Wilona dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang cukup parah dan mengkhawatirkan. Wanita itu harus dirawat untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Saat ini, Wilona sedang beristirahat dan Leon tengah menatapnya yang sedang baru saja terlelap. Dalam hati, laki-laki itu merasa iba dengan Wilona, tetapi di sisi lain dia juga punya darah daging yang jauh lebih penting dari Wilona.
Ayah kandung Milea itu menunggu Wilona benar-benar lelap sebelum pamit untuk kembali ke Singapura. Sementara kedua orang tua Wilona sedang berdiskusi di luar untuk membahas kesehatan dan masa depan putri mereka.
“Wilona sangat keras kepala. Dia nggak akan mau putus dengan Leon setelah semua yang terjadi. Terus kita harus gimana, Pi?” tanya ibu Wilona yang merasa cemas dengan kondisi sang putri.
Bukan hanya kesehatan fisik saja, tetapi juga kesehatan mental Wilona pasti akan terkena dampak dari kandasnya hubungan dengan Leon. Bertahun-tahun dia berjuang untuk mendapatkan cinta Leon. Lalu setelah pernikahan ada di depan mata, dia harus melepaskan laki-laki itu, tentu saja ini tidak adil untuknya.
“Mau nggak mau dia harus terima, Mi. Nggak masalah kalau sekarang dia tersiksa batin, daripada nantinya menyesal setelah menikah. Putus tunangan itu lebih baik daripada perceraian,” jawab papi Wilona yang tetap berdiri teguh pada pendiriannya.
“Tapi, Pi. Wilona pasti akan terpuruk. Kasihan dia!”
“Papi tetap nggak setuju. Ibu anak itu adalah wanita yang dulu sangat dicintai Leon. Selama anak itu ada di sekitar mereka, Leon tidak akan bisa lepas dari bayang-bayang masa lalunya. Lalu, apa yang akan terjadi dengan Wilona kita? Dia hanya akan menjadi pelengkap kebutuhan biologis suaminya.”
Ayah Wilona sepertinya juga sama keras kepalanya dengan Wilona. Tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi selain memutuskan hubungan dengan Leon.
“Kalau wanita itu mau pergi dari hidup Leon, apa Papi mau merestui pernikahan Wilona dan Leon?” tanya mami Wilona.
Pasangan suami istri saling bertatapan. Sepertinya mami Wilona memiliki rencana lain demi kebahagiaan putrinya.
**
Pintu ruang perawatan Wilona terbuka. Kedua orang tua gadis itu masuk dan melihat Leon yang masih menunggu putri mereka.
“Om, Tante!” sapa Leon dengan sopan.
“Wilona sudah tidur?” tanya mami Wilona berbasa-basi.
Leon melirik ke arah tunangannya yang sudah memejamkan mata sejak tadi. Lalu, dia bengun dari kursi dan menjawab, “Sepertinya dia sudah nyenyak, Tante. Saya pamit karena harus kembali ke Singapura.”
Hanya Mami Wilona yang masih bersikap ramah pada Leon. Calon ayah mertuanya sudah banyak berubah, tetapi itu sama sekali tidak mempengaruhi Leon.
Laki-laki itu pamit pulang tanpa menunggu Wilona bangun. Hubungannya dengan gadis itu akan benar-benar berakhir setelah Wilona mengembalikan cincin pertunangan mereka karena dalam hal ini keluarga mereka yang berniat membatalkan.
**
**
Beberapa waktu berlalu semenjak pertemuan pertama mereka, Rindu dan Evans semakin sering berkomunikasi. Laki-laki itu sering menanyakan kabar dan keadaan Lea, sambil menunggu waktu yang tepat agar transplanstasi bisa dilakukan.
Siang ini, Evans berencana mengunjungi Lea di rumah sakit. Namun, dia menyempatkan diri untuk pergi ke restoran di seberang rumah sakit untuk mengisi perutnya yang lapar.
Laki-laki itu melihat sosok Rindu yang tengah duduk berhadapan dengan wanita yang lebih tua. Raut wajahnya tampak tegang dan itu membuat Evans penasaran.
“Akhirnya kita bisa duduk dan ngobrol berdua seperti ini,” kata lawan bicara Rindu yang memiliki tampilan anggun dan mewah.
Semua yang dipakai wanita itu adalah barang-barang mahal merek ternama dunia. Sangat kontras dengan Rindu yang hanya berpakaian sederhana.
“Saya tidak tahu apa permasalahan yang membuat Tante ingin bicara empat mata seperti ini dengan saya.” Rindu menatap ibu Wilona yang datang menenuinya tanpa sepengetahuan siapa pun.
“Ini masalah perempuan. Kamu sudah punya anak, pasti kamu bisa mengerti perasaan saya!” balas ibu Wilona dengan senyum yang terlihat anggun dan berkelas.
“Maaf, Nyonya. Saya tidak suka basa-basi. Saya harus menjaga anak saya yang sedang sakit.”
Evans mendengarkan baik-baik obrolan dua wanita itu. Dia tampak kagum dengan Rindu yang sepertinya tidak mudah ditindas.
“Saya kasih kamu seratus ribu dolar Singapura, atau setara dengan satu milyar rupiah lebih, tapi tinggalkan calon menantu saya.”
Mami Wilona mengeluarkan lembaran kertas kecil dari tasnya. Baik Rindu maupun Evans yang tengah menguping, sama-sama tahu kalau itu adalah cek.
“Maaf, Nyonya. Anda tidak perlu repot-repot untuk mengeluarkan banyak uang demi masalah ini. Hubungan saya dengan ayahnya Lea tidak akan mempengaruhi kehidupan pribadinya. Kami hanya sebatas orang tua kandung saja. Kalau saya menyukai uang, sudah dari awal kehamilan saya datangi Pak Leon dan meminta pertanggung jawaban. Harta Pak Leon ribuan kali lipat dari ini,” balas Rindu yang dengan tegas menolak.
Evans tampak tidak asing dengan adegan di depannya saat ini. Ini biasa terjadi di dunia akting, dan sekarang malah terjadi nyata di depannya.
“Jadi, kamu akan menggoda Leon untuk bersatu denganmu, dengan alasan anak sakit sebagai senjatamu?” tanya mami Wilona dengan mata melotot. Baru kali ini dia melihat wanita yang tidak mau diberi uang banyak.
“Saya memang hamil di luar nikah. Saya akui itu. Tapi waktu itu Pak Leon yang memperrkosa saya. Kalau saya mau menggodanya, sudah saya lakukan sejak pertama kali Pak Leon mengajak saya menikah jauh sebelum pemeerkosaan itu terjadi. Maaf, saya permisi!”
Rindu meninggalkan mami Wilona setelah menundukkan kepala sebagai rasa hormat. Sementara Evans pura-pura membaca buku supaya tidak ketahuan Rindu.
“Jadi, Rindu dan ayahnya Lea belum menikah. Wah, menarik sekali!”
***
Selamat pagi gens, nggak ada yang kangen aku 😮💨😮💨
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Supriyatun
ga author tu🤭😛🤣 hehe author jahat sih bikin novel nangis2 teyus dan bikin jantung degdegkan heheheh
2025-01-05
0
Sweet Girl
ojok gosip ... kamu bukan wartawan gosip....
2025-03-10
0
Sweet Girl
Maminya Wilona kah?
2025-03-10
0