Bab 3

"Duduk Ning?" Kata Naura ketika Bening sudah berdiri di hadapannya. Bening merasa aneh artis di depanya sedang menghisap rokok lalu mematikan dengan cara menekan di asbak begitu Bening tiba. Bening pun menarik kursi duduk berhadapan dengan Naura.

"Kamu mau pesan apa Ning?" Tanya Naura, memandangi wajah Bening yang ada dua tompel di pipi itu, lalu memegang pipinya sendiri. Naura merasa ngeri jika wajahnya begitu tentu tidak akan mendapatkan job lagi.

"Tidak usah Non," Tolak Bening dia sudah tidak sabar pekerjaan apa yang akan diberikan Naura kepadanya.

"Kamu sudah tidak sabar rupanya. Hahaha..." Naura tertawa lebar. Tidak minta persetujuan Bening, ia memesan juice buah seperti dirinya.

"Bening, kamu tamatan apa?" Selidik Naura. Mulai mengorek jati diri Bening.

"Saya hanya lulusan SMP Non." Jujur Bening, gurat kesedihan muncul di wajahnya. Seketika dia ingat. Andai saja punya biaya tentu dia akan melanjutkan ke SMA. Namun, semua sudah takdir yang harus Bening terima. Jika ibunya tidak depresi, walaupun tanpa ayahnya tentu ia bisa bekerja apapun yang penting bisa melanjutkan sekolah.

"Kok kamu malah sedih Ning, jangan khawatir, kamu nanti bisa sambil sekolah paket C, kok." Naura menyemangati.

"Benar Non," Bening bersemangat, walaupun hanya paket C, setidaknya mampu menjembatani dirinya masuk ke perguruan tinggi. Entah akan tercapai atau tidak, Bening harus berharap agar lebih baik.

"Gampang itu sih." Naura meneguk juice yang baru saja dihidangkan oleh pelayan. Keduanya ngobrol ringan sambil minum. Naura menanyakan tentang keluarga Bening terutama ayah.

"Oh iya Non, lalu pekerjaan apa yang akan Nona Naura berikan untuk saya," Bening sejak tadi menunggu. Namun, Naura justeru tanya ini itu mengubah profesi nya sebagai artis mendadak menjadi wartawan, hingga lupa apa tujuan awal untuk apa mereka janji bertemu disini.

"Oh iya, satu lagi aku mau tanya sama kamu jawab dengan jujur," Tegas Naura. "Apakah kamu sudah mempunya pacar, calon suami, atau bahkan sudah menikah?" Cecar Naura.

"Maaf Ning, kalau aku tanya begini, karena ini penentuan apakah kamu layak menerima pekerjaan yang akan aku berikan kepadamu."

"Tidak punya Non, pria mana yang mau sama wanita tompelan seperti saya ini," Bening menarik kerudung untuk menutup tompel nya.

Naura tersenyum lega. "Kamu ini Ning, jodoh itu tidak pandang cantik atau buruk. Inilah pekerjaan yang akan aku berikan kepadamu. Kamu akan aku jodohkan dengan pria kaya raya, apapun yang kamu mau tidak akan kekurangan terutama untuk kesembuhan ibumu."

"Menikah? Potong Bening terkejut." Kenal saja baru, tetapi artis di depanya mau menjodohkan dirinya. Pasti jodohnya itu pria tua dan sakit-sakitan atau siapa hanya Naura yang tahu.

"Jika Nona minta saya merawat bapak Nona yang sudah renta. Saya siap Non, tetapi saya rasa tidak harus menikah." Tolak Bening sopan.

"Hahaha..." Tawa Naura, mengejutkan Bening. Walaupun orang pinggiran, Bening tahu bagaimana cara wanita tertawa.

"Kamu akan aku jodohkan dengan suami saya." Kata Naura tanpa ragu.

"Apa?!" Tandas Bening. Gadis itu berdiri, kontan suaranya yang memekik menjadi perhatian orang yang sedang menikmati kopi dan cemilan sore.

"Tunggu Bening, dengarkan dulu penjelasan saya." Naura menahan tangan Bening dan memintanya untuk duduk kembali.

"Apa maksudnya Nona, mana ada istri yang rela suaminya menikahi wanita lain? Pasti Nona mempunyai maksud tertentu bukan?!" Bening nerocos tidak takut lagi.

"Oh, saya tahu! Karena Nona tidak tahan dengan sikap suami Anda yang sombong itu, lantas mau memberikan kepada saya bukan?! Karena saya gadis buruk! Saya tidak mau!" Tolak Bening tegas.

"Kamu salah Bening, Mas Bayu itu orangnya baik kok, tak kenal maka tak sayang. Kalau kamu sudah menikah nanti pasti akan tahu seperti apa suami saya." Naura meyakinkan Bening.

"Saya tidak mau!" Bening keluar dari Cafe, tidak perduli dengan orang-orang yang memperhatikan dirinya. Naura menyelempang tas yang harganya selangit itu, kemudian mengejar Bening hingga tiba di parkiran, Naura menyandak lengan Bening.

"Kamu tidak bisa menolak perintah saya Bening! Jika kamu menolak menikah dengan Bayu, saya pastikan kamu akan masuk penjara. Ibu kamu saya keluarkan dari rumah sakit, dan entah apa nasib ibu kamu. Pasti akan keluyuran di pinggir jalan. Ambil makanan di tempat sampah, dan tidur di kolong jembatan. Belum lagi ibu kamu akan membunuh orang." Ancam Naura panjang lebar.

"Apa maksud Anda?!" Bening menatap wanita di depanya geram. Naura ternyata wanita gila, lebih gila dari ibunya. Lagi pula apa maksudnya Naura akan memenjarakan dirinya, selama ini Bening tidak pernah melanggar hukum.

"Kamu sudah menandatangani perjanjian ini Bening, kamu baca ini." Naura memberikan map.

Dengan tangan gemetar, Bening membaca kata demi kata. Ternyata dalam perjanjian itu jika Bening mengingkari janji maka Naura akan menuntut nya.

"Anda gila." Bening melempar map, lalu di tangkap Naura. Jika Naura tertawa lebar, sebaliknya, Bening menangis tergugu.

"Bagaimana Bening, kamu memilih menikah dengan suami saya, tetapi ibu kamu aman di rumah sakit. Bahkan kamu bisa menjenguk setiap hari." Naura memberi penawaran.

"Cepat atau lambat ibu kamu akan kembali pulih dan kalian bisa berkumpul seperti apa yang kamu harapkan." Naura memberi harapan.

"Tetapi... ada pengecualian Bening, jika kamu membatalkan perjanjian ini, nasib kamu dan ibu kamu seperti yang sudah aku katakan di atas. Sebenarnya kamu loh, yang berada dipihak paling diuntungkan." Kata-kata Naura memojokan Bening.

"Sebenarnya ada apa Nona? Hingga segitu ngotot nya Anda ingin menjodohkan saya dengan suami Anda?" Bening ingin tahu alasannya.

"Kamu tidak perlu tahu Bening! Sebaiknya malam ini kamu menginap di rumah saya." Ajak Naura tanpa mau dibantah.

"Tidak Non, saya akan pulang, lagi pula saya belum membawa pakaian." Jawab Bening, demi sang ibu lagi-lagi dia mengalah.

"Jangan pikirkan masalah baju Bening. Ayo, di rumah saya banyak baju kamu tinggal memakainya." Naura menarik tangan Bening ke mobil.

Bening pun akhirnya tidak menolak lagi mengikuti apa kata Naura. Tiba di tempat parkir seorang pria sedang bersandar di mobil serius dengan benda ajaib di tangan.

"Mas Bayu... kamu disini?" Naura terkejut, pasalnya suaminya tadi pagi ke kantor bersama supirnya, tetapi tiba-tiba berada di tempat ini.

"Memang tidak boleh? Muach... muach..." Di ciumnya bibir Naura bertubi-tubi. Bayu terkejut kala netranya menatap si tompel berada di tempat itu juga.

Bening menatap pasutri merasa heran, sepertinya rumah tangga mereka sangat harmonis, tetapi mengapa Naura menyuruh dirinya menikah dengan Bayu? Bening pusing dengan rencana gila wanita itu.

"Ning, kamu duduk di depan ya," Titah Naura. Bening mengangguk lalu masuk ke dalam mobil duduk di sebelah supir.

Bening tidak sepatah katapun berbicara, tidak perduli di jok belakang terdengar pasutri mengumbar kemesraan, decak bibir pun terdengar dari depan, hingga mobil mewah itu berhenti.

"Bening... ayo masuk," Kata Naura, mengejutkan Bening yang bengong di luar pagar, menatap salah satu rumah mewah di pondok indah.

"Untuk apa kamu mengajak si tompel ke rumah kita Ra, bukanya pembantu kita sudah ada dua orang," Bayu menatap Bening tidak suka.

...~Bersambung~...

Terpopuler

Comments

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

...

2024-03-21

0

Vera Aurel

Vera Aurel

Seru nih

2024-03-12

0

Totoy Suhaya

Totoy Suhaya

mulai seru

2024-01-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!