Leon dan Rindu berusaha menenangkan putri mereka yang menangis. Efek pengobatan yang dijalani oleh Lea memang membuat rambut indahnya menjadi rontok, dan itu sangat membuat Lea sedih.
“Sayang, nggak apa-apa rambutnya pergi. Nanti kalau Lea udah sembuh, rambutnya akan tumbuh lagi, lebih banyak, lebih bagus, dan lebih panjang,” bujuk Rindu yang saat ini duduk tepat di depan sang putri.
Wanita itu sama sekali tidak menunjukkan air mata di depan Lea. Dia berusaha terlihat tegar walau hatinya hancur. Rindu tahu, kalau dia lemah Lea juga akan ikut rapuh.
“Tapi Lea malu, Bu.”
Tangan Rindu menggenggam tangan Lea, satu tangan yang lain menghapus air mata gadis kecilnya itu. “Nanti ibu belikan rambut palsu yang bagus. Lea jangan sedih lagi ya!”
“Ibu kamu benar, Sayang. Kalau Lea sedih terus, nanti penyakitnya nggak mau pergi dari tubuh Lea. Biar Lea sehat lagi, Lea harus banyak-banyak senyum, Lea harus bahagia,” sahut Leon.
Rindu melirik ayah kandung Lea itu. Sepertinya dia memang bisa diajak kerja sama untuk membujuk Lea.
“Apa iya, Bu? Kalau Lea bahagia. Lea akan sembuh?” tanya Lea yang seakan tidak yakin dengan kata-kata ayahnya itu.
Rindu mengangguk dan mengusap wajah sang putri. “Iya dong, kalau Lea nangis, artinya penyakit itu menang lawan Lea. Lea harus bahagia, senyum, ketawa biar penyakitnya kalah.”
Suara ketukan di pintu mulai terdengar, Leon kira itu adalah kunjungan dokter, dan dia pun menyuruh mereka masuk.
“Kalau gitu Lea mau tinggal sama Ayah sama Ibu ya, biar Lea bahagia dan menang lawan penyakitnya Lea,” seru Lea dengan sangat antusias.
Hati Rindu terenyuh mendengar mendengar keinginan putrinya itu. Keinginan yang bagi Rindu tidak sesederhana yang diucapkan Lea.
Rupanya ocehan polos Milea itu sampai di telinga Wilona. Dia datang bersama Dera untuk mengantarkan sarapan, dan tidak sengaja mendengar keinginan Milea.
“Wilona!” Leon terkejut saat melihat tunangannya masuk, yang dia pikir sebelumnya adalah kunjungan dokter.
Semua orang mematung kecuali Lea yang terus bertanya siapa yang datang. Dia juga belum sempat berkenalan dengan Dera, karena neneknya itu sudah pulang saat dia masih tidur dalam pengaruh obat semalam.
“Lea sama Ibu ya!” Rindu dengan sigap mengambil alih sang putri dari pangkuan ayahnya.
“Rindu!” Leon ingin mencegah Rindu saat hendak mengambil Lea darinya.
“Saya hanya ingin menjaga perasaannya, Pak. Keinginan Lea tadi mungkin membuatnya sakit hati,” kata Rindu dengan berbisik. “Lea belum kenalan sama Nenek, kan?”
Rindu tahu kalau Leon harus bicara empat mata dulu dengan Wilona sebelum mengenalkan pada Lea. Dia pun mengenalkan sang putri pada Dera, ibunya Leon.
Sementara Wilona berusaha menahan perih saat mendengar pengakuan anak kecil yang merindukan kasih sayang ayahnya itu. Setelah bertahun-tahun berjuang mengambil hati Leon untuk melupakan Rindu, sekarang dia harus berjuang untuk mempertahankan hubungannya dan melawan Rindu yang datang membawa senjata baru, Lea.
“Wilona. Kok kamu nggak ngabarin mau ke sini?” tanya Leon merasa tidak enak hati karena Wilona pasti mendengar ucapan Lea tadi.
“HPmu aja mati dari tadi malam, gimana aku bisa aku hubungi?” jawab Wilona dengan ketus.
Leon memeriksa ponselnya yang ternyata memang mati. “Aku lupa cas kayaknya. Maaf, Wilona! Aku kenalin sama Lea ya!” Leon meraih tangan Wilona dan membawanya menemui Lea.
Gadis itu sedang bicara banyak dengan neneknya. Dalam pangkuan Rindu, dia terlihat menggemaskan dengan semua ocehannya.
“Hai, kamu Lea ya!” Wilona menyapa bocah cantik itu dengan senyumannya yang terlihat ramah.
“Lea, ini calon istrinya Ayah. Salim dulu sama Tantenya,” kata Rindu menjelaskan pada sang putri.
Lea tampak kecewa mendengarkan penuturan sang ibu. Dari bahasa yang disampaikan ibunya, Lea tahu kalau ayah dan ibunya tidak akan bisa bersatu karena tante di hadapannya itu.
Dengan berat hati dan wajah sedih, Lea mencium tangan Wilona dan berkenalan. “Tante sama Ayah belum menikah ya? Apa tante ke sini mau ambil ayahku? Boleh nggak ayahku buat Ibu aja biar aku bahagia dan aku bisa sembuh. Kalau nanti aku sembuh dan rambutku balik jadi cantik, aku kembalikan lagi Ayah ke Tante!”
***
Ayahmu bukan boneka, Lea 😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sweet Girl
Ya Tante Lona... boleh ya... pinjem dulu bentaran.
2025-03-09
0
Mustika Wajok Mustika
/Sob/sedih banget
2024-12-29
0
Alanna Th
betul, batalin aza; jadi duri dlm daging sama dg bidul yg blm pecah; shakiiitt
2024-09-17
2