bab 17

"Ayo kita berangkat..!" Om Ridwan yang sudah lebih dulu di dalam mobil berseru.

Matanya terbelalak saat melihat kami menghampirinya.

"Raya, ikut juga?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Iya, Om. Dia juga ingin ziarah." jawab Wisnu santai.

Walau kecewa, Ridwan dan Rasti harus terima. Dengan bangga aku duduk di sampingnya. tapi saat mobil kami hendak berangkat, Jaja datang dengan naik motor.

"Nar, tunggu!" ia berteriak saat mobil kami hendak bergerak pergi.

"Jaja...?" seruku heran. Om Ridwan, Tante Rasti apalagi Wisnu, mereka terlihat tidak suka.

"Kalian mau kemana?" ia bertanya dengan nafas memburu.

"Kami mau ke makam mama, kau sendiri?" aku yang menjawabnya. Karena aku yakin kalau mereka tidak akan perduli.

"Ayahmu..." jawab Jaja ragu.

"Ayahku kenapa?" aku kaget dan langsung keluar dari mobil.

"Ayahmu sempat pingsan, tapi sekarang sudah siuman. dia minta aku menjemputmu.!"

Aku memandang Wisnu yang sedang menyimak pembicaraan kami.

"Ayah sakit, Nu..." aku menatapnya sambil menunggu reaksinya.

Tak kuasangka jawaban yang dia berikan.

"Kau pergi saja dengan Jaja..!"

Aku masih mematung. Tak percaya kalau Wisnu tega mengatakan itu.

"Kau tidak dengar apa yang di katakan Nunu?" Rasti ikut nimbrung.

Dengan mata penuh tanda tanya aku menatap kepergian mobil tang membawa suamiku itu.

"Nar, kenapa Wisnu bersikap begitu?" suara Jaja menyadarkan ku. Segera ku usap ujung mataku yang sudah membasah.

"Ayo, Ja..!" aku naik di boncengan sahabatku itu. Tak perduli apa yang ada di benaknya saat ini.

Sampai di tempat ayah, aku langsung menemuinya.

Ayah begitu gembira melihatku. Dia langsung membuka tangannya untuk memeluk ku.

Bu Marni dan Salsa menatap kami dengan sinis.

"Nara, bawa saja ayahmu kerumahmu, setiap hari dia mengeluh sakit ini lah, sakit itulah... Aah repot. Ibu, kan juga harus kerja. Salsa juga kuliah."

"Marni..! Kenapa kau berkata begitu? Bagaimanapun, aku tidak mau pergi dari rumah ini." suara ayah protes.

"Dari pada selalu merepotkan ku dan Salsa.." jawab Marni semakin berani.

Aku masih menyimak walau hati terasa panas.

"Jadi kau menganggap ku beban?" wajah ayah terlihat sangat sedih.

"Tentu saja, pekerjaanmu cuma sakit sakitan. Aku harus bekerja sendiri mencari nafkah. apa kau merasa dirimu bukan beban selama ini?"

Ayah tertunduk layu.

"Aku memang beban.. aku tidak berguna lagi." ia meratap pilu.

"Ayah bujan beban bagiku. Ayah akan pindah dari sini." ucapku pasti. Walaupun sebenarnya aku masih galau karena hubunganku dengan Wisnu.

"Sudah.. Jangan banyak drama! ingat ya, Nara.. Berkat ibu, sekarang kau sudah menjadi orang kaya. jadi ibu juga mau minta bagian,atau lebih gampangnya balas jasa lah."

Aku menatap Bu Marni tanpa berkedip.

"Uang balas jasa? Ibu menikahkan aku dengan keluarga kaya bukan untuk kebahagiaanku,tapi untuk menyingkir kan aku dari sini. Kebetulan saja nasib baik memihak padaku. Aku mendapat keluarga yang begitu menyayangiku. Sekarang ibu minta balas jasa?" mataku mulai mengembun.

Aku Kembali terbayang ucapan Yudis bahwa Bu Marni terlibat dalam kecelakaan yang merenggut nyawa kedua mertuaku.

Tapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengungkitnya. aku tidak ada bukti yang akurat.

Bisa-bisa justru aku yang akan terpojok.

"Sudahlah, Bu. Dia memang sombong sekarang setelah jadi orang kaya." ucap Salsa sinis.

"Sudah, bawa sana ayahmu..!"

"Marni..! Setelah kau habiskan harta ku sekarang kau mau membuangku?" suara ayah bergetar.

"Kau sudah tua, Mas. jadi apa yang bisa aku harapkan dari pria penyakitan sepertimu.!"

Marni melempar tas baju milik ayah keluar pintu.

Tapi seseorang yang kebetulan sedang berdiri disana menangkapnya.

Aku terpana begitu juga yang lainnya.

Seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan kaca mata hitamnya menghampiri kami.

"Oh my God...!" Salsa terbelalak.

aku bertambah kaget saat dia membuka kacamata nya.

"Wisnu .?" ucapku tanpa sadar.

"Tunggu.. Apa kau bilang, Wisnu? Ini Wisnu?" Salsa tak percaya. Dia menatap Wisnu dari atas sampai bawah. Dia begitu kagum melihat transformasi Wisnu dari idiot menjadi pria normal, bukan hanya berubah normal, tapi ini di luar bayangannya.

Bu Marni hanya terdiam dengan mulut ternganga.

"Bukankah ayah sudah di usir dari sini? Ayo kita pergi..!" dua orang pria entah siapa langsung masuk dan memapah ayah.

Wisnu menggandeng tanganku.

"Tunggu...! Salsa mencegat kami.

"Aku mau ikut kalian.." ucapnya lagi.

"Salsa, kau mau berkhianat pada ibu, hah?"

Bu Marni murka karena Salsa lebih memilih ayah ketimbang ibunya.

"Maaf, ya ibu.. Aku masih cerdas untuk memutuskan mana yang harus aku ikuti."

Jawabnya tegas.

"Dasar..! Pergi sana .! Dan ingat, kalian jangan kembali lagi.!" teriak Bu Marni putus asa.

Jaja yang ada disitu, memegangi Bu Marni yang mengamuk.

"Kalian berangkat saja, biar aku yang urus Bu Marni." ucap Jaja.

Ternyata Wisnu sudah menyiapkan mobil di depan rumah.

Setelah ayah dan Salasa masuk . Aku menyusul hendak; masuk juga. Tapi tangan Wisnu menahanku. Dia mengangguk padaku.

"Ayah akan baik-baik saja."

"Kalian berangkat lah..!" ia memerintahkan anak buahnya untuk berangkat.

Wisnu menuntunku kearah sebuah motor yang terparkir agak di pinggir.

Dia menyodorkan sebuah helm.

Dengan tersenyum aku menerimanya.

Salsa yang di dalam mobil merasa keki.

"Hiih.. Aku bela-belain ikut biar dapat di dekat Wisnu, tapi dia malah naik motor, bersama Nara, lagi." ia mengomel sendiri.

"Nu, kenapa kau bisa tiba-tiba muncul di tempat ayah ku?" Wisnu tersenyum.

"Aku tidak jadi ikut ke makam, aku memutuskan untuk menyusul mu."

"Lalu dua orang tadi?"

"Mereka anak buahku sengaja aku siapkan. Dan tentang mobil, aku sudah menduga apa yang akan terjadi."

Jawabnya dengan berwibawa.

Aku semaki mengeratkan tanganku di pinggangnya.

Hal itu membuat Salsa yang di dalam mobil.

Sedang cemburu melihat kami.

"Kalau tau akan terjadi begini, aku saja yang dulu menikah dengan Wisnu... Kenapa harus Nara??" dia terus menyesali diri karena dulu menolak menikah dengan Wisnu karena keadaannya.

***

Sementara itu di suatu tempat.

Ridwan dan Rasti merasa kesal. Kali ini rencana mereka menjauhkan Wisnu dari Nara kembali gagal.

"Bagaimana ini, Mas?" Rasti merengek kesal.

"Aku juga tidak mengerti, Nara sangat licin seperti belut. kita harus berhati-hati menghadapinya."

"Aku ada ide, bagaimana kalau kedekatan Nara dan temannya itu kita jadikan senjata untuk memisahkan mereka?"

Ridwan mengangguk.

"Caranya?"

"Kalau yang beginian, serahkan padaku..!"

Ucapnya gembira, entah rencana apa yang ada di benak wanita itu.

Setelah cukup lama berdiskusi, mereka kembali pulang.

sampai di rumah mereka mendapat kejutan yang membuat shok.

"Mulai sekarang ayahnya Nara akan tinggal bersama kita, Om." ucap Wisnu menjawab raut wajah bingung dan penasaran dari Ridwan.

"Hah? Jadi rumah ini akan jadi rumah penampungan?" Rasti keceplosan saat melihat Salsa juga berada disitu.

"Maaf....!" ucapnya kemudian saat melihat ku melotot ke arahnya.

"Antar ayah ke kamarnya...!" bisik Wisnu kepadaku.

Dengan senang hati aku menuntun ayah ke kamar yang berada di samping kamar kami.

"Kenapa harus di lamar atas? kita saja yang sudah bertahun-tahun disini masih di kamar bawah.." keluh Rasti.

Dia langsung diam saat Wisnu menatapnya dengan tajam.

"Lalu aku dimana?" tanya Salsa sambil memasang senyum manisnya pada Wisnu. Tapi Wisnu malah pergi meninggalkannya tanpa berkata apapun. Salsa terlihat kecewa.

"Rasain kau, mau aku tunjukan kamarmu? tuh di belakang..!" ledek Rasti sambil tertawa sinis.

Salsa menarik nafas panjang.

"Tidak apa-apa, sekarang dia bisa mengacuhkan ku. Tapi tunggu saja, aku akan membuat kau bertekuk lutut di hadapanku." gumamnya dalam hati.

Terpopuler

Comments

Nunung

Nunung

Salsa dah mau jadi uget uget dalam rumahtangga nya Nara dan Nunu ....semoga Nunu tidak terpengaruh omongan nya om dan Tante nya 🤭🤭 lopyou ❤️❤️ semangat ya Thor see you

2023-11-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!