Reggie bergegas membawa nampan berisi bubur dan minuman untuk Amy. Ia ingin sekali melihat nonanya itu secara langsung untuk menepis rasa khawatir yang mengisi hatinya, walaupun Mike telah menyampaikan kabar bahwa Amy baik-baik saja.
Ia mengetuk pintu dan langsung membukanya tanpa menunggu sahutan dari dalam. Senyuman Amy yang sedang bersandar di tempat tidur menyambut kedatangannya.
"Reggie ... akhirnya ...." Amy membuka lengannya lebar-lebar. Reggie segera meletakkan nampan di atas nakas dan menyambut pelukan nonanya. Mereka berpelukan erat, tidak ada yang bicara, tapi Reggie tahu Amy tengah menangis tanpa suara, matanya sendiri sudah berkaca-kaca.
"Aku sangat merindukanmu." Amy berkata di sela tangisnya. Reggie diam tidak menjawab. Tenggorokannya sendiri terasa tercekat, berulang kali ia menelan ludah untuk melonggarkan kerongkongannya.
"Aku juga. Akhirnya aku dapat melihatmu."
Kedua gadis itu berpelukan lama, menangis dalam diam. Menumpahkan kesedihan dan kehilangan mereka satu sama lain.
"Setidaknya masih ada yang waras di keluarga itu. Ayahku di makamkan dengan baik. Mereka mengurusku dengan baik walaupun membuatku terkurung di mansion ini. Bagaimana denganmu Reggie? Apa kau baik-baik saja? Mereka tidak melakukan hal buruk padamu kan?"
Reggie menggeleng pelan. "Jangan mengkhawatirkan aku, Nona. Aku baik-baik saja ... Well, aku pernah tertembak sekali saat mau melarikan diri, tapi mereka berhasil menyelamatkanku."
"Tertembak? Oleh siapa? Apakah orang-orang Langton?" Amy menghapus air mata di pipinya, lalu memindai tubuh Reggie.
"Di betis. Aku tertembak di betis dan bukan orang Langton. Mereka pembunuh bayaran Jack."
"Orang-orang Langton yang menyelamatkanmu?" Anggukan dari kepala Reggie memberitahu Amy dugaannya benar.
"Mereka memperlakukanmu dengan baik kan?"
Reggie tersenyum dan berdiri untuk mengambil nampan makanan yang dibawanya.
"Sudahi pertanyaan mengenaiku. Aku baik-baik saja. Sekarang kau harus makan." Reggie mengambil sendok dan mulai menyuapi Amy.
Amy menurut. Ia membuka mulutnya dan mulai menghabiskan sarapan pagi yang disiapkan untuknya itu.
**********
Perawatan dan istirahat yang cukup membuat kondisi Amy kembali dengan cepat. Pipinya yang pucat telah kembali merona. Luka di kepalanya juga sudah mulai sembuh. Gadis itu tampak bahagia dengan adanya Reggie mendampinginya.
Amy menarik Reggie turun dari kamarnya dan setengah berlari menuju taman. Ingin menceritakan perihal taman yang pada dasarnya didesain oleh ibunya.
Karena tergesa-gesa, Amy tidak melihat Mike yang muncul dengan beberapa berkas di tangannya. Gadis itu menabrak Mike, menyebabkan bundelan berkas yang dipegangnya jatuh. Amy melepaskan tarikannya pada Reggie, lalu berjongkok memunguti kertas yang berserakan di lantai. Reggie tidak bergerak untuk membantu, ia hanya memandangi mata abu-abu yang balik memandanginya.
Mike memandang datar pada mata hitam yang memandangnya tanpa berkedip.
Menantangku? Baiklah ... kita lihat siapa yang akan lebih dulu mengalihkan tatapan. Mike membatin.
Amy selesai memungut seluruh berkas dan menyatukannya dengan rapi. Ia berdiri dan akan menyerahkannya pada Mike, tangan kanan Derek yang sepertinya selalu ikut dimanapun Derek berada. Namun ia berhenti dan dengan heran memandang bergantian pada Mike dan Reggie. Dua orang itu berpandangan tajam, seolah tengah menguji satu sama lain.
Amy melangkah tepat di hadapan Reggie. Memutuskan kontak mata keduanya. Ia tersenyum dan mengulurkan berkas di tangannya.
"Ini berkasmu, Sir! " ucap Amy lantang. Mike mengambilnya tanpa mengucapkan apapun, wajahnya datar tanpa ekspresi.
Amy memegang gaunnya di kiri dan kanan, lalu membungkuk anggun seperti seorang putri raja sambil menekuk satu kakinya.
"Maafkan aku, Sir. Aku tidak berhati-hati dan akhirnya menabrakmu." Setelah minta maaf Amy kembali berdiri sempurna. Namun perubahan wajah Mike yang ia harapkan tak terjadi. Laki-laki itu masih memasang wajah datar seperti tadi.
"Mau saran dariku, Sir? Sebaiknya kau melatih wajahmu tersenyum di depan cermin! Jadi wajahmu bisa menampilkan ekspresi lain selain wajah datar seperti itu! Seperti ini ...." Amy memberi contoh dengan tersenyum lebar hingga dua lesung pipinya terlihat jelas, lalu ia menggamit lengan Reggie yang terkikik geli dan menariknya kembali menuju pintu keluar ke arah taman.
Mike diam terpaku mendengar saran dari gadis kecil itu, lalu tiba-tiba ia terkekeh.
"Apa-apaan ... gadis kecil bermulut tajam," rutuknya geli sambil kembali melangkah menuju ruangan tempat Derek telah menunggunya untuk membahas pekerjaan mereka.
Sesampai di taman dua gadis itu duduk di bangku panjang . Taman mawar di depan mereka menyuguhkan bunga-bunga mawar yang tengah mekar dengan cantik.
"Mamma begitu suka menanam mawar. Taman di mansion kita tidak berbeda jauh dengan taman ini. Hanya disini versinya lebih kecil."
Reggie mengedarkan pandangannya dan menyadari ucapan Amy benar.
"Kau benar. Apakah ini juga hasil karya ibumu?"
Amy mengangguk. "Ya ... menurut Derek, mansion ini adalah tempat ibuku dibesarkan setelah ia diadopsi dari panti asuhan. Ibuku yang mendesain dan menata taman ini. Kau tahu ... Mamma ternyata adalah putri angkat dari keluarga Langton. Ia memutuskan hubungan keluarganya karena menikah dengan ayahku yang merupakan musuh keluarga Langton." Amy memandang langit sambil menerawang.
Reggie diam saja. Ia sudah tahu seluruh cerita itu dari Mother Greta, ibu Amy. Mereka merahasiakannya dari Amy. Orang tua Amy merasa semakin sedikit yang gadis itu ketahui akan semakin baik untuknya.
"Erland ayah Derek merupakan kakak angkat Mamma yang tertua, lalu Jonathan ayah Jack yang kedua. Derek mengatakan kalau ayahnya Erland sangat mencintai Mamma. Tapi Mamma mencintainya hanya sebagai seorang saudara. Mamma hanya mencintai ayah ...." Amy masih menerawang, beberapa saat kemudian ia tersadar jika Reggie tidak terkejut ataupun menangapi ucapannya.
"Kau diam saja, Reggie. Apa kau sebenarnya sudah tahu cerita ini?" Amy mengernyit memandang Reggie dengan curiga.
Reggie menggeleng pelan. Menampilkan wajah meyakinkan sebelum berucap.
"Tidak. Aku hanya tidak tahu harus mengatakan apa padamu setelah mengetahui hal ini. Karenanya aku diam saja."
Amy tersenyum. "Aku juga merasakan hal yang sama. Mamma jatuh cinta pada musuh bebuyutan keluarganya dan ia memilih untuk pergi dari keluarga ini karena pasti tidak akan disetujui. Banyak sekali rahasia yang tidak kuketahui, Reggie."
Ya, kau benar. Lebih dari yang kau bayangkan, Nona.
Reggie menjawab di dalam hatinya. Rahasia hidupnya sendiri sudah seperti pintu berkarat yang tidak dapat dibuka. Ia terpaksa memendamnya sendirian.
"Pria tadi ... Mike ... bukankah ia yang ikut membereskan kekacauan di mansion keluarga kita saat itu?" Amy tiba-tiba mengalihkan pembicaraan ketika teringat pada Mike yang tadi ia tabrak.
"Benar. Dia tangan kanan Derek Langton. Kudengar sebelumnya dia adalah orang kepercayaan Erland Langton sebelum Derek memegang kekuasaan keluarga itu."
"Ketika Derek memindahkan aku kesini, apakah dia yang ditugaskan mengawasimu?" Amy bertanya menyelidik. Reggie tidak menunjukkan keheranannya atas pertanyaan itu, ia hanya menjawab dan melihat kemana arah pertanyaan nonanya itu.
"Benar. Dia mengurungku di mansion utama keluarga Langton. Tentu saja di sana banyak penjaga yang mengawasi dan pelayan yang siap melihat apapun yang kita kerjakan."
Amy mendekatkan wajahnya ke telinga Reggie. Ia berbisik pelan.
"Pria bertubuh besar itu terlihat gagah bukan?" Amy mengedip jahil pada Reggie yang tiba-tiba merona mendengar bisikannya. Gadis itu menoleh ke arah Amy, tak bisa berkata-kata dengan wajah memerah malu.
"Ah ... kau mengakuinya. Lihatlah wajahmu." Amy terkekeh geli, ia menutup mulutnya menahan tawanya yang lepas.
"Wajahmu semerah tomat matang, Reggie." Amy kembali menggodanya. Membuat Reggie lalu menggelitikinya sampai gadis berambut coklat itu menggeliat, memohon agar Reggie berhenti.
"Oh ... hentikan. Aku mohon ... aku minta maaf. Aku tidak akan menggodamu lagi lain kali."
Reggie tersenyum puas mendengar kata-kata Amy, lalu keduanya tertawa lepas, kembali mengingat masa saat tawa mereka begitu sering terdengar di tiap sudut di Mansion Sky, rumah tempat mereka di besarkan.
Tanpa disadari oleh dua orang gadis itu, di atas kepala mereka, di balkon yang terhubung dengan ruang kerjanya, Derek tengah memandangi dua orang yang selamat dari pembantaian di keluarga Sky itu. Perasaannya gundah memikirkan alasan kenapa gadis berambut coklat dengan tawa berderai yang begitu cantik di bawah sana sampai melarikan diri lalu tersesat di dalam hutan. Sampai hari ini, saat gadis itu sudah kembali sehat, Derek tak juga mendapatkan penjelasan mengenai penyebab kenapa Amy berada di hutan. Gadis itu seperti tidak mempunyai keinginan menjelaskan semuanya pada Derek.
Mike yang berada di dalam ruangan memandangi punggung Derek yang berdiri di pinggir pagar pembatas balkon. Ia mendengar tawa lepas kedua gadis yang pasti sedang bercanda di bawah sana.
Sepertinya kau pun sudah tersihir oleh kecantikan gadis berambut coklat itu, Derek. Sama persis seperti ayahmu yang terpikat pada ibunya, mencintainya bahkan sampai ajal menjemput tanpa pernah bisa memilikinya ....
**********
Hai pembaca, bagi yang belum mengetahui kisah Derek dan Amy, ikuti kisahnya dalam " Passion of my Enemy" yah....💕💕💕
Vote 🏆, Like 👍, Koment💬 , Fav💖 , coin💰 , dan rating bintang5 ⭐⭐⭐⭐⭐seiklasnya untuk author ya pembaca semua, trimakasih....😉😉😍
Wholeheartedly💖💖From me
---- DIANAZ ----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Ney maniez
😲
2023-02-16
0
Fay
lanjut thor
2022-10-04
0
🌛Dee🌜
🙂m
2021-11-08
1