Reggie meminta segelas coklat hangat pada koki. Ia duduk dan menunggu sambil memperhatikan wanita paruh baya itu menyiapkan permintaannya dan sekaligus mengeluarkan penganan berupa biskuit yang ia panggang sendiri. Sesekali Reggie menoleh ke arah pintu dapur yang besar tanpa menyadari kenapa ia melakukan itu.
Suara langkah kaki mendekat membuat Reggie kembali menolehkan kepalanya, sosok Alex yang mendatangi dapur membuatnya merasa sedikit kecewa.
Perasaan hampa yang hadir di hatinya setelah mengetahui laki-laki yang datang adalah Alex membuat Reggie menyadari bahwa sedari tadi ia berharap melihat dan mencari sesosok pria bermata abu-abu.
"Ah, aku ketinggalan, rupanya sudah ada yang menungguimu, Madam."
Alex mendekat dan mengedipkan mata pada koki, yang disambut senyum cerah dari wanita itu.
"Duduklah Alex. Aku akan memberimu makan."
"Oh, kau selalu tahu apa yang aku inginkan. Aku sungguh mencintaimu, Madam."
Wanita itu tertawa sambil menggelengkan kepala mendengar ucapan Alex. Alex mengalihkan wajahnya ke arah Reggie, melihat mug coklat, kue dan biskuit di hadapan gadis itu.
"Kau tidak takut gemuk makan kue di tengah malam?" godanya.
"Aku tidak gemuk," sahut Reggie.
"Sekarang tidak gemuk. Tapi akan segera. Apalagi jika kau lakukan setiap malam."
Reggie hanya diam, ingin sekali ia bertanya pada Alex tentang keberadaan Mike. Apakah Pria itu tidak pulang ke mansion? Apakah ia pulang ke apartemennya? Tapi lidahnya tak punya keberanian, dan Alex pasti akan menggodanya jika ia menanyakan hal itu.
"Apakah Derek sudah memberi kabar padamu kapan ia akan kembali membawa Nonaku?"
"Apakah nonamu tidak mengabarimu?" Reggie memandang jengkel pada Alex yang tidak menjawab tapi malah balik bertanya padanya.
"Jangan lupa Nonaku seorang tawanan, Alex. Apakah ia diberikan keleluasaan untuk menghubungi orang yang dia inginkan? Kurasa tidak ...."
"Dia bukan tawanan Reggie. Sama seperti dirimu. Derek hanya berusaha melindunginya dengan menempatkan nonamu di sisinya. Tidak tahu apa yang akan dilakukan Jack Langton selanjutnya pada kalian jika tahu kalian tidak dalam perlindungan Derek."
Reggie terdiam. Di hati kecilnya ia tahu Alex benar.
"Lagipula keluarga Langton sesungguhnya bukan orang lain bagi Amy Sky. Ibu gadis itu dulunya adalah putri bungsu dari keluarga ini, walaupun statusnya diadopsi. Ia memilih memutuskan hubungan karena menikah dengan Arthur Sky yang merupakan musuh Erland Langton, Ayah Derek."
Reggie hanya mendengarkan kata-kata Alex tanpa menimpali. Ia tahu silsilah keluarga Langton. Mother Greta ibu Amy menceritakan segalanya tentang hubungannya dengan keluarga Langton.
Keluarga Sky telah merawat dan menjadikan Reggie dan ibunya sebagai keluarga. Melindungi keduanya dari orang-orang yang ingin memburu mereka. Informasi apapun tentang keduanya dibuat menghilang.
Reggie mengetahui bahwa keselamatan dan perlindungan yang ia dan ibunya dapat tidak hanya di berikan oleh Arthur Sky dan Istrinya Greta. Tapi ada campur tangan Erland Langton, Ayah Derek yang menghentikan semua usaha orang-orang yang mencari mereka, sehingga Reggie dan ibunya tetap aman.Tentu saja Reggie tahu itu disebabkan permintaan Mother Greta pada Erland. Erland Langton sangat mencintai adik angkatnya, Greta Sky.
Amy tidak mengetahui sedikit pun tentang masalah itu. Tidak ada yang diceritakan pada putri tunggal tuannya. Reggie yakin kedua orang tua nonanya melakukan semua itu untuk menjaga keselamatan putri mereka. Semakin sedikit yang Amy tahu akan semakin baik.
Makanan yg sudah disiapkan oleh koki akhirnya dihidangkan di hadapan Alex. Pria itu tersenyum lebar dan segera melahap dengan rakus.
"Kau makan seperti ****!" ucap Reggie sambil mendengus. Koki yang mendengar makiannya bernapas tersentak. Melihat ke arah Alex yang menghentikan suapan ke mulutnya. Tangan lelaki itu berhenti di udara.
Mereka saling menatap. Reggie menatap tanpa rasa takut, membuat Alex akhirnya tiba-tiba merasa geli dan tertawa terbahak-bahak.
"Oh, Man ... aku turut bersimpati pada Mike. Ia harus tahan menghadapimu." Kembali Alex menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Dimana dia?" Reggie bertanya sambil lalu sembari mengangkat mug berisi coklat hangat ke bibirnya.
"Siapa yang kau maksud?" Alex berpura-pura tidak tahu siapa yang ditanyakan oleh Reggie.
"Temanmu itu," ujar gadis itu pelan.
"Aku punya banyak teman. Yang mana?"
Reggie menarik napas kesal.
"Mike! Dimana dia? Apa dia pulang ke apartemennya?"
Sudah kukatakan! Semoga pria ini tidak menyadari jika aku sangat ingin tahu.
"Baru sehari kau tidak melihatnya dan kau sudah sangat merindukannya, Girl," goda Alex sambil tertawa geli.
"Siapa yang rindu! Aku hanya bertanya, Bodoh!" Kejengkelan Reggie membuat Alex terbahak. Koki yang mendengar percakapan kedua orang itu juga ikut tertawa.
Hmm, sial. Sekarang Madam koki juga ikut menertawakan aku. Reggie merutuk dalam hati.
"Aku akan mengatakan pada Mike kalau kau mencarinya, Girl. Aku akan bilang kalau kau sangat merindukannya. Ha... ha...." Alex merasa lucu dengan kata-katanya sendiri, ia makin terbahak ketika Reggie berdiri dan meninggalkan meja sambil merutuk pelan .
"Dasar Brengsek! " Maki Reggie, yang sempat terdengar oleh Alex sebelum gadis itu menjauh.
"Well ... Mike, kau butuh energi yang besar untuk menaklukkan kucing liar itu temanku." Ia terkekeh , Koki yang mendengar ucapannya ikut tersenyum geli.
*********
Mike sampai di halaman mansion. Ia duduk diam di dalam mobil tanpa berniat untuk turun.
"Kenapa aku malah pulang kesini," desisnya. Ia mengacak rambutnya sendiri dan menumpukan keningnya pada setir .
Ketukan di kaca jendela mobil membuat Mike menegakkan tubuh. Ia menurunkan kaca mobil memandang Alex yang membungkuk agar bisa melihat dan berbicara padanya melalui kaca yang dibuka.
"Aku perlu bicara denganmu. Tapi tidak di sini." Alex memandang Mike dengan wajah serius. Mike segera mengangguk.
"Ruang bawah tanah?" Pertanyaannya di jawab dengan anggukan kepala oleh Alex yang berjalan lebih dahulu meninggalkannya masuk ke dalam mansion.
Mike turun dan menutup pintu mobilnya. Ia mengedarkan pandangan berkeliling. Kegelapan malam meliputi sebagian wilayah mansion. Suasana hening dan senyap malam itu membuat Mike makin yakin Mansion itu diawasi. Keberadaan Reggie di mansion ini membuat musuh mengira bahwa mereka membawa dua gadis yang tersisa di keluarga Sky itu ke mansion utama Langton.
Sebuah pengalihan yang bagus, pikir Mike.
Mereka tidak akan mengira kalau Amy Sky sebenarnya tidak ada di sini, aku hanya perlu menjaga kucing liar berambut hitam di mansion ini agar tidak keluar dan tertangkap oleh mereka.
Mike mulai melangkah, mengikuti jejak Alex masuk ke dalam mansion. Menuju tangga ruang bawah tanah dimana terdapat ruangan besar dengan peralatan canggih ciptaan perusahaan mereka.
Alex yang sampai lebih dulu telah menyetel dan berdiri memandang beberapa monitor berlayar besar di hadapannya.
"Kau lihat ... walaupun mereka selalu mengganti kendaraan yang mereka pakai dan selalu memakai samaran, ahli kita sudah memastikannya padaku bahwa orang itu adalah orang-orang yang sama yang setiap hari berkeliaran di sekitar mansion ini."
"Kita di awasi," ujar Mike pelan, yang segera disambut anggukan kepala dari Alex.
"Ya. Seperti dugaan kita sebelumnya. Mereka mencari putri Arthur Sky dan Reggie yang sering terlihat di mansion ini membuat mereka berpikir kalau Amy Sky juga berada di sini."
Mike mengangguk mendengar penjelasan Alex.
"Kucing liar itu selalu mencari kesempatan melarikan diri. Jangan mempercayai kalau dia sudah jinak. Dia hanya mencari kesempatan, saat dimana kita lengah untuk segera pergi dari sini."
"Kau benar. Kurasa ia pura-pura menurut akhir-akhir ini untuk memindai jalan keluar dan membuat rencana."
"Gandakan penjagaan di sekitar mansion, Alex. Akan repot jika nanti gadis itu melarikan diri, lalu tertangkap oleh mereka."
"Ya ... ah, omong-omong, tadi dia menanyakanmu."
"Menanyakanku?"
"Ya. Dia tanya apa aku tahu kau ada dimana , Apakah kau pulang ke apartemenmu ...."
"Kau bilang apa padanya?"
"Aku bilang dia pasti sangat merindukanmu karena menanyakan hal itu. Padahal baru sehari dia tidak melihatmu."
Mike melototkan mata mendengar ucapan Alex. Ia terkejut dan menggeleng-gelengkan kepala.
"Kau bilang begitu!? Lalu apa reaksinya?"
"Well ... dia memakiku. Mengatai Ku bodoh, juga brengsek."
Mike terkekeh.
"Dan dia juga mengatai ku dengan sebutan ****." Lanjut Alex lagi.
Kali ini Mike benar-benar terbahak mendengar ucapan Alex.
**********
From Author,
Jangan lupa kasih komentarnya untuk vitamin author. kritik dan sarannya juga ditunggu ya.
Like ,Coment, Star and Favourite please di klik jika selesai membaca ya para reader yang caem,
Thank you...😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Amidah Anhar
kata di titik titik itu bisa jadi 🐷
2025-04-08
0
Ney Maniez
😂😂💪💪
2023-02-16
1
Fay
seneng bacanya... top deh thor
2022-10-04
1