Melihat Milea, Leon seperti melihat saudara kembarnya, Ellea dan Valen. Milea tampak mirip dengan mereka saat kecil dan hal itu membuat hati Leon terenyuh.
Leon membayangkan kehidupan Milea selama ini. Hidup tanpa seorang ayah dan dihantui rasa rindu yang tak terobati pasti membuat hati Milea terasa sakit.
“Sejak kapan dia sakitnya, Rindu?” tanya Leon tanpa mengalihkan pandangan dari Lea sedetik pun.
“Belum ada dua minggu dokter bilang dia kena leukemia, Pak. Dokter bilang, dia harus menjalani kemoterapi dan donor sumsum tulang belakang,” jawab Rindu.
“Valen kerja di Singapura, dia pasti punya kenalan dokter terbaik yang menangani leukemia,” sahut Zayn yang kini ikut berdiri di samping Milea.
Leon baru ingat kalau kembarannya juga seorang dokter. Dia masih punya harapan yang besar untuk menyembuhkan Milea.
“Valen jadi dokter?”
“Ibu!” Suara Lea yang begitu lirih mengalihkan perhatian semua orang.
“Lea!” panggil Leon yang kini bisa menatap mata putrinya.
Genggaman tangan Leon yang begitu erat pada Milea, membuat bocah itu menatapnya dengan bingung.
“Lea, ini ayahmu, dan ini kakekmu, Sayang!”
Rindu memperkenalkan kedua laki-laki itu pada Milea. Seketika wajah putrinya itu berubah sangat bahagia.
“Ayah, ini Ayah?” Mata Lea berbinar. Senyumnya mengembang sempurna, tetapi hal itu justru membuat hati Rindu terasa getir.
“Iya, Sayang. Ini ayahnya Lea!” Leon tidak kuasa lagi menahan perasaannya. Dia memeluk Milea dan mengobati rasa rindu di hati gadis kecil itu.
“Ayah, akhirnya Ayah pulang, Lea kangen banget sama Ayah.” Milea membalas pelukan ayahnya dengan sangat erat.
Saking bahagianya Lea, sampai-sampai gadis itu tidak sadar sudah menarik tangannya hingga selang infus di tangannya hampir terlepas.
“Lea hati-hati, Sayang!” Rindu memperingatkan sang putri dan memperbaki selang infusnya yang mungkin jadi macet karena insiden kecil itu.
Zayn membantu Rindu membenarkan selang infus Lea, sedangkan Leon mengubah posisinya agar Lea bisa lebih nyaman.
“Ibu, ayahku pulang. Trima kasih ya, Ibu. Sekarang Lea bisa foto sama Ayah. Lea mau kirim ke teman Lea kalau Lea punya ayah,” seru Milea yang masih begitu polos.
Rindu mengangguk, tapi air matanya tidak terbendung. Dis bersyukur bisa mewujudkan impian Milea. Setidaknya, kalau terjadi sesuatu dengan gadis kecil itu, Rindu tidak akan merasa bersalah karena memisahkannya dengan sang ayah.
Hati Leon terasa sakit mendengarkan ucpan polos yang keluar dari mulut putrinya itu. Ingin sekali dia bertanya siapa yang sudah mengejek Lea, tetapi Leon sadar kalau ini bukanlah saat yang tepat.
“Ayah boleh cium Lea nggak?” tanya Leon sembari menghapus air mata yang keluar tanpa bisa dikontrol.
Bocah itu mengangguk bahagia dan Leon pun mencium keningnya sangat lama.
“Ibu, ternyata dicium Ayah rasanya hangat!” aku Milea yang tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.
“Lea mau coba dicium kakek juga?” tanya Zayn yang membuat Lea tersenyum malu-malu.
Rindu menangis haru melihat kebahagiaan di wajah Milea. Putrinya itu ternyata bisa diterima baik oleh Leon dan ayahnya. Padahal, tadinya Rindu sudah berkecil hati dan mengira mereka akan menolak, tapi nyatanya memang keluarga Zayn adalah orang-orang baik yang tidak mungkin akan menelantarkan cucunya sendiri.
Leon ingin menghabiskan banyak waktu dengan Lea. Dia ingin menebus empat tahun Lea yang hilang karena ketidaktahuannya.
Zayn pulang untuk mengabari keluarganya tentang Lea. Begitupun Bu Uus yang Rindu izinkan pulang untuk istirahat di kontrakan.
Sekarang, tinggal Rindu, Leon yang menemani putri mereka di ruangan itu.
“Ayah, Ayah kerja apa sih? Kenapa Ayah nggak pernah pulang? Kenapa Ayah nggak pernah jengukin Lea?” tanya Lea dengan suara lirih. Gadis kecil yang sangat cantik itu duduk di pangkuan Leon dan meminjam ponsel canggih milik ayahnya itu.
Leon menoleh pada Rindu yang membisu sambil menyibukkan diri menata pakaian Lea. “Memangnya Ibu nggak pernah cerita soal ayah ya, Sayang?”
Lea menatap Rindu dan berpikir dulu. Sementara Rindu merasa terintimidasi dengan tatapan marah Leon dan juga tatapan teduh Lea.
“Kata Ibu, Ayah kerjanya jauh. Harus naik pesawat terus nggak boleh bawa anak kecil. Makanya Lea pengen cepet besar, tapi Lea malah sakit,” jawab Lea. “Ayah, Ibu, apa Lea akan mati ya? Apa Lea sebentar lagi masuk surga? Tapi Lea kan baru ketemu Ayah, Bu. Lea nggak kau masuk surga dulu!”
Milea memang bocah yang sangat cerdas. Dia memiliki kemampuan berpikir yang jauh di atas rata-rata anak seusianya. Oleh karena itu, kadang Rindu kewalahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut kecil putrinya itu.
“Lea pasti sembuh. Lea nggak akan ke surga sekarang karena ayah akan temani Lea sampai ayah pergi dulu ke surga,” balas Leon yang kemudian mendaratkan sebuah kecupan di pipi Lea.
Pada saat yang bersamaan, ponsel Leon dalam genggaman Lea berdering. Sebuah panggilan masuk dari tunangannya membuat Leon menyadari sesuatu.
‘Astaga, aku belum kasih kabar Wilona. Dia pasti mikir negatif soal aku dan Rindu.’
***
Eh, Rindu nggak niat jadi pelakor, Bang. Jangan sampek tunanganmu salah paham 🥲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sweet Girl
Ya jelasin sejelas jelasnya jangan ada dusta diantara kalian.
2025-03-09
0
Sweet Girl
Yaa Alloh Tor...😭😭😭😭
2025-03-09
0
Dina Aurelia
shrsnya leon cari dulu dmn rindu berada apalg pas dia tau menodai rindu ...ini udh mau tunangannya mlh ga mrs berslh
2024-09-23
6