Leon menatap Rindu yang menangis dalam pelukan ibunya. Dalam hati kecil Leon, Rindu selalu menempati ruangan khusus. Hanya saja, Leon bukan laki-laki pengecut yang akan dengan gampangnya melepaskan Wilona.
Pengorbanan Wilona untuk Leon juga tidak main-main. Gadis itu sanggup menunggu Leon dan mengobati luka yang ditinggalkan Rindu. Rasanya, sangat tidak adil untuk Wilona jika dia tersingkir karena kembalinya Rindu.
“Daddy, aku dan Rindu itu nggak ada hubungan apa pun. Kami hanya terhubung karena Lea. Dan aku nggak mungkin tinggalin Wilona!”
Zayn mengerti dengan keputusan putranya. Walaupun dia tidak tahu apa yang Leon rasakan, tetapi rencana pernikahan ini sudah ada jauh sebelum Rindu datang membawa Lea.
Dera mengurai pelukannya pada Rindu. Wanita itu juga berada di ambang kegalauan.
Di satu sisi, cucunya membutuhkan orang tua yang lengkap, tapi di sisi lain Leon juga sudah meminang Wilona untuk menjadi pendamping hidupnya.
“Kamu sendiri gimana, Rindu? Apa kamu nggak ada keinginan menikah dengan Leon biar bisa kasih keluarga yang utuh buat Lea?” tanya Dera sembari mengusap air matanya.
Rindu menggeleng kuat. “Tante nggak usah pikirkan kami. Lea cukup mengenal siapa ayahnya, kami nggak akan menjadi penghalang untuk Pak Leon. Lea anaknya yang cerdas, saya yakin dia pasti ngerti kok dengan keadaan kami.”
Lagi-lagi Rindu menekankan pada keluarga Leon bahwa dia sama sekali tidak berniat untuk menuntut pertanggung jawaban dari ayah kandung Lea itu. Keinginannya hanya satu, yaitu mengabulkan permintaan Milea untuk bertemu dengan ayah kandungnya, dan itu juga sudah terwujud.
“Baguslah, Rindu. Kalau nanti orang tuanya Wilona minta penjelasan, aku mohon bantu aku.”
Rindu mengangguk dengan sangat yakin. Dari dulu dia tidak pernah memiliki perasaan apa-apa dengan mantan bosnya itu. Sekarang pun, dia tidak akan terluka melihat Leon menikahi wanita lain.
**
**
Pagi-pagi, Lea terbangun dengan perasaan yang sangat bahagia. Dia melihat ayahnya tidur di sofa, sedangkan ibunya tidur di sampingnya. Itu artinya, semalam kedua orang tuanya bersama untuk menjaga dirinya.
“Ayah, ternyata ini bukan cuma mimpi Lea!” guman Lea dengan wajah berseri-seri.
Rindu ikut terbangun saat mendengar ocehan putrinya. “Lea udah bangun? Mau pipis?” tanya Rindu sembari mengusap wajah sang putri yang tampak ceria. Bahkan, Lea tidak terlihat seperti sedang sakit.
“Nanti tunggu Ayah bangun ya, Ibu. Ibu terima kasih ya karena Ibu udah datangin Ayah Lea!”
Gadis kecil itu memeluk ibunya dengan bahagia. Sudah sangat lama Lea bersabar menunggu Leon karena Rindu selalu bilang kalau waktunya pasti tiba. Sekarang, Lea benar-benar bahagia karena sudah bertemu dengan ayahnya berkat sang ibu tentunya.
“Sama-sama, Sayang. Sekarang udah ketemu Ayah, Lea harus lebih semangat untuk sembuh ya. Jangan nangis lagi kalau dokter ambil darah, kalau dikasih obat, Lea harus patuh biar cepat sembuh ya!”
Rupanya Leon juga terbangun karena suara Rindu dan Lea. Laki-laki itu mengusap wajahnya dan berjalan menghampiri sang putri.
“Anak ayah udah bangun?” Leon mendekap Lea dan mencurahkan kasih sayangnya pada gadis kecil itu.
Lalu, Rindu pun meminta bantuan Leon untuk membawa Lea ke kamar mandi. Mereka tampak seperti keluarga kecil yang kompak.
Mungkin semua itu karena tadi malam Leon dan Rindu sudah sepakat untuk membesarkan anak mereka bersama, meskipun mereka tidak menikah. Yang penting, Lea tidak akan kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya.
“Ayah, Lea cantik nggak kalau diurai? Kata Ibu rambutnya Lea bagus loh!” tanya Lea yang kini sudah keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang segar.
Lea kini duduk di pangkuan Leon, dan Rindu menyisiri rambutnya. Helai demi helai rambut hitam itu tersangkut di sisir. Semakin disisir semakin banyak rambut Lea yang rontok.
Rindu diam-diam menyeka air mata saat menyadari rambut Lea mungkin akan menjadi botak karena pengobatannya. Leon melihat hal yang sama dan dia merasakan kesedihan yang sama dengan Rindu.
“Bagus kok, Sayang, Lea cantik banget!” balas Leon dengan perasaan kacau. Dadanya terasa sesak sekarang .
“Ibu paling jago kalau kepang rambut Lea. Tolong ya Ibu, bikin Lea jadi cantik di depan Ayah!” seru Lea yang masih belum menyadari kalau sekarang rambutnya sudah mulai rontok.
“Ayah kayaknya suka rambut Lea dikuncir kuda deh! Iya kan ... Ayah!”
Leon dan Rindu saling bertatapan. Mereka harus sama-sama berusaha agar Lea tidak merasa sedih.
Namun, belum sempat Leon menjawab, tanpa sengaja Lea menyenggol sisir yang dipegang Rindu hingga terjatuh. Helai-helai rambut yang rontok itu pun terlihat jelas di mata Lea.
“Ibu nggak mau dandanin Lea karena rambut Lea pada pergi ya, Bu? Kenapa mereka pergi, Bu? Lea kan baru ketemu ayah, masa Lea nggak cantik di depan Ayah!”
Suara Lea yang bergetar, akhirnya berubah menjadi tangisan yang terdengar pilu.
***
Bagi vote ya gaess yang punya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sweet Girl
Nyesek... nyesek...
2025-03-09
0
Dina Aurelia
klu aku jd wilona mending mundur dr pd nantinya sakit hati prcm menikah klu dihati leon msh ada ms lalu..
2024-09-23
3
Benazier Jasmine
semoga ada keajaiban yg bisa menyembuhkan lea, untung rindu tak mencintai leon, walaupun tdk menikah dg leon, rindu tetap tenang
2024-06-28
4