," Kata Bening ketika Bayu mengikutinya ke kamar tanpa ranjang.

"Aku mau tidur disini sama kamu," Kata Bayu, pria itu sok kuat, padahal belum pernah merasakan tidur di lantai, jika malam terasa dingin. Apa lagi rumah Bening di kelilingi sawah.

"Jangan! Nanti masuk angin lagi!" Tolak Bening khawatir disalahkan jika Bayu sakit.

"Ya, aku mau tidur di kamar Ibu, tapi sama kamu ya," Bayu bangun dari lantai.

"Ya sudah..." Bening pun akhirnya menuruti Bayu pindah ke sebelah. Tempat tidur bukan yang mahal tapi lumayan agak besar. Bening sengaja membeli yang muat untuk tidur berdua. Karena selama bu Lisa sakit, Bening selalu menemani.

"Aku jadi kangen ibu." Tiba-tiba Bening murung dipeluk erat guling Lisa, pengobat rindu.

"Besok... kita menjenguk ibu," Kata Bayu. Membuat Bening tercengang, ia menurunkan guling ke pangkuan menatap Bayu yang sudah terlentang. Bening tidak percaya akan ucapan Bayu.

Masih segar dalam ingatan Bening, kala Bayu memandang Lisa tidak suka, saat di hotel baru pertama kali bertemu. Tidak hanya itu, Bayu juga memaki-maki Lisa hingga membuat Bening sakit hati.

"Nggak usah repot-repot!" Ketus Bening, lalu tidur miring membelakangi Bayu.

"Tidak repot kok, besok kita menjenguk ibu sama-sama," Bayu berkata serius. Sepi, tidak ada jawaban, Bayu miring menghadap Bening yang tidur memunggungi.

"Ning..." Panggil Bayu. Kala netranya menatap pantat Bening ada noda disana. Namun, Bening bergeming.

"Ning... hee... kamu lagi dapat ya?" Tanya Bayu mengingatkan.

"Dapat apa?!" Ketus Bening, tanpa menoleh.

"Celana kamu tembus itu," Jujur Bayu, seketika Bening terperangah.

"Haahh..." Bening segera bangun turun dari ranjang berlari ke kamar mandi. Bayu terkekeh melihat Bening dari belakang.

"Ya Allah... aku malu," Gumam Bening ketika sudah di kamar mandi, rasanya ingin menyembunyikan wajahnya. Setelah selesai ganti celana, Bening kembali ke kamar. Lumayan agak lama, sebab Bening mencuci celana dulu.

Tiba di kamar, napas halus terdengar dari pria yang sudah menjadi suaminya itu, rupanya sudah tidur. Perlahan Bening naik ke tempat tidur agar jangan mengganggu tidur suaminya itu.

Bening merebahkan tubuhnya menatap wajah Bayu, ia tidak percaya jika pria tampan itu tidur bersamaannya. "Ah, andai saja dia bukan milik wanita lain" Kata Bening dalam hati.

Bening meraba wajahnya, untuk saat ini ia tidak akan menampilkan wajah aslinya, biar saja pria yang tulus dengan Bening mencintainya bukan karena kecantikan melainkan hatinya.

Tiga hari kemudian, Bayu tinggal bersama Bening. Pria itu belajar menjadi orang susah. Makan seadanya, tidur di kasur keras, bahkan mandi dan buang air bukan di tempat yang semestinya.

"Nanti pulang kerja, kita pulang ke pondok indah dulu ya," Kata Bayu, saat ini sedang sarapan nasi uduk khas Betawi yang Bening buat.

"Iya" Bening menjawab pendek. Ia sebenarnya kasihan, Bayu tinggal di tempat seperti ini, tetapi Bening mulai terharu. Ternyata Bayu tidak seburuk yang dia sangka. Tinggal di kampung sawah selama tiga hari, Bayu mulai sedikit mengikuti budaya orang pinggiran.

Mereka berangkat bersama, setelah mengantar Bening bekerja, Bayu kemudian ke kantor. Begitulah yang Bayu lakukan selama tiga hari.

Seperti biasa, pulang kerja Bening lantas memasak di dapur, tetapi kali ini di rumah Bayu. Bening memasak spesial untuk Bayu, tentu yang enak-enak tidak seperti di rumahnya.

Tok tok tok.

"Mun, ada tamu..." Kata bibi, menyuruh Munah yang membuka pintu. Sayup-sayup terdengar jawaban Munah, sembari berjalan ke depan.

"Nyonya..." Sapa Munah, rupanya yang datang Leanna bersama pria yang berusia 60 tahun tetapi masih gagah dan berwibawa, ia adalah papa Bayu.

"Bayu sudah pulang Mun?" Tanya Leanna.

"Sudah Nyonya, beliau di ruang kerja," Jawab Munah. Mendengar kata itu, Malik papa Bayu segera menyusul putranya ke ruang kerja. Berpisah dengan Leanna tengah menuju ruang keluarga.

"Siapa yang lagi masak Mun?" Tanya Leanna, ketika sedang meluruskan kaki di kursi, netranya menatap wanita berjilbab sedang memasak.

"Oh itu... namanya Bening Nyonya... pe-pembantu baru. Iya pembantu Baru," Jawab Munah sekenanya. Munah sebenarnya tidak rela jika wanita tompelan itu yang menjadi istri Bayu. Munah kecewa, mengapa Naura tidak menyuruh dirinya saja. Hanya Munah yang tahu rahasia Naura di rumah itu.

"Pembantu? Buat apa Naura cari pembantu banyak-banyak, bukanya sudah ada kamu sama bibi," Nyonya menjawab sembari berlalu ke dapur ke dapur menghampiri Bening.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

Vera Aurel

Vera Aurel

salam kenal,,saling suport

2024-03-20

0

Ani Ani

Ani Ani

bagus ibu nya tahu

2024-01-14

1

Qorie Izraini

Qorie Izraini

Rahasia apa tyg di sembunyi kan Naura...
dan hanya Munah yg tau...

2023-12-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!